Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
Sunghoon menyeduh mie instan cup sambil mengotak-atik ponselnya. Melihat banyak notifikasi dia tampak malas dan memakan mienya dengan pelan juga. Chat dari temannya, grup kelas, orang-orang di tempat kerjanya. Sunghoon harus memperosesnya bergantian dipagi hari ini.
Hingga akhirnya ketua kelas mengirim chat di grup yang berisi 'Guys, nilai UAS udah keluar.'
Sontak Sunghoon langsung menyingkirkan cup mienya dan langsung kedua tangannya fokus membuka browser. Bahkan panggilan dari 'Paman Yeonjun' di decline begitu saja karena dia sangat penasaran dan akan menghitung kalkulasi gradenya sebelum benar-benar keluar menjadi IPK.
Dua puluh empat SKS yang dia ambil pada semester ini membuat kepalanya hampir pecah. Dia tidak menyangka semester 4nya akan sebegini sulit. Mengimbangi dengan latihan dan bekerja membuat tubuhnya terlihat kurus saat ini.
Senyumnya mulai terukir ketika nilai UASnya pada mata kuliah ini cukup bagus. Dia anak beasiswa dari sekolahnya dulu sehingga dia cukup pintar. Namun matanya berkedip beberapa kali saat dia melihat nilai UAS Cost Accounting, dia mendapat nilai 57, sedangkan UTSnya 43.
Dia langsung mengambil kalkulator dan menghitung jumlah dan nilai tugasnya juga. Hatinya mencelos saat dia akan mendapatkan C pada mata kuliah ini.
"Ah andwae..." Sunghoon meremat kepalanya, dia tidak bisa protes karena memang mata kuliah itu yang paling sulit untuknya. Karena dosen lulusan Universitas London itu memberi bahan dan soal ujian full Bahasa Inggris. Bahkan bukan hanya Sunghoon, banyak teman sekelasnya yang kesulitan karena Bahasa Inggris Accounting lebih sulit dibanding mata kuliah Bahasa Inggris biasa.
'Ah syukurlah aku masih mendapat 6.'
'Gila jantungku mau copot. Mendapat C di mata kuliah Pak Jay sudah untung.'
'Jaeyun, kau kan pintar Bahasa Inggris. Nilaimu berapa?'
'Aku 70. Aiss ini soalnya memang susah banget. Aku tetap dapat C karna utsku jelek. Yasudah lah yang penting lulus.'
Sunghoon membaca obrolan teman-temannya Di grup kelas. Mereka semua masih bersyukur mendapat C tapi Sunghoon tidak bisa. Semua mata kuliah hampir semuanya dia mendapat A, hanya ada satu yang B dan hanya satu C. Mendapat B satu masih di toleransi oleh pihak beasiswa tapi kalau C bisa-bisa beasiswa Sunghoon dicabut. Kepala Sunghoon mau pecah, dia tidak punya uang untuk membayar kuliahnya, untuk makan dan ongkos sehari-hari saja dia mengirit habis-habisan. Dia tidak akan bisa kuliah tanpa beasiswa.
-Paman Yeonjun is calling-
Ponsel Sunghoon kembali berdering. Dengan malas dia mengangkat panggilan itu.