🍒 BAGIAN PERTAMA 🍒

69 3 0
                                    

Seperti pecahan kaca yang sudah rapuh dan tidak akan bisa menjadi satu secara utuh, begitulah keluarga Alga yg di setiap harinya selalu ada pertengkaran, tangisan, bahkan kekerasan.
Keharmonisan rumah tangga, kini sudah tidak ada lagi di keluarga Alga semenjak 5 tahun ini. Alga tumbuh sebagai pemuda yang berani, nakal, keras kepala, dingin, dan susah di atur. Namun di sisi buruknya Alga terdapat sisi baiknya pula ia sangat penyayang terhadap adiknya karena ia tidak mau adiknya kurang mendapatkan kasih sayang dari orang terdekatnya. Ayah dan Ibunya sangatlah cuek dan sibuk maka dari itu Alga menepatkan dirinya sendiri sebagai kakak yg penyayang agar sang adik bisa terus tersenyum.

"Aga... Aga... mam mam," ucap Dika adik Alga sambil berjalan membawa mainan.

Alga yang paham betul adiknya berbicara ia bergegas menggendongnya lalu berjalan ke arah dapur. "Tunggu sini ya kakak ambil makannya dulu," Alga mendudukkan Dika di kursi.

Pemuda itu mulai mengambil makanan untuk Dika, sembari mengawasi kalau sang adik tetap aman di kursinya. "Jangan gerak-gerak ya nanti jatuh."

Setelah selesai mengambil makanan Alga kembali menghampiri Dika yang tengah duduk dan bermain robotnya, pemuda itu menyuapi sampai habis. Kemudian Alga menggendongnya dan membawanya ke kamar agar Dika tidur. Mengelus-elus punggung adiknya adalah cara agar cepet tertidur. Saat dirinya sedang menidurkan Dika ia mendapatkan telvon dari teman sekolahnya, pemuda itu sebenarnya sungkan untuk mengangkatnya namun karena temannya spam membuatnya ia terpaksa bangun diam-diam agar Dika tidak terbangun.

"Apa anjing!" Kata Alga dengan nada lirih dan memastikan adeknya tertidur pulas.

"Woi nyet, jadi gak?"

Alga perlahan membuka pintu dan keluar dari kamar. "Otw!" Balas Alga sambil mengakhiri telvonnya.

Alga berjalan ke arah belakang rumah menemui suster yang biasanya menjaga Dika. "Mbak jagain Dika ya dia sudah tertidur."

"Iya, mas Alga mau kemana?" Balas wanita dewasa itu dengan nada lembut dan sopan.

"Rumah temen." Sautnya kemudian ia lari ke kamarnya mengambil jaket dan pergi dari rumahnya.

Alga mengendarai motornya melaju dengan kencang, ia akan menemui para teman-temannya di tempat tongkrongannya biasa. Jika tak ada janji sebenarnya ia enggan keluar menemui mereka. Alga pemuda yang mendapatkan kepercayaan sebagai ketua di circle pertemanannya kadang membuat Alga jadi seenaknya. Sesampainya disana ke lima temannya sudah menunggu, Alga segera memarkirkan motornya dan bergegas masuk kedalam.

"Ini nih yang kita tunggu, udah Lo nidurin adiknya?" Tanya Bisma, mereka tau kalau ketua geng mereka itu mengurus adeknya yang masih kecil.

"Ga.. ga.. nidurin cewek lah sekali-kali." Celetuk Irgi sambil tertawa meledek ke Alga.

Alga melepaskan jaketnya dan melemparkan ke arah Irgi. "Bacot!" Balas pemuda itu sambil mengeluarkan rokok di sakunya.

"Jadi gimana besok Lo pastiin lah jadi kagak ikutan balapan." Ucap Bisma sembari memberikan korek ke Alga.

"Lo aja yang ikut."

"Bisma? Ikut? Hahahaha... Mending gua kemana-mana Bisma jatoh nangi---" belum selesai ngomong Irgi kembali di lempar sebuah kacang oleh Bisma.

"Kayak Lo mampu aja ikutan balapan dari pada gua atau Lo yg ikut mending si Rasya yang ikut." Balas Bisma dengan nada tinggi.

"Serah." Ucap Alga yang menatap lurus ke depan.

"Gua ngikut aja." Sahut Ryan yang fokus dengan game nya.

Irgi menghampiri Rasya yang tengah mabuk minuman. "Mau kan Lo?" katanya sambil mengangkat dagu cowok itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlgasyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang