Kursi Kosong

52 9 6
                                    

Silahkan Masuk dan Makan Gratis!

Strol membaca tulisan pada kardus bertinta hitam yang diletakkan di depan toko makanan yang menyajikan segala jenis olahan daging sapi. Sambil menata topi lusuh warna cokelatnya, ia berjalan dengan mengangkat dagu, terlihat seperti orang sombong namun sebenarnya itulah caranya menunjukkan kesenangan.

Strol mendorong pintu kaca yang menjadi satu-satunya pintu di toko tersebut, terlihat banyak sekali orang yang memakan daging sapi bak orang kelaparan, bahkan meja mereka pun sudah penuh dengan piring kotor yang tertumpuk tinggi. Namun, hal tersebut sangat wajar terjadi, di asrama sekolah sihirnya jarang sekali disediakan daging sapi, hanya ada daging ayam dan ikan-ikan segar sebagai lauknya.

Langkahnya berjalan ke arah pelayan yang sibuk memasak dan juga menyediakan sajian, ia mengambil dua piring sekaligus yang sudah terisi nasi, sayur, dan juga daging sapi tentunya. Ia tersenyum senang kala melihat daging sapi yang diberikan cukup besar dan masih terlihat segar.

Strol langsung melangkah cepat menuju meja kosong, ia menggosokan kedua tangan siap menyantap makanan di depannya. "Selamat berpesta untuk malam ini," katanya sambil tertawa kecil dan mulai memakan makanannya.

Ia tidak tahu mengapa toko ini selalu memberikan makanan gratis setiap tahun, namun tidak pada tanggal atau musim yang sama. Hal itu membuat orang-orang termasuk dirinya melewatkan kesempatan emas yang hanya terjadi satu hari saja.

"Bolehkah kita duduk di sini? Sudah tidak ada lagi kursi kosong."

Strol mengangkat kepala tanpa menghentikan gerakan mengunyah pada mulutnya, terlihat dua sejoli yang membawa piring di kedua tangannya sama seperti yang ia lakukan, ia langsung mengangguk walaupun sebenarnya ia tidak mengenali siapa mereka.

Gadis berambut lurus kecokelatan itu tersenyum simpul lalu menyuruh pria di sampingnya untuk duduk bersama. Mereka sesekali mengobrol tanpa menghiraukan keberadaan Strol, pria bertopi itu juga tidak menghiraukan kedua sejoli yang ia yakini adalah sepasang kekasih tersebut.

Perlu lima belas menit untuk Strol menghabiskan makanannya, ia langsung berdiri setelah meneguk setengah botol air putih yang tersedia di atas meja. Ia berniat untuk mengambil satu porsi lagi dan membawanya pulang. Ia tidak mengatakan sepatah kata apa pun pada dua orang di depannya.

Gadis berambut lurus itu menatap setiap langkah Strol hingga pria itu menghilang di balik pintu dengan satu piring berisikan makanan. Ia kemudian menatap pria di sampingnya. "Sepertinya dia satu jurusan denganmu," ucapnya.

Pria yang memiliki rambut pirang bergelombang itu menggeleng. "Kau tidak bisa menebak jurusan seseorang semudah itu, Wegstrons memiliki lebih banyak mata pelajaran yang kau tahu, bahkan beberapa di antaranya tidak berguna, namun tetap saja banyak diminati," ucap pria itu terkekeh sambil memasukkan sesuap besar daging ke mulutnya.

Cole tertawa. "Sejak kapan kau berbicara panjang seperti itu?"

Jimi mendengkus, di antara semua saudara yang ia miliki, Cole adalah yang paling terdekat. Namun gadis itu rupanya belum bisa mengerti seluruh keadaannya.

"Kau pasti tahu seberapa buruknya keluargaku, aku tidak bisa berbicara panjang seperti tadi di hadapan mereka." Jimi menghentikan aktivitas makannya sembari menyenderkan punggung lebarnya di punggung kursi.

Cole merasakan perubahan wajah dan suasana hati Jimi. Tiga tahun tidak bertemu dan hanya bertegur sapa melalui surat, wajar jika Cole melupakan hal tersebut. Lagipula, ia berpikir bahwa kedua orang tua Jimi sudah tidak seburuk dahulu karena kematian salah satu anaknya empat tahun lalu.

"Maafkan aku." Cole menatap serius wajah Jimi yang terdiam.

Bukannya membalas, Jimi langsung mengalihkan pembicaraan mereka ke topik yang berbeda, ia tidak ingin terlarut memikirkan kedua orang tuanya yang gila.

4 Human EscortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang