Gadis bodoh yang sedang tertidur dengan nyenyak di kasur empuk yang terlihat mahal itu, telah melewatkan hari yang indah. Diluar sedang turun salju, katanya saat salju pertama turun dan bila melihatnya dengan orang kau cinta, cintamu akan abadi.
Notification applikasi whatsapp grup-nya tidak berhenti sedari tadi, tapi tidak membuat gadis itu terbangun dari tidur. Kenapa? Itu pertanyaan yang bagus.
Didalam mimpi gadis itu, dia memiliki seorang pria yang pastinya tampan dan sangat mencintainya. Berbeda dengan kisah nyatanya, gadis itu hanya sendirian tidak memiliki seorang yang mencintainya. Katanya 'sahabat' akan selalu ada dan dapat kapan saja menyayangi dirinya, tapi tidak. Disaat dirinya terpuruk, tidak seorangpun yang datang.
"Ben tunggu" gadis itu berlari mengejar seorag pria di mimpinya. Tapi lagi - lagi, gadis itu berlari seperti tidak ada tenaga dan suaranya pun tidak keluar.
Pria yang kita tahu adalah 'Ben' itu sedang berjalan melewati padang rumput yang sangat indah, gadis itu melihat Ben sedang memasuki rumah yang sangat sederhana yang berada tidak jauh dari padang rumput itu.
Gadis itu mencoba mengikuti pria itu, tapi jaraknya terasa sangat jauh dan sulit. Seperti ada lumpur hisap yang menahannya agar tidak dapat berjalan.
"Ben..Ben.." teriak gadis itu parau.
Tak lama kemudian gadis itu bisa berjalan dan bahkan berlari. Gadis itu berdiri di depan rumah yang sangat sederhana tersebut.
Ben ada didalam, aku harus segera masuk, pikirnya.
Gadis itu melangkah menaiki tangga dan berdiri didepan pintu rumah tersebut. Gadis itu tampak terkejut dengan pintu rumah itu yang tiba - tiba terbuka dan memperlihatkan Ben yang sedang berdiri dihadapannya.
Ben menarik tangan gadis itu agar masuk kerumah itu lebih dalam. Ben tampak tampan dengan kaos dan juga celana panjangnya.
Itu baju kesukaannya, pikir gadis itu.
Tiba tiba gadis itu merasa suasana di alam mimpinya telah berubah, dari yang langitnya indah sampai mendung dan gelap. Wajah Ben yang sedang tersenyum memudar. Gadis itu sudah pernah merasakan suasana tersebut, itu tandanya dia akan terbangun. Tapi suasana kadang berbeda beda saat akan terbangun, yang sama hanya semua objek akan memudar.
"plis" mohonnya pada keadaan, gadis itu belum mau terbangun sekarang.
Gadis bodoh itu membuka matanya, kamarnya yang gelap dan sunyi adalah kesukaannya. Gadis itu menarik napas berulang kali dan melihat jam yang berada diatas nakas.
Jam 19.00, gumamnya.
Aku harus segera bertemu dia lagi pikir gadis itu, tapi saat ini perutnya tidak mendukung. Gadis itu menurunkan kakinya yang kurus dan mulai melangkah keluar kamar.
Gelap, gumamnya.
Gadis itu meraba dinding dan menemukan saklar lampu. Gadis itu terkejut saat cahaya yang menyilaukan masuk ke indra penglihatannya.
Tubuh gadis itu lemah dan tak berdaya, sudah hampir sebelas jam gadis itu tertidur tanpa makan terlebih dahulu hari ini.
Gadis itu membuka kulkas dan mengeluarkan telur, sosis dan juga beberapa lembar roti. Setelah memanggang dan menggoreng, gadis itu membawa piringnya ke meja pantry. Walau tidak ada selera sedikitpun didirinya terhadap makanan, dia tetap memaksanya.
"aku harus makan, aku tidak boleh mati sekarang"
Setelah menghabiskan makanannya, gadis itu berjalan tertatih menuju pintu utama. Gadis itu membuka pintu, tumpukan koran dan juga beberapa surat berserakan.
Benar, gadis itu tidak memiliki kotak surat, jadi biasanya mereka akan melemparkan koran dan surat didepan pintu rumahnya.
Dengan cepat gadis itu mengambil semua kertas itu dan membawanya kedalam rumah. Tubuh gadis itu terasa dingin saat membuka pintu tadi, dia berlari dengan susah payah ke tungku penghangat yang berada di ruang tengah dan cepat menyalakannya.
Setelah tungku itu menyala, gadis itu duduk didepannya dengan semua kertas yang baru saja dia ambil dari luar.
Gadis itu memilah koran dengan tanggal hari ini dan memisahkan puluhan koran dengan tanggal sebelumnya. Setelah itu, dia melihat beberapa surat undangan atas nama dirinya.
Dan...
Ada satu undangan yang membuat gadis itu ingin kembali tertidur. Ben dan gadis lain tertulis dilembaran undangan pernikahan, tampak wajah bahagia Ben di sana bersama gadis lain.
"Dia mengundangku?" setetes air mata meluruh begitu saja dipipi gadis bodoh itu.
"HAHAHAHA" dia mulai tertawa.
"Gila" gumamnya. Tubuh gadis itu merasa tidak nyaman, dia mulai berdiri dan berjalan kesana kemari dengan kukunya sudah habis ia gigiti.
"Seharusnya aku yang bersama dengan mu Ben" Gadis itu berjalan dengan cepat menuju kamarnya.
Aku harus kembali bersamamu, pikirnya.
Gadis itu berlari kekamarnya dan membuka laci dengan tergesa, bisa dilihat banyak sekali botol yang berjejer didalamnya. Gadis itu mengambil salah satu botol dan mulai membukanya.
"hikss..." isakan tangis yang sangat menyedihkan akhirnya lolos dari bibir gadis itu.
"aku harus segera tidur" kata itu terus berulang.
Gadis itu menaruh beberapa pil ditangannya, tidak. Bukan beberapa, tapi sangat banyak. Tangan gadis itu bergetar dan mulai memasuki pil yang banyak itu kedalam mulutnya.
Gadis itu berjalan dan merasa getaran dibadannya sudah sangat kencang. Tangannya tidak berhenti memukul kepala dan menarik rambutnya kasar.
"Tidur tidurrr" ucap gadis itu berulang kali.
Setelah beberapa menit...
Badan gadis itu meluruh kelantai, seluruh badan gadis itu bergetar dengan hebatnya. Bukan hanya itu, busa telah keluar dari mulutnya. Dadanya sesak, terbesit dipikirannya 'Ben'.
"hiksss...."
"hiksss...."
"hiksss...."
Sepertinnya tidur bukan solusi, tapi menurut gadis itu. Tidur adalah salah satu kebahagiaan yang bisa dia dapat.
Salju pertama yang turun pada tahun ini akan menjadi akhir hidupnya, bukan karena paksaan siapapun. Ini adalah keinginannya.
Gadis itu tersenyum, matanya mulai menggelap, akhirnya gadis itu kembali dengan kegelapan. Tetapi bukan tidur yang seperti diinginkannya, melainkan tidur menuju kegelapan yang sesungguhnya.
ADA SEDIKIT EKSTRA PART
NEXT
KAMU SEDANG MEMBACA
my first snow [TAMAT]
Short Story^^twoshoot^^ . . . . Kau dimimpiku dan di kenyataan sangat berbeda. Start 23/02/2022 End 25/02/2022 Cover by: pinterest