Kakek

22 5 0
                                    

“Kakek, lagi madang!”
            “Serius ne?”
            “Ye’.. Cepat ki. Kakak lo yg ditunggu”

Aku Cuma bisa bertanya-tanya akan apa yang terjadi. Kakek lagi sekarat? Sangat tak terbayangkan. Mengingat kakek baru saja tadi pagi ngecatin bagangnya… Rencananya, kembali dia akan memimpin pelayaran ke laut lepas berburu ikan-ikan besar. Tak mungkin seorang kakekku yang sekuat itu tiba-tiba. tergelatak tak berdaya…

Memasuki kamar kakek seolah aku tiba di pusat kesedihan paling tragis. Semuanya menangis. Semua menatapku.
“Engka no pale’ tu. Mari ko sini. Ada yang ingin kakek sampaikan ke kalian semua” dengan nafas tersengal dan tangan bergetar kakek membisikiku “coba, setel ko tep dolo’ na.. Putar i lagu na Viera lo, Bersamamu e nee” weleehh… ni Kakek kumat lagi erornya. Maka ku penuhi saja keinginannya. Ku ambil CD player ku, dan ku putarkan lagu yang dimintanya. Suasana menjadi begitu romantis. Alahh…kakek tersenyum penuh arti.
“Baiklah… Kakek akan memceritakan sebuah rahasia pada kalian semua”
?????
Romantisme terselimuti ketegangan … Apa jadinya??
**********
“Alkisah, sekitar 70 tahun yang lalu… adalah seorang pemuda gagah perkasa berparas bak personil boyband korea… Dengan ketampanan dan karismanya itu, tentunya banyak cewek-cewek bertekuk lutut… dan coba tebak siapa dia..”
“Itu pasti teman kakek kan?” celetuk Andi, adik sepupuku yang lugunya masih saja terus dipertahankan hingga umurnya yang sudah 20.
CETAAKKK…
Gayung yang sedari tadi dipegang kakek mendarat tepat di jidat Andi
            “Ana’na iga iko di ha? Kayaknya kakek nda pernah merasa punya anak yang punya pikiran lelet kayak kamu”
            “Dia Andi, Kek. Anaknya paman Rahing”
            “Rahing? Ana’ ke siagaku ro? Yang keberapa ya?”
            “Yang keenam, Kek?”
            “OOO, yo pale’ na.. Sudah. Kalian dengar lagi kelanjutan cerita kakek ni.. Jadi, karena saking kerennya, Kakek kalian ini menjadi begitu populer. Gadis-gadis yang tadinya menutup diri, menjadi liar sejadi-jadinya”
            “Kayak kuda liar ya, Kek??”
CETAAKKK…
Uhh…
            “Sampai pada suatu hari… Kakek bertemu dengan seorang gadis… Manis, Cantik, Seksi”
            “Gadis itu pastilah nenek??”
            “Emmm… Ya, dia almarhumah nenek kalian”
Kakek menatap kosong ke arah jendela, begitu sendu. Mungkin tengah membayangkan wajah nenek…
5 menit berlalu.. kakek menarik nafas dalam
10 menit berlalu… kakek seperti ingin menangis
15 menit berlalu… tatapan kakek semakin kosong
20 menit berlalu… kakek masih terus terdiam
25 menit berlalu… hening
30 menit berlalu… galau
35 menit berlalu…
            “Kakek sudah meninggal ya???”
CETAAKKKKK
            “Dasar tidak sopan!! Kakek sedang menghayal tau. Tunggu sebentar”

Seisi kamar hanya bisa saling menatap. Kebingungan melanda. Entah apa yang coba diutarakan kakek.
            “Kek, sebaiknya kakek istirahat saja. Ceritanya besok saja ya”
            “Magai lo? Kenapa? Kakek Cuma ingin curhat ke kalian.. Kenapa kalian jadi tidak peduli.. Tega.. Apa karna kakek sudah tidak berguna.. sudah ibarat karang pantai yang perlahan terkikis hantaman ombak??”
            “Lebayyy…”
CETAAKKKK….
Aduhh…

            “Kakek sangat begitu jatuh cinta pada gadis itu… namun sayang seribu sayang, cinta kakek bertepuk sebelah tangan. Kakek frustasi.. seperti kehilangan arah.. tak tau kemana… setiap hari kakek habiskan dengan melamun… terkadang di teras rumah… terkadang di dermaga yang sepi dan hanya ditemani nyamuk-nyamuk nakal… namun terkadang juga di pulau lampe’….”

Hening …     
“Hingga kakek disarankan oleh seorang sahabat untuk berguru pada seorang dukun”
“…………….”
“Ya, seorang dukun sakti tak tertandingi yang tinggal di pulau Sentigi… yang harus didatangi sendiri…”
“………….”
“Maka, tanpa banyak rencana, kakek segera ke sana. Singkat cerita. Kakek kembali dengan penuh percaya diri. Kalian tau? Kakek telah dibekali dengan do’a pemikat cewek”

#Backsong : Akulah si raja dangdut …

            “Segerahlah nenek kalian jatuh cinta padaku. Kami menikah dan hidup bahagia. Sangat bahagia hingga tanpa sadar dia melahirkan 12 anak untukku. Sangat mengagumkan, bukan??”
            “Ni cerita apaan sihh? Membosankan!” Omel Rudi, Kakak sepupuku yang sedari tadi sepertinya sudah ingin kabur.
            “Baiklah. Inilah inti ceritanya. Bersiap-siaplah.”
            “………..”
            “Kakek lupa. Bahwa ternyata do’a yang kakek dapatkan itu memiliki sebuah persyaratan mutlak yang harus segera kakek tuntaskan. Kalau tidak, masa depan kalian para cucu-cucuku akan sangat TERANCAM”
Petir menggelegar…
Petir berdentum menggelegar…
Petir berdentum menggelegar bersaut-sautan….
            “APA????”
            “Gak usa lebayy yaaa… Kakek belum selesai ceritanya..”
            “Terancam gimana, Kek?”
            “Yah… Bahwa apabila kakek tidak menuntaskan persyaratannya… Kalian semua, selaku cucu-cucu kakek yang sangat kakek sayangi akan kehilangan harapan untuk menikah. Jodoh kalian akan TERPUTUSSS”
            “Apa maksud kakek?”
            “Bego ya kalian ni… Ya kalian tidak akan pernah menikah kalau persyaratan itu belum kakek penuhi”
            “Kakek apa-apaan sih.. Bukannya ngasi warisan harta, ni malah ngasi kutukan ga jelas.”
CETAAKKKK…

            “Kalau dulu kakek ga pake do’a itu, kalian ga bakalan lahir tau… Ya jadi ini juga menjadi tanggungan kalian. Ini takdir buat kalian wahai cucu-cucuku”
            “Lantas. Apa yang harus kami lakukan, Kek?”
            “Berlayarlah ke pulau sentigi. Temui sang dukun. Katakalah padanya, bahwa kalianlah yang akan menggantikanku memenuhi persyatanku yg terakhir. Disana kalian akan membangun sebuah dermaga. Menggali lubang kolam pemandian, serta mendirikan villa yang megah…. Huk huk hukkk… kerjakan dengan ikhlas wahai cucu-cucuku… huk huk… ini permintaan terakhir kakek… kakek tidak akan pergi dengan tenang sebelum kalian benar-benar menyelesaikan persyaratan itu… kakek sudah tidak sanggup lagi… ooh… kakek merasa waktu kakek telah tiba… kakek benar-benar sudah ga sanggup… setidaknya, kakek sudah menyampaikan apa yang harus kakek sampaikan ke kalian… berjuanglah wahai ke 21 cucu-cucuku.. aku tau kalian semua adalah laki-laki tangguh ta’ terkalahkan… berjuanglah… berjuanglahhh… berjuanglaahhhhhh….”
Kakekpun terkulai lemah.. Tangannya perlahan tak lagi hangat… dingin menyergap… perasaan hining penuh tekanan menyapu seluruh ruangan… kami tak berdaya… pelupuk mata setiap orang yang diruangan itu perlahan basah… kami menangis penuh pilu…
            “Kakek.. beristirahatlah dengan tenang… kami akan selalu mendoakanmu.. semoga engkau tenang di sisi-Nya”
CEETAAAKKKK
            “Kakek kalian ini belum meninggal begooo… Kakek Cuma mau istirahat sebentar… Kakek tidak akan pernah meninggal sebelum kalian menuntaskan keinginan kakek tadi… Cobalah untuk menjadi cucu-cucu yang berbakti… Sudah.. Jangan berisik.. Kakek mau tidur dulu”

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KakekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang