•2•

2K 286 70
                                    

  Venti POV

   'Sudah 2 Minggu aku tinggal disini dan kekuatanku tampak memudar dan menghilang, apakah ini artinya aku tidak bisa kembali ke dunia ku kembali? Hufttt tubuhku juga sering merasa lelah padahal kerjaanku cuman tiduran di rumah (name), seandainya aku bisa membantunya'

     "AKHHHH ini menyusahkan, lalu bagaimana keadaan rakyat ku di sana!?" Teriak venti tiba tiba sembari melemparkan buku di depanku.

     "Heyyy itu buku baru saja beli!!" (Name) pun langsung mengambil buku tersebut dan melihat keadaan buku itu.

    "Haaa~ Untung saja tidak rusak, Oi ven jgn main lempar aja dong!" Ucap (name) yang memarahiku.

    "Ehe~ maaf~" ucapku, "dan juga rakyat dan negerimu bakalan aman kok" ucapnya yang mulai membuka laptopnya.

    "Iya juga, tapi kekuatanku makin memudar yee~"ucapku sembari mengeluarkan angin di tanganku.

   "Bukan memudar sih, tapi udh hilang huftt"

   Venti POV end

   
    Ventipun melipat tanganya di meja dan melihat ke arah (name), Ventipun menyingkirkan rambut yang menghalangi pandangan muka (name).

    (Name) pun memegang tangan venti yang menyingkirkan rambutnya. "Jgn ganggu dasar pengamen" ucap (name) sembari mengcengkram tangan Venti lalu melepaskannya.

     "Haaa~ kenapa sih kau menyukai Morax? Kenapa tidak menyukai diriku?" Tanya Venti yang merenggangkan tubuhnya.

    "Karena dia keliatan lebih dewasa, sedangkan dirimu mirip bocah dan Kau mirip cewek, dulu saja aku mengiramu cewek loh" tukas (name) yang memilih karakter partynya.

    "Haaa~ (Name) jahat sekali!" Ucap Venti yang menggoyang kan pundak (name).

    "Aku akan berbaik hati semisalnya kau akan membelikan ku ayam geprek" ucap (name) sembari memberikan Uang 50.000 kepada Venti.

    "Baiklah!, Omong omong beli berapa?"

     "Beli 2, kau juga maukan?" Ucap (name). Ventipun mengiyakan.

============================

    Ventipun keluar rumah (name) dan mencari warung ayam yang di bilang olehnya. Dan sepertinya Venti sudah menjauh dari rumah (name) sekitar 2km "Oh ya aku harus membelinya dimana?"

    "Ah ha sepertinya aku tersesat" ucap Venti. "Sepertinya aku mencari sendiri sebelum hujan" tukas Venti melihat ke arah langit yang mulai mengelap.

    Ventipun mencari warung ayam dari pagi sampai siang, dan hujan pun mulai turun. "Haa akhirnya dapat juga, tapi... Bagaimana caranya ku pulang?"

    Sedangkan (name) di rumah, "itu si venti lama banget, mana sudah hujan" Ucap (name) sambil menutup laptopnya. (Name) pun membuat Teh untuk dirinya.



    'tok tok!!'

     " Ini pasti Venti" ucap (name), lalu berjalan membuka Pintu. (Name) melihat Tubuh Venti yg basah.

     ". . . Ok Thanks Ven" Ucap (name) sembari merampas Bungkusan ayam yang dia pesan.
"Heum ya ya, aku ke kamar dulu" ucapnya.

     (Name) pun berjalan ke dapur dan membuka Ayamnya dan memakannya dengan lahap. "Heumm Agaknya Venti belinya dimana?" Ucap (name).

============================

    Venti POV

    'hatchimm'

    Akupun berbaring di kasur, setelah mandi "haaa di-dingin" Aku menarik selimut di bawahku. Aku tidak peduli dengan rambut ku yang belum aku sisir.

    'hujan hujanan demi beli ayam penyet (name)'

Venti POV end


     (Name) pun mencuci piring bekas makannya. "Itu si barsitobas kenapa belum muncul dari tadi?" Ucap (name) yang berjalan ke kamarnya sambil membawakan 2 gelas teh.

    "Oi Ven, katanya kau mau mak-"

   (Name) melihat Venti dengan mata yang berair dan muka yang memerah. "Ahhh Ma-maaf  karenaku membuatmu jadi gini" Ucap (Name) yang meletakan Teh di meja dan berlari ke kasur Venti.

    (Name) pun mengchek suhu Venti. "Mayan panas, Tumben saja archon sepertimu sakit" Ucap (name). Venti hanya tetap diam, sepertinya dia Turu.

   (Name) pun membangun Venti, "oi Ven mau makan g?" Tanya (name). "G" jawabnya.

   'mirip cewek..."

   "Makan aja dulu, tunggu aku mengambil makanan di dapur" Ucap (Name) lalu berjalan ke dapur.

    Saat di dapur (Name) pun mengambil nasi dan Ayam yang di pisahkan cabenya. Dan membawa segelas Air lalu kembali ke kamar.

    "Oi Ven, bangun makan" Ucap (Name) yang menyentuh kaki Venti. "G-ga"

   "Dikit saja" ucap (name), "kalau kau mau makan nanti ku berikan apapun" ucap (name) mengaduk nasi yang di haluskan.

    Ventipun bangun, (name) pun membantunya untuk duduk. (Name) langsung menyuapkan makanan ke Venti.

    Pada suapan ke 5, Sepertinya Venti tidak mau lagi. "Haa sekarang minum ini" ucap (name) yang memberikan Tablet.

    Venti tampak bergidik ngeri. "I-itu racun?" Tanyanya. (Name) pun menatapnya dengan muka datar. "Ya ini racun, YA BUKANLAH ya kali aku mau bunuh archon terimut" Tukas (name).

     "Omong omong kau bisa nelannya?" Tanya (Name) yang menumbukkan obat itu . "Kyknya bisa" Jawab (Venti). "Sepertinya udh ku hancurkan."

    Ventipun meminum obat itu. Venti sedikit kaget. "Jgn muntahkan" Tegas (Name) memberikan air kpd Venti.

============================

    "Sekarang istirahatlah" Tegas (name) yang menutup jendela kamar karena sudah malam. "Temanin"

    "Tidak, Aku Punya tugas yg harus ku kerjakan" Ucap (name) membersihkan meja.

    "A-ayolah" rengek Venti yang panas memegang tangan (name), "haa baiklah, aku mengambil laptop dulu" Ucap (name) keluar kamar.

    'bocah itu mulai kumat lagi'

     (Name) pun masuk kembali kekamar dan melihat Venti yang kembali tertidur. (Name) pun naik ke kasur dan duduk di samping Venti yang tertidur. (Name) langsung membuka laptopnya.


      Jam sudah menunjukan jam 22:36, (name) pun menutup laptopnya dan meletakan di meja, dan mengambil bantal dan meletakan di bawah.

     Ventipun menarik tangan (name), "tidur saja di sini" ucap Venti. (Name) pun menurut perkataannya.

    Ventipun mendekapku, "ven rambutmu.. Ven?"

    "Oh sudah tidur.."

============================



    Malam Minggu update ehe~

•real?• (Venti×Reader) -end-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang