09-03-2022
~ Selamat Membaca ~
¤¤¤¤¤♥︎♥︎♥︎¤¤¤¤¤
Pagi hari dengan suara yang agak gaduh sudah menjadi menu sarapan bagi pemuda manis pemilik gigi kelinci itu. Xiao Zhan, pemuda manis dengan senyum yang bagai mengandung pelet itu kembali menuju dapur setelah mengantar makanan pesanan pelanggan.
Keluarga Xiao memiliki usaha restoran yang meskipun kecil namun cukup ramai. Ia bersama adiknya membantu sang ibu melayani para pelanggan sebelum dan sepulang sekolah. Terkadang Xiao Zhan juga menjadi seorang guide untuk para pelancong dari luar negeri karena bahasa inggrisnya yang lancar. Ayahnya bekerja sebagai seorang koki di Amerika dan tak bisa pulang selama beberapa tahun ini.
"Bagaimana dengan sekolahmu, Zhanzhan ?" Tanya Nyonya Xiao sambil menyiapkan beberapa bahan masakan di meja dapur.
"Baik ma. Aku masih bersama Zhuocheng, Jili dan Zhanjin." Jawab Zhan sambil memotong daun bawang.
"Apa kalian tak bosan terus bersama sejak TK ?" Nyonya Xiao.
"Bagaimana lagi, Wajah Zhan ge kan jelek. Tak ada orang lain yang mau berteman dengannya." Celetuk Xiao Mimi, adik Zhan.
Xiao Zhan dengan geram menjitak kening adiknya itu. Ingin sekali rasanya menyumpal mulut yang tak punya filter seperti milik adiknya satu itu.
"Sudah sudah, kalian ini. Mimi kau tak boleh berkata begitu. Teman adalah teman, tak melihat dari wajah." Lerai Nyonya Xiao.
"Tapi wajah kan penting, ma. Untung saja aku terlahir cantik seperti mama. Bagaimana jika seperti papa, pasti aku akan kesusahan mendapatkan pacar nantinya." Sahut Xiao Mimi.
"Zhanzhan pergilah ke pasar untuk belanja kebutuhan dapur." Nyonya Xiao menghela nafas lelah, meminta Xiao Zhan berbelanja untuk mengakhiri perang diantara kedua putra - putrinya itu.
Berjalan pelan keluar dari dapur, tak lupa Xiao Zhan menjambak dengan keras rambut adiknya yang sedang duduk santai di meja dapur itu sambil menyeringai senang.
"Yaaak !" Teriak Xiao Mimi memeriksa kepalanya segera. Takutnya ia menjadi botak karena jambakan Xiao Zhan yang tak main - main itu. Iapun heran apa benar mereka berdua saudara kandung, mengingat keduanya hampir tak pernah akur setiap saat.
"Mimi, lain kali kau tak boleh berkata seperti itu. Bagaimana jika papamu mendengar, ia pasti sedih." Nasehat Nyonya Xiao.
Mendengar perkataan ibunya, bocah SD itu hanya mengerucutkan bibirnya kesal. "Papa kan ada di Amerika, ia tak akan mendengar."
***
Xiao Zhan berjalan ke pasar dengan mulut yang sibuk menjilati es krim di tangannya. Tiba - tiba ia dikejutkan oleh suara benda jatuh yang sangat keras. Ia begitu kaget dan refleks menjerit.
"Kyaaaaa."
Ia masih terkejut memegangi dadanya yang berdetak kencang sebelum matanya melebar melihat pemuda yang ia sukai berdiri di depannya membawa seekor anak kucing di tangan kanan, juga serenteng buah loquat di tangan kirinya. Pemuda tampan itu menyerahkan sebagian buah kepadanya.
(Di dalam film yg dikasih buah mangga, tapi kupikir di ff yizhan lebih familiar sama buah loquat)
YOU ARE READING
Crazy Little Thing Called Love - Yizhan
FanfictionXiao Zhan jatuh cinta kepada seniornya, Wang Yibo. Segala macam cara ia lakukan demi mendapat perhatian cinta pertamanya itu. Selama bertahun - tahun ia hanya bisa memendam perasaanya. Berkat dukungan para sahabat, itik yang buruk rupa kini telah be...