BAGIAN 1🍄

10 1 0
                                    

"Ayo, ikut aku ke Aceh!"

Anna tersenyum bahagia dan sedikit menitikan air mata pertanda ingin ikut dan pergi ke Aceh, serambi mekah impiannya.

"Astaghfirullah..." Ucap Agam yang tengah memperhatikan Anna yang tersenyum-senyum di atas kasurnya. Aneh!

"Anak perempuan ini, Umma sedang sibuk di dapur dan dia, lihat, dia malah asik-asikan di atas tempat tidur Wahh..." Lanjut Agam sambil bertepuk tangan yang sengaja di dekatkan dengan telinga Anna. Anna yang mendengar itu merasa terganggu oleh ulah sang kakak. Anna enggan untuk bangun, ia ingin melanjutkan mimpi indahnya. Tetapi Omelan agam tidak mau berhenti . Anna mengalah, lalu membuka matanya perlahan. Menyipitkannya dan berusaha mengenali sang kakak.

"Ishh... Apa si kak ganggu aja!" Jawab Anna dengan suara serak sambil memperbaiki tidurnya kembali.

Melihat itu agam melototkan matanya merasa tidak dipedulikan. "Dek, bangun bantu Umma masak di dapur" perintah Agam sambil menarik tangan Anna agar tubuhnya bangun dari sana.

"Kak, Adek kan anak kesayangan Umma jadi gak bantu juga gak papa" jawab Anna yang masih memejamkan mata

"Ampuni adeku ini ya Rabb" ucap Agam sambil melihat ke atas menandakan ia sedang berdoa untuk gadis ini.

"Dek, apa kamu gak kasihan sama Umma?Tuh lihat, para santri dan santriwati yang lain udah mandi dan membersihkan lingkungan pesantren, dan kamu? Lihat kamu anak Umma, pemilik pesantren ini malah kalah Ama mereka. Lanjut Agam berharap bahwa Anna menyadari perkataannya.

Mendengar itu Anna membuka mata dan beranjak bangun dari tempat tidur. Ia tak ingin menyusahkan Umma lagi.

"Oke kakak tampan, Adek udah bangun. Ini, lihat!" Anna berputar seolah menari lalu tersenyum setelah berhenti dari aktivitasnya.

Agam tersenyum, melihat Anna menuruti perintahnya.

"Udah, cepat mandi! jangan lupa gosok gigi dan bantu Umma di dapur. Dasar anak gadis" seru Agam lalu keluar meninggalkan kamar Anna

"Eleh, anak gadis ini juga adikmu mas" celetuk Anna seolah ingin membuat Agam kesal.

"Mas-mas sayur maksudmu?" Sahut Agam, rupanya dia belum jauh dari kamar Anna sehingga bisa mendengar ejekan sang Adik.

Mendengar itu, Anna lari menuju kamar mandi bisa gawat kalau kakaknya masuk lagi bisa di bacakan UUD nantinya.

🍄🍄🍄

Setelah beberapa menit dihabiskan, akhirnya Anna keluar dari kamarnya dan mengayuh langkah menuju dapur.

"Lah, ini semua udah siap?" Tanya Anna sembari melihat hidangan yang sudah siap disantap dan beralih melihat Umma nya.

"Baru sadar? Dari tadi di bangunin malah enak-enakan tidur" sahut Agam yang sedang mempersiapkan alat kerjanya di ruang keluarga.

Mendengar itu Anna memanyunkan bibirnya.

"Umma, adek minta maaf ya? Tadi malam adek tidurnya agak lambat, karena telponan sama lolita dulu. Kan wajar Umma adek sama Lolita udah lama gak kontekan jadi sekali kontekan lama banget" jelas Anna dengan lembut sembari memegang tangan Umma lalu mencium tangan mulia itu, berharap agar Umma memaafkannya.

Umma mengelus pipi Anna dengan tersenyum. "Iya, tapi lain kali jangan ulangi lagi ya? Ingat udah besar!" Jawab Umma dan pergi untuk menyiapkan alat makan.

"Makanya, selepas sholat Subuh jangan tidur lagi!" Sahut Agam setelah sampai di meja makan.  Anna menunduk menyadari kesalahannya. Apa yang Agam katakan memang benar ia selalu terbiasa tidur selepas subuh. Seharusnya jika Anna telah berniat hijrah maka kebiasaan itu harus ditinggalkan.

Anna dulu bukan seperti Anna yang sekarang, bukan berarti dia anak yang buruk. Dulu Anna tidak berhijab sehingga sering di ingatkan untuk memakai hijab Anna selalu menjawabnya dengan alasan panas, gerah, gak cantik. Kebiasaan Anna juga dulu terlalu bermalas-malasan tidak mau bantu Umma di dapur, atau melakukan pekerjaan rumah yang bisa ia kerjakan. Anna juga sering memarkan wajahnya melalui media sosial (Instagram), sehingga banyak pasang mata yang melihat dan menginginkannya. Tetapi hidayah, memang akan datang jika Sang Pemilik menghendakinya. Hati Anna seolah tersentuh oleh sutra yang begitu lembut sehingga ia memutuskan untuk berhijrah. Postingan nasehat yang menyentuh itu telah membuat ia menjadi wanita yang sekarang.

"Udah, sekarang makan. Nanti kalian terlambat kerjanya" suruh Umma berniat agar Agam tidak mengejek Anna lagi. Agam memang begitu orangnya, nyebelin tapi sangat menyayangi keluarga terutama Anna adiknya.

"Umma mau kemana?" Tanya Anna pada Umma ketika melihat wanita paruh baya itu hendak meninggalkan mereka.

"Mau lihat Ibrahim, gimana keadaannya" jawab umma.

"Umma gak usah khawatir, Ibrahim udah kakak periksa tadi, demamnya sudah mulai turun. Nanti selepas pulang dari rumah sakit kakak akan beri dia vitamin" jawab Agam lalu melanjutkan suapannya.

"Nah, udah di bilangin dokter tu umm. Sekarang Umma duduk dan sarapan dulu" ledek Anna dengan sesekali melirik Agam.

Umma mengangguk merasa bangga dengan putra putrinya sekarang. Tidak sia-sia ia mendidik mereka walaupun tidak dengan sang suami.

"Ialah, orang pria tampan ini seorang dokter kok" ucap Agam membenarkan. Toh yang dikatakan Anna memang benar. Mendengar itu Anna menggerak-gerakkan bibirnya seolah mengikuti ucapan Agam.

Melihat Anna seperti itu, agam langsung menampol bibir adiknya. "Biar tau rasa hahaha..."

"Abang..."

Bagian Satu Nih, Semoga Suka Ya sobat GTSM🍄

.

Gorontalo, 24 Februari 2022

Miyus_89
IG @ism_meeyuss

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GOES TO SERAMBI MEKAH (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang