my first snow [TAMAT]

sedikit tambahan

Kamar yang gelap dan dingin adalah saksi bisu dari kejadian yang gadis itu alami hari ini. Salju yang turun dari langit, tampak indah dari dalam kamar ini. Semua tidak berubah, semuanya sama. Yang berbeda hanya ketidakadaan dirinya dilingkungan masyarakat.

Ponsel gadis itu tidak hentinya selalu bergetar karena notification, tapi sekarang telah berhenti dikarenakan daya ponselnya yang habis dan mengakibatkan ponsel itu mati dengan sendirinya. Haha tentu saja habis, gadis itu sudah sangat lama tidak menyentuh posel yang mahal itu.

Suasana dingin juga menyelimuti luar kamar gadis itu, daya lampu yang redup, lantai yang berdebu, washtafel yang penuh dengan cucian piring, dan sela sela barang yang sudah menjadi sarang laba-laba. Mungkin bila saja gadis itu mau, dia bisa menternak laba-laba.

Tungku pembakar yang dua jam lalu gadis itu nyalakan juga padam, tidak ada seorangpun yang dapat menambahkan kayu kedalamnya. Koran dan juga surat yang mengatas namakan gadis itu, tergeletak tak berdaya dilantai ruang tengah.

Kotor, bau lembab dan tidak terawat adalah kesan pertama pada rumah yang sangat minimalis ini.

Dingdong.. dingdong..

Ada yang menekan bel.

Dingdong...dingdong...

Sepertinya orang yang menekannya adalah orang yang tidak sabaran.

Jika saja gadis itu masih disini, dia pasti sudah berlari dan membuka pintu itu. Tapi sekarang tidak, gadis itu sudah pergi sangat jauh.

"Ben sepertinya tidak ada orang" sayup sayup terdengar dari luar ucapan seorang wanita yang sangat akrab dengan gadis itu.

Dingdong...dingdong... dingdong...

Tok...tok....

"BUKA FENY" teriaknya. Feny, sang tokoh utama sangat mengenal suara bariton ini. Tapi tidak bisa membuka pintu, feny sudah tidak ada. Haruskah kita menertawakan orang-orang bodoh yang ada diluar?

"AKU TAU KAMU ADA DIDALAM" teriaknya lagi.

TOK....TOK.... ketukan keraspun terjadi.

Mungkin karena tidak ada jawaban dari dalam, dua orang yang ada di luar berjalan menjauhi rumah ini.

Dan dingin kembali menyelimuti.

TAMAT