Degg
----------
Setelah Lutfan mengatakan itu Abizar langsung mematikan panggilannya terlebih dahulu, Lutfan yakin jika Abizar akan datang menemui Narachia. Sebenarnya mereka sudah memiliki kode tersendiri, seperti tadi jika salah satu dari mereka memanggil Chia dengan nama Narachia maka gadis itu dalam masalah. Dan tadi juga sudah di perjelas oleh Lutfan jika mereka tengah berada di jembatan martabak kang ujang.
“ Fan lo yakin gue bisa bahagia setelah ini “Lutfan yang mendengar itu langsung menoleh dan melontarkan senyuman berserta dengan anggukan nya. Dia percaya pada Nara jika dia sendiri yang bisa membuat itu terjadi. Sama dengan Nara, Lutfan juga tidak percaya jika dunia bisa membuat Nara bahagia setelah ini.
“ Jangan pernah beharap sama dunia, tapi gue percaya kalo lo bisa lewatin ini semua lo punya gue punya Abizar “
Nara hanya mengangguk mendengar ucapan Lutfan. Ia tidak menghiraukan Lutfan yang tengah menatapnya, Nara fokus ke arah depan yang masih gelap gulita. Tidak tahu sudah berapa lama mereka berada disana.
Sudah terhitung sepuluh menit yang lalu Abizar datang dengan membawakan mereka makanan ringan dan juga minumannya.
“ Chia jalan aja yuk kita keliling keliling kota, jernihin pikiran lo dulu nanti kita ketemu sama ummi biar beliau bisa meluk lo
selayaknya ibu “Narachia tersenyum mendengar perkataan dari Abizar. Mereka berdua saudara jadi tidak heran jika Nara dekat sekali dengan ummi Abizar dan Lutfan.
Menikmati angin malam di atas motor bersama orang yang menyayangi kita adalah hal ter indah bagi Nara. Dia memutuskan menaiki motor vario bersama Abizar. Nara kurang suka jika di bonceng dengan motor ninja.
Melewati beberapa gedung gedung tinggi yang menjulang ke atas.Gedung gedung itu nampak gelap gulita, bagaimana tidak mereka berkendara mengelilingi kota jam satu dini hari.
Tidak jarang pula Nara berpikiran untuk loncat dari salah satu rooftop gedung itu. Itu termasuk percobaan nya yang ke empat sebelum Abizar dan Lutfan meninggal kan Indonesia. Ketika tidak ada keduanya Nara masih sering melukai dirinya sendiri atau bisa dikatakan self harm.Mereka tersenyum senang ketika melihat Nara bahagia, membuat gadis itu bahagia sederhana tapi mengapa dunia lebih memilih untuk melihat dia sengsara dari pada bahagia?.
Tidak ingin berlama lama diluar dengan keadaan Nara yang tidak memakai jaket tebal, Nara hanya menggunakan kardigan berwarna coklat susu. Mereka memutuskan untuk membawa Nara kerumah mereka saja, ummi mereka pasti senang dengan ke hadiran Nara gadis yang di anggap anak Puteri satu satunya oleh ummi mereka.
Rumah Abizar dan Lutfan tidak jauh berbeda dengan rumah yang Nara miliki. Keluarga mereka lebih dari kata berkecukupan, cabang perusahaan ayah mereka sudah berada di mana mana jadi tidak usah diragukan lagi sebanyak apa kekayaan mereka.
Rumah ini juga telah menyiapkan kamar untuk Nara, tidak jarang juga Nara sering berkunjung ketika mereka berada di luar negeri. Nara memasuki kamar itu, wangi has kamar ini mulai meruak di indra penciuman mereka.
“ maaf non kamar nya belum sempat bibi bersihkan “
Nara hanya terseyum mendengarnya. Kamar ini tidak terlalu luas dan juga tidak terlalu sempit, ia tidak suka dengar kamar yang terlalu besar maka dari itu ayah mereka membuatkan dekorasi kamar seminimalis mungkin.
Nara mulai merebahkan dirinya di atas kasur, jujur saja dirinya merasa rindu ketika melihat foto keluarganya tersusun rapi di atas meja belajar nya. Foto itu ia ambil di rumah kedua orang tuanya, Lutfan memberi saran agar foto itu di biarkan saja. Tidak ada yang tau jika Nara melihat foto itu dirinya tidak akan kambuh?.
Masih berusaha untuk memejamkan matanya, entah kenapa matanya enggan untuk menutup.Dirinya sudah terlalu lelah, lelah dengan semuanya. Jika boleh ia akan menghilang sekarang, tapi Nara tau ini bukan saatnya jika dia memaksakan pada akhirnya akan gagal.
Ketika Nara hendak terlelap, ada seseorang yang membuka pintu kamarnya. Awalnya Nara menghiraukannya karena dirinya merasa sudah tidak kuat menahan kantuk yang luar biasa.
“ Hai anak manis sudah lama sekali ummi tidak melihat mu, bagaimana kabarnya sehat, ummi harap kamu lebih baik kedepannya, mereka sudah cerita semuanya ke ummi “
ummi berkata seolah olah Nara belum tertidur, memang kenyataanya Nara belum terlelap sepenuhnya.
" Kamu tau diluar sana banyak sekali yang seperti mu tapi mereka mencoba untuk tetap kuat, mereka akan lebih sering tertawa untuk menutupi segala kesedihannya, tidak jarang dari mereka yang senang ketika orang lain senang "
" Chia sayang bertahanlah demi hal hal kecil yang kamu suka, seperti musik, makanan kesukaanmu, film, drama, atau bahkan hari keberuntungan mu dan ummi mohon untuk bertahanlah demi ummi, tidak usah pikirkan yang lain cukup diri mu saja yang kamu pikirkan biarlah hidup mereka urusan mereka dan hidupmu hidup ummi juga "
“ Jika kamu ingin pelukan datanglah ke ummi jangan sungkan sungkan bukankah ummi sudah menganggapmu sebagai anak ummi? “
Nara sudah tidak kuasa menahan air matanya, hanya ummilah yang bisa menenangkan dirinya. Pelukan ummi sangat nyaman ia merindukan pelukan itu. Nilam tidak pernah memeluk nya hanya Sekar dan ummi yang memeluk dirinya.
“ kemari sayang apa kamu tidak rindu pada ummi, ummi sudah pulang cepat loh untuk bertemu denganmu lagi “
Cukup sudah berpura pura tegar selama dua tahun terakhir, dirinya benar-benar sendiri. Ummi sekeluarga pindah negara, begitu juga dengan ayah dan ibundanya. Akhirnya ia mendapat kan pelukan itu kembali. Abizar, Lutfan dan ayahnya hanya bisa melihat dari jauh dengan terharu, interaksi mereka berdua sangat menyentuh.
“ sudah cukup kamu berjuang sendiri Chia, sekarang kamu tidak usah tinggal sendiri lagi, kamu tinggal dengan ummi saja bagaimana kamu mau kan? “
Tak kuasa menjawab, Nara hanya bisa mengangguk. Mereka semua bersyukur Nara mau menerima tawaran itu.
Mungkin saat inilah akhir kesedihan yang di alami oleh sosok gadis bernama NARACHIA. Selamat tinggal dunia kelam dan selamat datang dunia penuh keindahan.
---------------
HAII HAII HAIIII
Malam semuaaaa
Gimana? Baik? Syukur deh atau ada yang sakit? Cepet sembuh yaOiya nih lagi lagi aku bawak cerpen. Cerpen kali ini beda sama yang sebelumnya. Kalo yang sebelumnya tentang dua golongan yang berbeda dan sering bergaduh tapi yang ini dua manusia yang mempunyai kehidupan yang berbeda. Abizar dan Lutfan si anak beruntung dan Narachia anak yang hebat.
Mungkin itu aja, oiya untuk AU nya belum aku up juga dan akunya masih aku lock tapi kalo ada yang ingin membacanya aku pasti buka lock nya kok
Stay save semuaa
FIGHTING KALIAN YANG LAGI BERJUANG SEPERTI NARACHIA
Aku yakin kalian bisaaa
Dadaaaa malam semuaaa^^
KAMU SEDANG MEMBACA
EpipHany
Teen FictionBukan kehidupan jika tidak ada masalah. Dunia bukan tempat untuk menyerah, akhirat lah tempat untuk berkeluh kesah. Berlomba lomba lah di dunia dan dapatkan imbalannya kelak. Ke terputus asahan memang perlu tapi bangkit dari keterpurukan juga harus...