Bel sekolah pun berbunyi, menjadi tanda berakhirnya pelajaran terakhir hari itu. Teman-teman sekelas Kanza, berlomba-lomba untuk keluar dari kelas setelah guru. Sepertinya, semua anak hanya suka saat jam istirahat dan waktu pulang saja.
Kanza masih merapikan buku-bukunya yang berada di atas meja dan segera memasukannya satu persatu kedalam tas. Berbeda dengan Ara, teman sebangkunya yang sudah sedari tadi berdiri dengan tas ransel yang sudah berada dipunggungnya, memperhatikan Kanza yang sangat telaten memasukan buku-bukunya.
"Bisa cepetan dikit ga, Ratu? Gue udah laper banget, tadi cuma makan jajanan lo doang." Ujar Ara dengan senyum terpaksa.
Kanza menyerngit "Nggak bersyukur banget, udah di kasih juga"
Ara menghela napas berat, masih dengan senyum yang terukir di wajahnya. Ara kemudian berpaling dari Kanza, ia merapikan bangku-bangku yang berantakan sembari menunggu Kanza yang masih memeriksa barang-barangnya di laci meja.
Setelah selesai dengan urusannya, kedua perempuan itu bergegas keluar dari dalam kelas. Koridor kelas atas mulai sepi, hanya tersisa mereka dan beberapa anak dari kelas sebelah yang belum keluar. Ketika hendak turun, langkah kedua perempuan itu terhenti saat seorang pria memanggil Kanza. Dia Azriel.
"Za!" Teriak Azriel.
Ara dan Kanza spontan membalikan badannya, dengan wajah yang bingung. "Kirain, udah dibawah"
"Tunggu gue di parkiran" ucap Azriel, masih ditempat yang sama. Tidak mendekati Kanza dan juga Ara.
"Kenapa? Ada kerjaan? Lama gak?" tanya Kanza bertubi-tubi, juga masih dengan posisi yang sama. Di tangga.
"Nggak, tunggu aja. Cepet kok" Azriel menekankan akhir katanya.
"Yaudah, jangan lama. Gue mau ke kantin dulu bentar"
"Okey, Zayang" Azriel membulatkan jari tanggannya, tidak lupa mengedipkan matanya kearah Kanza.
"Ihh!! Najis lo Zri! Huekk" timpal Ara jijik.
"Sirik aje lo! Wlee" ledek Azriel, kembali kedalam kelas.
Kanza hanya tertawa. Keduanya melanjutkan langkah menuruni tangga, mengambil arah menuju Kantin.
"Mau beli apa sih, Za?"
"Mau beli permen, buat stok. Cape gue kalau harus ke indoapril lagi, mumpung ada disekolah, ya sekalian aja" Ucapnya sesampainya di Koperasi sekolah.
Kanza membeli beberapa permen kesukaannya. Dua, tiga, lima, tidak, ia membeli sepuluh bungkus Yupi kesukaannya. "Last stock, sayang"
Ara tidak habis pikir dengan temannya itu, bagaimana bisa ia membeli permen sebanyak itu.
***
Kanza sangat senang memegang kantong kresek yang berisi sepuluh bungkus, makanan kesukaannya ditangannya. Lebih tepatnya Jajanan. Gadis dengan tubuh mungil itu sangat mirip dengan anak kecil yang senang, sehabis dibelikan mainan sama Mamanya. Ia berjalan dengan sedikit loncatan disetiap langkahnya, tidak memedulikan Ara yang berada dibelakangnya, sedang menatapnya aneh.
Kanza berhenti secara tiba-tiba, saat melihat empat mata tertuju padanya. Ara yang berada dibelakang Kanza, melipat kedua tangannya, tidak lupa tersenyum miris, berjalan melewati Kanza yang terkesiap melihat Azriel dan Kenzo yang menatapnya heran.
Kanza tersenyum salah tingkah dan hampir tertawa sendiri, mengingat tingkahnya seperti anak kecil saat berjalan tadi. Senyum tersungging di bibir Azriel, tidak habis pikir. Kanza memutuskan untuk bersikap biasa saja dan kembali berjalan untuk menghampiri Azriel yang sudah berada di motornya. Gadis itu tidak mau ambil pusing, secara cuma mereka-mereka yang melihat tingkahnya, pasti sudah tahu, sifat random dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Keizaro's : Rumah Untuk Yang Patah [NCT] ON GOING
Fanfiction(PERINGATAN!! CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA TIDAK SOPAN/KASAR DAN KEKERASAN) Diharapkan para pembaca dapat bijak dengan tidak membawa cerita KEIZARO'S pada kehidupan nyata🙏❤️