⚘𝐭𝐰𝐨

177 27 0
                                    

"Sakusa..."

"..."

"Kau tidak mau bertanya balik soal mimpiku?"

"..."

"Sakusa..."

"Apa?"

"Aku ingin jadi model."

"Model?"

"Yup, bukan hanya model biasa. Tapi bukan model biasa, aku ingin jadi super model yang wajahnya terpampang di cover majalah internasional dan membintangi runaways bergengsi di dunia."

"Begitu?"

"Ya, tunggu saja nanti. Saat kita bertemu, kau pasti akan tercengang."

"Semoga."

˚❀ ⋆。˚❃

"Otsukaresamadeshita!"

Selesai sudah serangkaian kegiatan shooting hari ini. Walau banyak kesulitan di tengah jalan, tapi untunglah berhasil di atasi. Para staf, kru, dan model menghela napas. Akhirnya mereka bisa meluruskan kaki.

Kepuasan tercermin dari seluruh orang yang terlibat dalam projek ini. Hampir semua, kecuali puan yang masih berdiri sambil menekuri lantai. Rasanya ia benar-benar gagal. Teriakan sutradara dan dengusan kecewa model lain masih berdenging nyaring di kepala.

Memalukan sekali.

"Otsukaresama!"

Seketika sang model mengangkat kepala. Agak terkejut melihat siapa yang mengatakannya. "Otsukaresama, Miya-san!"

Senyum sulung Miya terlihat begitu mempesona dibawah pantulan cahaya lampu. Tak heran banyak gadis yang terjerat dengan setter kebanggaan timnas satu ini. "[Name]-chan, bukan?"

"A-ah, iya." Jelita tersanjung, seorang bintang mengingat namanya. Namun detik berikutnya, ia kembali merasa buruk. Bisa jadi kesalahan yang ia buat lah yang menjadikannya memorable. Bukan sesuatu Yang patut dibanggakan. Sebaliknya, memalukan.

"Jangan terlalu dipikirkan," ucap Atsumu sembari menepuk pelan bahu lawan bicara. "Besok mohon bantuannya juga ya. Tolong jangan terlalu buat banyak kesalahan seperti hari ini. Kalau begitu, sampai jumpa."

Senyum lebar yang canggung terus ia pertahankan sampai punggung lebar Atsumu menghilang dari pandangannya. [Name] tidak jadi terpesona, atau tersanjung dengan Atsumu. Dasar menyebalkan.

Tapi kalau ditilik baik-baik, tidak ada salahnya juga untuk mengingatkan. Yah, memang satu-satunya yang harus disalahkan hanya skill-nya yang cupu.

Dengan lunglai ia berjalan menuju ruang rias. Lebih baik ia bergegas pulang dan mengistirahatkan tubuh, utamanya hati.

Gerakan tangan terhenti saat mendengar pembicaraan seru dari dalam ruangan. Mereka bahkan tidak memelankan suara sama sekali. Lucu. Saking lucunya [Name] sampai mendengus geli.

"Kalau saja [Surname] tidak membuat banyak kesalahan pasti sudah selesai dari tadi."

"Benar, aku jadi melewatkan drama favoritku."

"Drama yang itu ya? Padahal lagi seru-serunya..."

"Harusnya kan bukan dia yang jadi model untuk projek kali ini."

"Eh masa?"

"Ya, katanya model yang sebenarnya tiba-tiba jatuh sakit. Karena tidak ada waktu untuk mencari pengganti, mereka meminta pengganti ke agensi model tadi. Kebetulan semua model hebat mereka sudah memiliki jadwal, dan yang tersisa hanya [Surname]-san. Jadi begitu deh."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 21, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐒𝐚𝐤𝐮𝐬𝐚 𝐊𝐢𝐲𝐨𝐦𝐢 ❝Promise Dream❞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang