BULLY • Intermezo

4 2 1
                                    

“Aku ingin menyerah, menutup mata dan menari di dalam kegelapan ... tetapi, kenapa itu terlalu sulit digapai?”
•••

Namanya Monica Ganesa. Menurutnya, dari atas sampai bawah yang melekat pada tubuhnya, satu-satunya hal bisa dia banggakan adalah lesung pipi membuat senyumnya semakin manis.

Tetapi, sejak beberapa tahun lalu, Monica memutuskan untuk menghilangkan senyuman itu.

Saat dirinya memasuki dunia remaja. Masa putih birunya dimulai ....

Bukan sekali dua kali Monica pulang dengan tubuh basah, akibat disiram air es oleh teman-temannya. Dia pun selalu bertanya dengan orangtuanya yang sangat memuja kakaknya.

"Mami, kenapa temen-temen selalu jahat sama aku?" Dengan tatapan dan wajah polosnya, Monica bertanya kepada ibunya yang sibuk memilihkan pakaian tidur untuk sang kakak.

"Ya karena mereka iri sama Athalla. Makanya kamu itu harus bisa sepintar Atha, ya kalau gak cantik sih, yang penting lulus dengan nilai memuaskan. Jangan bikin malu!"

Tapi kenyataannya ... nilai adalah hal terakhir yang dilihat oleh teman-temannya di sekolah.

Seperti saat ini, Monica meringkuk di sudut wastafel dengan rambut yang basah kuyup. Dia merapatkan sweater rajutnya untuk menutupi tubuh bagian depan yang basah.

"Monica, apes banget lo. Udah jelek, bego, eh takdirnya selalu dekat sama Dewa Athalla."

Morenzo Athalla Gadensha, pria yang lahir sepuluh menit lebih cepat darinya selalu dipuja-puja oleh semua orang.

Dan Monica dijadikan pelampiasan karena mereka tak bisa menggapainya.

"Biarin mati di sini! Kunci pintunya guys!"

Bully.
Monica sedikit kebal dengan kata itu. Sudah sejak lama dia merasakan perilaku seperti ini.

"Untuk apa meratapi nasib? Semua sudah diatur sedemikian rupa untuk setiap umatnya," lirih Monica sambil memejamkan mata, menghalau rasa dingin yang menusuk ke dalam tulang.

"Bahkan, ibu binatang pun sangat menyayangi anaknya."

"Monica!"

Brak!

Dia menoleh ke arah pintu yang didobrak paksa dari luar hingga rusak. Gadis itu tersenyum sendu, matanya melihat sosok yang membuatnya seperti ini.

Tetapi, Monica sama sekali tidak membenci Athalla.

"Bego!"

Monica masih mendengar umpatan khawatir yang diberikan oleh Athalla. "Kamu datang," katanya terakhir kali sebelum kegelapan datang menyelimuti tubuhnya.

Follow ig-ku ya guys @reheynagabee 🖤🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Follow ig-ku ya guys @reheynagabee 🖤🖤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BullyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang