"kau...aku...kita ini sama."
Ji Won terbangun dengan keterkejutan dan segera mengisi paru-parunya dengan oksigen yang sesaat sebelum dirinya terbangun, ia merasa seseorang mencekik lehernya sehingga ia tidak bisa bernafas. Kamarnya masih terlalu gelap untuknya bisa melihat jam yang bertengger di atas pintu kamarnya. Ia tidak bisa menangkap objek apapun kecuali secercah cahaya yang masuk melalui ventilasi udara. Akhirnya Ji Won meraih ponselnya, mendapati saat ini masih pukul 3.00 dini hari. Benar-benar membuatnya kesal mengingat ia baru bisa tidur 2 jam yang lalu.
Ia segera menyingkirkan selimut dari tubuhnya, beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi yang ada di sebelah kamarnya. Ji Won menatap pantulan wajahnya di cermin, memperhatikan dengan seksama. Ia tidak mengerti kenapa setiap kali ia melihat dirinya sendiri, ia merasa asing. Bukan seperti bentuk mata atau hidung yang berbeda tapi ia merasa wanita yang saat ini berada di depannya bukanlah dirinya. Ia kemudian segera menenggelamkan wajahnya ke dalam air di washtafel sebelum pikirannya berlarian terlalu jauh dan kembali ke kamarnya, berharap ia akan bisa memejamkan matanya lagi.
Ji Won baru saja akan masuk ke kamarnya, tetapi ia mengurungkan niatnya ketika mendengar seseorang baru saja masuk ke dalam rumah. Ia melihat ke bawah untuk memeriksa. Seorang pemuda yang mengenakan seragam SMA Kyung Hi itu terlihat berantakan dengan sedikit luka di wajahnya.
"Apa ini ? Memberontak ?" Tanya Ji Won berdecih.
Pemuda itu tidak menjawab, bahkan dia sama sekali tidak menatap lawan bicaranya.
"Ya, Kim Young Hoon..." panggil Ji Won.
"Kau kira, orang-orang akan peduli ?" lanjut Ji Won.
Young Hoon mendongak namun ia sudah tidak melihat Ji Won di atas. Jujur ia sedikit memikirkan ucapan Ji Won tapi ia benar-benar tidak ingin peduli lagi. Ia baru saja memasuki kamarnya bahkan pintunya belum sepenuhnya tertutup ketika Ji Won datang menahan pintu kamarnya hanya untuk melemparkan kotak obat padanya. Ji Won tidak mengatakan apapun dan pergi begitu saja.
♥♥♥
Tepat pukul 6.00 pagi Ji Won sudah sangat rapi dengan setelan blazer hitam dengan celana panjang berwarna senada. Ia segera menuruni anak tangga menuju meja makan untuk sarapan bersama keluarganya.
"Kau terlambat 6 menit." Ucap Lee Il Hwa, ibunya.
Ji Won menghentikan langkahnya. Semua orang sudah ada di meja makan kecuali dirinya. Benar, dia memang terlambat.
"Maafkan aku." Ji Won menundukkan kepala kemudian segera menarik kursinya dan duduk di samping Young Hoon. Ia menoleh ke arah Young Hoon. Jelas-jelas semalam ia melihat wajah adiknya itu terluka, tapi pagi ini ia sudah tidak melihatnya.
"Sepertinya mulai sekarang kau bisa lebih memperhatikan kebiasaanmu, Ji Won-ah." Tegas Kim Tae Woo, ayahnya.
Ji Won hanya terdiam. Ia sudah sangat mengerti arah pembicaraan ayahnya. Ibunya menatapnya, menunggu Ji Won menjawab ayahnya.
"Aku mengerti." Singkat Ji Won setelah menyadari maksud tatapan ibunya.
♥♥♥
Di sisi lain, seorang gadis semakin mengeratkan selimutnya ketika alarmnya berbunyi. Semakin lama semakin keras hingga suara ketukan pintu yang asal membuatnya mengeluh.
"YA CHO YI HYUN ! SEKARANG SUDAH PUKUL 7!"
Ia berdecak kesal karena ia tahu Ibunya pasti hanya menipunya. Mendadak cahaya dalam jumlah besar menyeruak masuk ke dalam kamarnya hingga membuatnya menyipitkan matanya.
"Kau pikir kau bisa bangun sesukamu setelah kau menikah besok ?" lanjut ibunya yang berlalu pergi dan dengan sengaja membiarkan pintu kamar putrinya itu terbuka lebar.
Yi Hyun mulai merengek saking kesalnya sampai-sampai rasanya ia ingin menangis saja karena ibunya yang tidak menutup pintu setelah selesai menyindirnya.
"EOMMA!!"
Akhirnya Yi Hyun dengan enggan beranjak dari tempat tidurnya untuk segera bersiap.
"Lihat wajahnya. Itu akan keriput." Sindir Ja Hyun yang kesal melihat wajah cemberut putrinya.
"Kau kira ibu mertuamu akan sebaik ibumu ini ? Aigo, kau tahu, dulu aku bahkan sudah menyiapkan sarapan untuk orangtuaku." Lanjut Cho Ja Hyun.
Yi Hyun memutar matanya dan berbalik menghadap ibunya.
"Eomma, eomma tidak perlu khawatir. Aku akan menikah dengan konglomerat, jadi aku tidak perlu menyiapkan ini dan itu." Balas Yi Hyun yang segera masuk ke kamar mandi sebelum ibunya kembali bicara.
"Anak ini benar-benar! YAA KAU PIKIR HIDUP ORANG KAYA ITU MUDAH!"
Yi Hyun menutup telinganya dan menghidupkan kran air agar tidak mendengar kekesalan ibunya.
♥♥♥
Tidak ada perbincangan selama perjalanan. Ji Won fokus membaca daftar nama perwakilan perusahaan yang hari ini akan ia temui. Young Hoon yang duduk di depan, di sebelah Lee Ahjussi juga terlihat sibuk dengan ponselnya.
"Nona, pagi tadi Nyonya Lee menyuruhku untuk mengantar nona ke Ilwon Grup."
Ji Won menghela nafas berat. Seharusnya ia sudah sadar ketika tiba-tiba ibunya meminta dirinya untuk menggantikan ibunya menghadiri rapat penandatanganan kontrak kerjasama alih-alih pergi ke kelas etika seperti yang biasanya Ji Won harus lakukan jika dirinya tidak disiplin atau melakukan hal yang buruk.
"Kita tidak perlu ke sana. Dan, ahjussi, berhenti memanggilku nona." Tegas Ji Won.
Lee Ahjussi menghentikan mobilnya di depan gerbang Kyung Hi. Tanpa sepatah kata pun Young Hoon turun begitu saja. Ji Won juga tidak terlalu peduli dengan sikap adiknya itu.
"Nona, apa benar tidak apa-apa kalau kita tidak pergi ke Ilwon Grup ?" tanya Lee Ahjussi yang mencemaskan bagaimana Nyonya Lee mungkin akan memarahi Ji Won.
"Oh. Aku akan mengurusnya." Jawab Ji Won.
Ji Won baru saja menutup mulutnya ketika ponselnya berbunyi. Sebuah panggilan masuk. Ji Won menatap nama yang muncul di layar ponselnya dengan lega.
"Baguslah, ini akan mudah." Lirih Ji Won yang masih terpaku pada nama penelfon.
.
.
.
.
terimakasih, tolong nantikan part selanjutnya reader-nim ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Someone's
General FictionApa benar perasaan tidak akan pernah salah menentukan rasa ? Rasanya, bahkan perasaan tidak bisa dipercaya.