Apakah Ini Takdir?
Dering alarm menyapu keheningan sepertiga malam yang sunyi. Dengan cepat satu tangan menekan tombol off pada layar handphone berharap penghuni rumah kontakan dengan tujuh kamar yang lain tidak terganggu. Biasanya Delisa tidur bersama teman sekamarnya, namun karena minggu ini liburan semester beberapa teman kontrakannya pulang kampung termasuk teman sekamarnya dan hanya menyisakan beberapa orang yang berbeda kamar dengan Delisa.
Kenapa Delisa tidak pulang?
Karena Delisa harus mempersiapkan bahan seminar hasil penelitiannya.
Delisa duduk lalu berdiri dan pergi kebelakang mengambil wudhu' dan setelahnya melakukan shalat tahajjud.
Dalam do'anya Delisa berharap Tuhan memberikan yang terbaik untuknya dan seperti do'a orang-orang umumnya.
Dimalam harinya, Delisa masih bergelut dengan laptop dengan skrip yang penuh dengan kata-kata. Tak lama handphone Delisa berering. Bukan......bukan karena ada yang menelpon, melainkan sebuah pesan masuk di aplikasi bewarna hijau dengan simbol telepon bergaris putih. Delisa melebarkan mata tak percaya, jantungnya mulai berdetak dengan kecang padahal ia tak habis belari. Bibirnya dengan otomatis melengkung menampakkan senyum bahagia, bagaimana tidak?! Apa yang ia tunggu akhirnya muncul.
......
"Assalamualaikum wr.wb"
Saya
"Waalaikumsalam Andre"
Ya!
Orang yang akhir-akhir ini berada dalam benaknya tiba-tiba muncul.
Mungkinkah tuhan mengabulkan do'a nya akhir-akhir ini?
Apakah ini takdir?
Mengingat takdir, Delisa teringat pada bulan September lalu dia harus mengikuti Kegiatan Kuliah Kerja Nyata. Delisa mendapatkan gelombang ketiga karena kesibukan penelitiannya sebelumnya. KKN yang seharusnya dilakukan ditempat yang kurang berkembang dan terisolir, namun kali ini dilakukan di kelurahan yang berada di Kota tempat Delisa kuliah.
Lantas,Dimana takdirnya?
Delisa mendapatkan kelurahan tempat Andre tinggal, lebih tepatnya tak jauh dari kost Andre. Delisa dan Andre kuliah dikampus yang berbeda, sehingga jarang bertemu. Dimasa KKN nya Delisa hanya sekali bertemu dengan Andre, itu tejadi ketika Delisa memberikan jeruk untuk Andre sebagai buah tangan. Andre pernah sekali mengajak Delisa pergi makan, namun hal itu tidak jadi, karna Delisa berdua dengan teman sejurusannya. Hal itu membuat Andre malu dan Delisa juga tidak nyaman. Andre terkenal dengan orang yang malu berinteraksi dengan lawan jenis. Bagaimana tidak?! Andre lulusan pondok pesantren, berbeda dengan Delisa yang hanya lulusan dari Sekolah Menengah Atas (SMA).
Andre
"Apa kabar?"
Saya
"Alhamdulillah
Andre gimana?"
Andre
"Alhamdulillah"
Andre sent a photo
Saya
"Foto apa?"
Andre
"PKL ^-^"
Mata Delisa membulat sempurna! Bagaiamana tidak! Andre megirimkan ia foto kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang tanpa ia minta. Bagaiamana Delisa tidak terbawa perasaan jika sikap Andre yang begitu membuat Delisa merasa teristimewakan.
Andre
"Btw....minggu lalu sakit ya?"
Saya
"mmm...demam aja
siapa yang kasih tau?"
Andre
"Biasa...Ayu"
Delisa sudah menduga, Ayu yang memberitahu Andre...
Mengenai Ayu, dia sahabat Delisa dari kampus yang berbeda. Namun Andre, Delisa dan Ayu masih memiliki komunikasi yang baik walaupun sudah berbeda kampus. Mereka sudah kenal semenjak duduk di bangku SMP, lebih tepatnya Madrasah Tsanawiyah. Ayu dan Andre melanjutkan ke Pondok pesantren yang sama, hal ini membuat Delisa merasa sedih dan agak berkecil hati. Bukan hanya karna beda sekolah, namun karena kedekatan Ayu dan Andre. Mereka dari Madrasah Tsanawiyah 2 tahun sekelas, ditambah 3 tahun satu SMA tanpa Delisa dan sama-sama penghafal Al-qur'an. Bukankah mereka sangat cocok?
Minggu lalu Ayu mengajak Delisa Hang Out bareng, namun Delisa tidak bisa meng-iyakan ajakan Ayu karna sakit. Maklum saja, mahasiswa tahun akhir memang harus bekerja ekstra, ditambah Delisa yang mengidap penyakit tipes,, kelelahan sedikit langsung sakit.
Delisa tidak tau lagi mau membalas apa hingga akhirnya satu pesan masuk:
Andre
"Maaf ya, Andre gak bisa membezuk, karna lagi di kota lain"
Saya
"Haha..gakpapa
Ngapain minta maaf... kan bukan siapa-siapa?!"
Ultimatum dari Delisa buat Andre yang terus saja bersikap seolah-olah mengistimewakan namun tidak memberikan kepastian. Delisa yang sudah terlanjur terbawa perasaan sementara Andre yang tidak memberikan kepastian. Delisa juga tidak berniat pacaran, tapi setidaknya Andre memberikan Delisa kepastian agar tidak berlarut-larut dalam dunia yang penuh harapan. Jujur Delisa sangat tertutup dengan laki-laki lain, namun entah kenapa dengan Andre rasa nyaman muncul di hati Delisa.
Beginilah akhir dariperbincangan singkat antara Delisa dan Andre, keduanya larut dalam pikranmasing-masing. Delisa yang terus berharap dan Andre yang tidak pasti.
Hai Guys!
Cerita ini masih membutuhkan kritik dan saran...
Terimakasih telah membaca
Cerita akan di update tiap malam minggu dengan 2 fragmen ya....
Yakin deh, kalau baca sampai END bakalan terharu...hehe
#menunggubersamawaktu
#MBW
YOU ARE READING
Menunggu Bersama Waktu
Teen Fiction"Menunggumu hingga menjadi milikku sama dengan putaran waktu yang tidak berujung" Delisa yang masih setia dengan harapan memiliki Andre yang ia kenal dari bangku Sekolah Menengah Pertama. Keduanya saling mengistimewakan, namun tidak ada kepastian hi...