"TEH TARIK TIGEEE!"
Afrelea Freyalara. Gadis itu terperanjat kaget serta reflek membanting hp nya hingga mati total. Lea tidak peduli dengan keadaan hp nya sekarang, karena terlanjur kesal dengan alarm yang sudah di stel di hp nya tersebut. Lea bergegas ke kamar mandi dan membersihkan tubuh nya yang lengket dikarenakan keringat olahraga tadi malam. Lea memang terbiasa olahraga malam, karena dia terkadang tidak ada waktu untuk olahraga pagi karena selalu ada rapat mendadak di kantor nya.
Selepas selesai mandi ia segera memakai pakaian formal nya dengan rambut kuncir kuda dibelakang, ia juga tidak lupa memoleskan wajah nya sedikit dengan makeup agar terlihat lebih segar. Lea segera turun ke bawah dan menyantap sarapan nya yang telah dihidangkan oleh art di rumah nya. Mengapa dia tidak serumah dengan orang tua nya? ya karena ia ingin mandiri bahwa ia bisa berdiri tangguh sendiri tanpa bantuan orang tua nya.
"Bi, lea pamit ya, assalamualaikum." Gadis itu pamit kepada bi ijah, art dirumah nya. "Iya non! Hati-hati di jalan ya!" Sahut bi ijah dengan sedikit berteriak.
"Baiklah terima kasih atas kerjasama nya Pak Irwan dan Pak dandi, jika saya berubah pikiran, saya akan menghubungi kalian segera dengan apa keputusan yang kita bicarakan tadi." gadis itu tersenyum tipis kepada rekan bisnis nya sambil bejabat tangan kepada mereka satu persatu.
Rapat pagi berakhir pada pukul 09.30, masih ada waktu untuk dirinya beristirahat sejenak. Ia menatap nanar bingkai foto kecil dihadapan nya sambil tersenyum sendu ke arah foto yang berisikan anak perempuan dan laki-laki sambil memberi bunga kepadanya.
Ya, anak itu adalah abang nya sendiri, orang yang paling ia sayangi melebihi dia menyayangi dirinya sendiri, tetapi apa boleh buat kalau Tuhan ternyata lebih sayang kepada abangnya itu. Lea sekarang hanyalah anak tunggal, dia tidak ada kakak maupun adik, dia sangat kesepian dirumahnya karena tidak ada teman ngobrol, maka dari itu Lea pindah ke apartemen dekat taman kota yang ia tinggalinya sekarang, karena jika Lea merasa kesepian dia bisa langsung berinteraksi kepada anak-anak yang sedang bermain di taman.
16.20 adalah waktunya para karyawan pulang, Sedangkan Lea masih sibuk di ruang singgah sananya, Lea mengalihkan pandangannya ke arah tangannya untuk melihat jam yang sekarang menunjukkan pukul 17.00, Lea sengaja pulang lebih lambat karena ia ingin mampir ke supermarket untuk belanja mingguan nya.
Dug
Seorang laki-laki yang masih menggunakan seragam SMA itu hampir tersandung ke depan, tetapi di tahan lebih dulu dengan lea yang reflek memeluk pinggang laki-laki itu agar tidak terjatuh.
Laki-laki tersebut menatap horor tangan yang masih berada di pinggang nya. "Bangsat! Iya tau gua emang ganteng, tapi tangan nya di jaga dong... Jangan modus gitu." Keluh laki-laki itu dengan kesal, dan ya langsung saja Lea melepas tangan nya dan menjauhkan dirinya dari laki-laki tersebut.
"Percaya diri sekali kamu. Makanya kamu tuh kalau jalan liat-liat ke depan, jangan malah lari-larian hadap ke bawah terus ga liat ada barang di depannya atau engga, sudah besar juga masih aja lari-larian kaya anak kecil." Imbuh Lea yang tak terima di tuduh yang aneh-aneh. 'lucu' satu kata dari batin Lea.
"Ya emang kenapa sih, ribet banget lo sumpah, suka-suka gua napa dah ah elah. Yauda sini gua minta maaf, maaf yaa nder dan terimakasih sudah mau nolongin." Tiba-tiba tangannya di tarik untuk berjabat tangan dengan laki-laki di depannya ini, Lea pun masih bingung ditempatnya, setelah itu ia tersenyum tipis.
"Lucu." Gumam Lea yang samar-samar di dengar oleh laki-laki di depannya tersebut. "Ah baiklah, sama-sama dan lain kali jangan lari-lari apa lagi di tempat yang seperti ini."
Telinga laki-laki tersebut reflek memerah. 'Oh ya Tuhann aku dengar ituuu, ah yang bener... tapi, semoga saja aku salah dengar dengan ucapannya barusan.' Ucapnya dalam hati. "Ah iya kak, ngga lain kali ga lagi." tetapi mata nya masih mengarah ke arah lain, karena dirinya tidak berani eyecontact dengan wanita di depannya ini.
Lea menganggukkan kepalanya dan mengalihkan pandangannya ke tangan besar yang masih tetap berjabat dengan tangannya. Lalu laki-laki itu menyadari tangannya yang masih berjabat dengan perempuan dihadapan nya tersebut.
"E-eh aduh maaf gua lupa. Gua pamit dulu ya hahaha, terimakasih." Laki-laki itu segera melepaskan jabatan di tangannya lalu ia segera pamit pergi dengan badan yang sedikit di bungkuk kan dari hadapan wanita tersebut.
'Bagaimana bisa penampilan nya seperti anak tawuran, tetapi attitude nya tetap terjaga? Oh ya Tuhann, bukankah dia sangat manis?' bibirnya seketika tersungging ke atas dan menatap anak laki-laki itu keluar dari area minimal tersebut.
Belanja nya sudah terpenuhi, giliran Lea untuk maju ke arah kasir untuk membayar semua barang belanjaan nya.
"Maaf kak, bawa tas buat belanjaan nya atau tidak? Jika tidak, kakak nya bisa membeli dengan harga 5.000 rupiah." Tanya kasir itu dengan sopan. Lea memeriksa tas nya dan tidak menemukan tas belanjaan yang biasanya ia selipkan di tasnya.
"Ah ternyata saya lupa bawa, kalau begitu saya beli aja mba." Ucap Lea dengan sopan kepada mba-mba kasir yang menawarkan nya tersebut.
"Baik kak, kalau gitu total nya Rp.1.500,000. sekalian 2 tas belanjaan nya ya kak. Mau cash apa pakai kartu kak?" Tanya kasir itu kembali dengan senyum ramah yang masih terpantri.
Lea langsung memberi kartu yang berada di genggaman tadi kepada mba-mba kasir nya, lalu kasirnya tersebut memberi EDC nya ke Lea untuk memasukkan pin tersebut dan Lea segera mengetik pin nya lalu memberikan nya kembali ke mba-mba kasir nya.
"Ini dia kak kartunya, terimakasih sudah melakukan pembayaran dan terimakasih sudah berbelanja." Ucap kasir tersebut sambil menyodorkan kembali kartu Lea tadi setelah melakukan pembayaran.
"Sama-sama." Lea menganggukkan kepala nya dengan sopan dan segera pergi dari minimarket tersebut untuk kembali ke apartemen nya.
Tbc ^^
28/6/22/09.32
———Laki-laki itu jatuh tersungkur ke depan karena tidak sengaja terdorong oleh gerombolan anak kecil yang berlarian di area taman tersebut.
'Ah lutut ku luka, AAAA MAMAAA TOLONG IANN' batin nya berteriak seperti ingin menangis. Satu persatu air mata berlomba-lomba turun satu persatu dan pandangan nya memburam karena dia menangis.
'Sial, kenapa aku bisa nangis.' laki-laki itu segera menghapus air mata nya dengan kasar dan setelah air matanya hilang dia melihat dimana ice creame nya yang tadi terjatuh dan bahkan sekarang sudah tak berbentuk.
———
HALOO MANIEZZ ^^
Btw ini cerita pertama aku, sooo.. maaf yaa kalau penyusunan kalimat nya masih amatir dan kurang srek di kalian.
Dan tolong bantu vote dan komen yaa, kasih aja semangat komen buat bertahan hidup heheheh, sekali lagi terimakasih karena sudah mau mampir ><
KAMU SEDANG MEMBACA
BEARVEN [on going]
General Fiction⁉️ lagi di revisi lea si penyuka brondong dan driver ojol yang muda-muda. 📌lapak gxb/bxg Note. maaf bila ada kalimat yang sama dari cerita pertama yang saya buat ini, tapi dicerita ini adalah [hasil murni dari pikiran saya sendiri] terima kasih. st...