"Yang lucu adalah, aku sakit hati oleh seseorang yang bahkan tidak aku miliki sama sekali."
****
Seorang cewek dengan seragam putih biru tua berpipi bulat dengan rambut panjang bergelombang berjalan menyusuri koridor sekolah. Tiba-tiba langkahnya berhenti karena melihat beberapa siswa siswi berlarian ke arah lapangan utama sekolah.Kening cewek itupun berkerut.
Lantas ia mengedikkan bahunya pelan, tak mau ikut campur. Cewek itu lebih memilih melangkahkan kakinya menuju kelas. Dan baru beberapa langkah ia berjalan, seorang siswi menabrak bahunya hingga cewek itupun tersungkur ke lantai.
"Aww," ringis nya pelan, seraya mengusap usap sikunya yang kesakitan.
"Aduh maaf ya Shen, gue gak sengaja serius," ucap seorang siswi yang bernama Nadia. "Sini biar gue bantuin." Nadia menggulurkan tangannya.
Shena mendongak menatap Nadia. "Iya gapapa santai aja," katanya. Lantas Shena langsung menerima uluran tangan Nadia. Cewek itu berdiri sembari meringis pelan, ia membenarkan rok nya yang kotor, menepuk-nepuk nya pelan.
"Sekali lagi sorry ya Shen, harusnya gue gak lari-larian kayak tadi," ujar Nadia dengan parau.
Shena terkekeh pelan. "Gue gapapa kok Nad, serius," kata Shena. "Emang lo lari-larian kenapa? Gue liat juga kayaknya anak-anak pada kelapangan. Bagi-bagi sembako gratis apa gimana dah?"
Nadia mendengus. "Sembako apaan, itu tadi katanya sih ada anak cewe nembak anak kelas lo di lapangan, makanya itu rame pada mau kelapangan," ujar Nadia.
Shena terkejut? Enggak sih biasa aja. Cuman ya kayak kalau masalah cewek nembak cowok emang udah biasa di jaman sekarang, masalahnya ini nembak nya di lapangan sekolah! Caper banget gak sih? Iya kalau diterima, kalau enggak kan malu!
"Shena." Nadia menepuk bahu Shena pelan, karena cewek itu hanya diam.
Menyadari itu Shena mengerjap pelan. "Hah?"
"Lo udah gapapa, 'kan?" tanya Nadia.
"Gapapa buset, gue gapapa kali orang cuman jatoh gitu doang."
"Ya udah kalo gitu gue duluan ya, mau ke sana gue. Penasaran," katanya seraya tertawa kecil.
Shena mendengus, kok jadi penasaran juga, ya?
Shena menaikan kedua alisnya. "Apa gue kesana aja kali ya? kapan lagi kan liat ginian," gumamnya terkekeh pelan.
Shena segera melangkah berlari kecil ke lapangan. Belum sempat Shena sampai di lapangan, gadis itu terpaksa menghentikan langkahnya. Ia berdiri jauh dari lapangan, karena banyaknya siswa siswi yang berkerumun untuk melihat.
Shena mengerjap pelan, seraya berjinjit kecil untuk melihat. Namun karena badannya itu terlalu kecil, alhasil ia tidak dapat melihat apa-apa.
Karena penasaran Shena mendekatkan dirinya, ia melangkah mendekat ke lapangan, cewek itu menembus kerumunan banyak orang. Ia tak menghiraukan teman-temannya yang protes terhadap dirinya.
Sesampainya Shena di barisan paling depan, Shena membulatkan matanya. Pandangan cewek itu tak lepas dari seseorang cowok yang kini tengah berdiri di depan lapangan dengan seorang cewek yang memegang sebuah buket bunga.
Shena cewek itu mengusap-usap matanya pelan, seolah tidak percaya apa yang dilihatnya sekarang. Ia mematung ditempatnya.
Arjuna? Jadi cowok itu Arjuna. Dan cewek yang nembak dia, Dinda. Anak kelas sebelah.
Terlihat di depan sana Dinda mengungkapkan perasaannya pada Arjuna. Dia menyodorkan buket bunga. "Juna, aku suka sama kamu! Mau gak kamu jadi pacar aku? Kalo kamu nerima aku, kamu boleh ambil bunga ini," ungkap Dinda tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shenina
Teen Fiction[Jangan lupa buat follow, ya!] Setelah hampir empat tahun terpisah, Shenina dipertemukan kembali dengan masalalunya. Bukan mantan! Lebih tepatnya mantan gebetan. Kehidupan seorang Shenina Althafia berubah 180 derajat, semenjak kehadiran cowok yang...