Hold My Hand

69 5 0
                                    

Malam yang damai di kota Magnolia, Fiore. Jalanan tampak ramai dengan hiruk pikuk yang hangat. Saling sapa dan membalas senyum terlihat sejauh mata memandang, ditambah langit yang cerah dengan taburan ribuan bintang.

Diantara ramainya jalanan kota, terlihat tiga sosok sedang berjalan santai dan bercerita tentang sesuatu yang seru. Dua orang wanita dan satu orang pria, yang ketiganya memiliki warna rambut yang sama—putih. Bukan ubanan, tapi memang warna alami dari gen keluarga mereka, keluarga Strauss.

"Mira-san! Lisanna! Elfman!" Teriakan seorang wanita dari arah belakang mereka terdengar, membuat ketiga sosok yang dipanggil menolehkan pandangannya.

"Ah, kalian!" Sahut Mirajane, kemudian melambaikan tangan kearah empat orang yang melangkah mendekati mereka, Raijinshū Team.

"E-ever?" Gumam Elfman melihat wanita berambut coklat bersama keempat temannya. Wajahnya sedikit merona melihat kecantikan wanita itu.

"Asik, dihampiri pacar." Godaan Lisanna langsung dibantah secara serentak oleh Elfman dan Evergreen dengan wajah merona hebat.

"S-siapa yang pacaran, hah?! Kami tidak pacaran!"

Mirajane tertawa, kemudian mengeluarkan suara. "Kalian mau pulang?" Tanyanya lembut.

"Ah, kebetulan sekali. Kami berempat mau pergi makan malam. Kalian mau ikut?" Tanya Freed, pemuda dengan rambut panjang berwarna hijau.

Mendengar tawaran itu, Strauss bersaudara tersenyum senang dengan mata berbinar. "Benarkah?"

"Tentu saja! Laxus yang bayar, ya kan?" Sahut Bickslow sambil menatap pria kekar disampingnya.

"Apa benar, Laxus?" Tanya Mirajane lembut, menatap Laxus tepat dimatanya. Membuat Laxus terdiam sejenak. Kemudian berdehem pelan.

"Yaa, aku yang bayar."

Mendengar itu, semua langsung bersorak senang dan pergi menuju restoran untuk makan malam.

"Uoh! Kau jantan sekali, Laxus!" Sahut Elfman dengan trendmark jantan miliknya, setelahnya dipukul dengan kipas tangan milik Evergreen, "Jangan bikin malu, bodoh!"

"Kalau begitu ayo kita makan, baby!" Teriak Bickslow kelewat senang dengan tiba-tiba menarik tangan Lisanna dan berlalu pergi. "Nanti duduk disebelahku ya, Lisanna!" Lanjutnya ditengah larinya.

"Eh? Eeehh??"

"Hoi, tunggu aku! Dasar!" Freed langsung berlari menyusul Bickslow dan Lisanna. Namun baru beberapa langkah Freed berhenti dan menatap kebelakang.

"Ah, kau mau aku gandeng juga Laxus?" Tanyanya dengan mata berbinar. Belum terjawab, kerah bajunya sudah ditarik Evergreen yang juga tengah menarik tangan Elfman untuk menyusul Bickslow dan Lisanna.

"Geez, kalau terlalu lama disini nantinya kita tidak jadi makan. Ayo pergi!"

Semuanya pergi menuju restoran, meninggalkan dua orang yang menatap kepergian teman-temannya. Sambil melangkah pelan, Mirajane menatap pria tampan disampingnya sambil tersenyum manis.

"Apa?" Tanya pria itu, sambil melirik Mirajane yang terus menatapnya. 'Sial, cantik sekali.' Batinnya.

"Kau tidak keberatan membayar makan malam ini sendirian? Aku, Elfman, dan Lisanna bisa membayar pesanan kami masing-masing, jika itu membuatmu merasa terbebani."

Laxus tersenyum tampan, kemudian menggeleng pelan. "Tidak perlu. Aku tidak keberatan sama sekali."

Mirajane tersenyum lebar dengan mata tertutup "Ara-ara~ terimakasih, kalau begitu. Kau jantan sekali."

"Kheh, kalimatmu sudah seperti adikmu saja." Jawab Laxus sambil menyeringai kecil menanggapi godaan Mirajane. Mirajane tertawa renyah.

"Bagaimana denganmu, apa kau merasa keberatan?" Tanya Laxus menatap wanita cantik disebelahnya yang balik menatapnya dengan senyum manis.

"Keberatan apa? Makan malam dengan Raijinshū? Justru aku senang—"

"Bukan. Bukan itu." Potong Laxus kemudian berhenti sejenak, membuat Mirajane juga ikut menghentikan langkahnya.

"Apa kau merasa keberatan, kalau aku menggenggam tanganmu?" Lanjut Laxus yang tiba-tiba menggengam tangan Mirajane lembut dan tersenyum menggoda pada wanita dihadapannya.

Mirajane menatap tangannya yang digenggam Laxus, wajahnya terasa panas, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Kemudian dengan senyum lembut dan wajah yang merona, pandangannya beralih kepada Laxus yang masih menatapnya.

'Sial, dia semakin cantik.'

Mirajane menggeleng pelan, "A-aku tak keberatan sama sekali." Ujarnya sambil menggenggam balik tangan besar Laxus. Laxus tersenyum mendengarnya. Kemudian mereka melanjutkan langkah mereka menuju restoran.

"Ternyata memang jantan, ya." Goda Mirajane yang membuat Laxus tertawa kecil.

"Ini belum seberapa. Aku bisa lebih jantan saat dikasur." Ujarnya santai dan direspon dengan pukulan kecil dari Mirajane yang merona hebat.

"Ayo, aku sudah lapar." Sambil menggenggam erat tangan wanita cantik itu, Laxus melangkah bersama Mirajane menyusuri kota menuju restoran makan malam dengan teman-teman mereka.


—End—

Hold My HandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang