"Hahhhhhh"
Suara helaan nafas terdengar dari mulut seseorang yang melihat kearah jendela kelas, di melihat ke sebuah bunga yang tumbuh dengan subur seolah bunga itu di jaga dan di rawat dengan hati-hati.
"Enaknya jadi bunga.....pasti dia dirawat dengan hati-hati, hemm... Bagaimana jika aku jadi bunga ya pasti menyenangkan bukan hanya rupanya yang enak di lihat wanginya juga menenangkan, hee~irinyaa~"
"Hana..... "
"........"
"Hana Caroline Zidya. "
"...... "
"Apa yang kau lihat dan perhatikan, apakah ada yang lebih menarik dari pelajaran saya sehingga kau tidak memperhatikan pelajaran saya"
"Hemmm?!. "
"Hahhh.....Hana Caroline zidya saya bilang apa yang kau perhatikan lebih menarik dari pelajaran saya."
"Bapak minta jawaban yang jujur atau bohong. "
"Jawab saja. "
"Hemmm...... Saya berpikir jika saya jadi bunga apa saya akan di rawat dengan kehati hatian atau gimana. "
"Hah??! "
"Saya iri dengan bunga saya penasaran bagai mana rasanya jadi bunga. "
"Hahh...... Sangat tidak masuk akal dan hana nama mu itu memiliki arti bunga juga bukan??. "
"Entahlah saya tidak peduli dan mungkin?, tapi sepertinya nama saya terlalu mewah ya?!. "
"Sudah hentikan omong kosong ini fokus ke pelajaran saya. "
"Anda tau bukan pak saya sudah menyelesaikan semua pelajaran sma saya sudah mempelajari semua pelajaran yang ada saya sampai bosan"
"Saya tau setidaknya hargai saya sebagai gurumu."
"Hahh..... Bapak sangat merepotkan ya,untuk apa saya menghargai seseorang saat seseorang itu tidak menghargai saya."
"..... "
Terdiam guru itu terdiam dia tau apa yang di maksud dari ucapan muridnya yang satu ini.
"Kenapa anda diam?? Dan kenapa kalian diam salahkah aku berbicara atau harus ku ceritakan semuanya lagi~"
"..... "
Diam semua orang langsung diam tak berkutik saat kata-kata menusuk keluar dari bibir sang pembicara, bahkan ruang kelas yang memang sejak awal sunyi kini menjadi tambah sunyi seakan-akan tidak ada penghuninya yang nyatanya sebaliknya.
"Hee~..... Kenapa kalian diam, bisu kah!?... Oh....dasar mulutku maaf ya~,mulutku memang tidak bisa di kontrol terlalu blak-blakan habis itu kenyataan sih"
"Sudah hana"guru itu kembali bersuara untuk memecah keheningan yang terjadi.
" Hee... Kenapa kan seru melihat sekelompok orang MUNAFIK, PENGHIANAT, TUKANG BULLY, PENYEBAR RUMOR, dan ORANG YANG TIDAK MENGHARGAI itu diam bukankah seru."
"Cukup hana saya mohon untuk kali ini saja."
"Hemmm... Kenapa saya harus menuruti anda?!."
"Cukup kau keerlaluan."
"Hee... Siapa ini yang berbicara ohh... Ayla pratama si cantik yang terkenal polos dan baik hati, "
"Apa maksud mu hana."
"Kenapa!?!."
"Kau sudah keterlaluan, bagai mana kau bisa begitu kejam pada gurumu sendiri?. "
"Ha!!."
KAMU SEDANG MEMBACA
why?
Teen Fictionkenapa? itu yang selalu 'dia' pikirkan. "kenapa? kenapa baru sekarang?? kenapa bukan dari dulu? kenapa harus sekarang? kenapa? kenapa?! aku sudah lelah maaf, mungkin hatiku sudah beku aku sudah tidak merasakan apa apa lagi, kenapa? ini harus terjad...