i'm home..

555 84 20
                                    

Cerita ini adalah karya fiksi.
Apabila ada kesamaan tokoh, agama, organisasi, dan jalan cerita adalah unsur kebetulan karna karya fiksi ini murni dari hasil pikiran saya sendiri.



































Lazuardi mengerjap manakala sinar matahari mencuri masuk di daun jendela. Burung berkicau menandakan baskara telah sepenuhnya keluar dari persembunyian selama digantikan oleh rembulan.

Hari yang cerah di sabtu pagi.

Pemuda terbangun dan duduk di pinggir tempat pembaringan. Kepalanya mengangguk ngangguk pelan akibat kantuk masih mengambil alih abdi. Telapak tangan kanan mengusap kasar wajah khas bangun tidur, menyadarkan diri dengan meregangkan otot.

Netra menelisik sekeliling.

Tak didapatinya siapapun disana, hanya dirinya seorang. Ah, lagipula apa yang dia harapkan? Berharap pemuda surai merah muda dengan bekas luka seperti berlian di kedua bibirnya itu berada di rumah?

Konyol.

Tapi tetap saja dia berharap ketika dia bangun di pagi hari sosok tersebut berada di dekatnya.

"Sudah hari keberapa ini?" Pemuda surai raven, Hanagaki Takemichi, bergumam. Jari lentik menghitung dengan seksama, "3.. 4.. 5.. Baiklah, itu bagus bukan. Dia sudah 5 hari tidak pulang, huh?"

"Ya Tuhan, terkadang aku bertanya kenapa aku masih setia menunggu dia yang jadwal pulangnya tidak menentu." Ia bicara melantur.

Takemichi menggeleng kepala membuat surai raven lembut bergerak. Dirinya membuang jauh jauh pemikiran aneh yang biasa terjadi di pagi hari dan memilih bergegas membersihkan diri.

.

Kaki jenjang menuruni tangga, menuju arah dapur. Membuat sarapan untuk dirinya sendiri.

Sebenarnya ini sudah hal biasa baginya, membuat sarapan sendiri kemudian memakannya sendirian pula. Tak ada yang sangat spesial di pagi hari. Hari hari biasa ia lalui dengan membersihkan rumah, mencuci pakaian, membaca buku, dan menonton televisi. Dan siklus itu berulang setiap harinya.

Tapi entah mengapa hari ini dirinya benar benar merindukan sosok itu. Sanzu Haruchiyo, kekasihnya.

Mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Salahkan Haruchiyo yang memiliki pekerjaan sebagai eksekutif geng kriminal terkenal, Bonten.

Haruchiyo yang terkenal beringas dan tidak segan segan membunuh pengkhianat tersebut selalu bekerja. Jangan lupakan bahwa dia pencandu pil obat obatan itu. Setidaknya dia sudah mengurangi meminum obat tersebut dengan digantikan oleh bibir ranum Takemichi.

Ya, siapa yang tidak akan candu mencium dan memanggut bibir ranum pemuda itu.

Wataknya yang tak kenal ampun membuat siapapun takut akannya. Meskipun, sebenarnya bagi Takemichi pemuda itu hanyalah seorang kekasih yang terkadang selalu ingin dimanja. Hanya Takemichi yang boleh melihat dirinya seperti itu.

Kembali ke topik, eksekutif bonten tersebut sudah 5 hari tidak pulang. Takemichi yakin itu karna pekerjaan nya, meski tau pekerjaan nya yang bukan hanya sekedar membunuh seseorang, tapi dirinya sungguh cemburu bagaimana Haruchiyo tidak pernah meminta cuti barang sekali saja untuk menghabiskan waktu bersamanya.

Itu membuatnya frustasi kadang kala.

Dirinya juga ingin sesekali dimanja oleh dia. Terkadang itu tak bisa membuat nya berhenti berpikir apakah Haruchiyo benar benar mencintainya atau tidak.

i'm home ✶ santakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang