SEMESTER KEDUA, AWAL TAHUN 2014
"Kamu itu kalau ada masalah bilang nya ya ke Abang, jangan lapor ke Nyanyak*."
Aku mengalihkan pandanganku sambil menahan umpatan yang sedari tadi hampir ku keluarkan. Here we go again, ceramahnya yang bikin telinga tuli sudah terdengar lagi.
Semua berawal dari sepeda motor ku yang bermasalah. Motor-ku itu mogok dan dengan terpaksa aku berjalan kaki dari kos ke kampus-dan jaraknya lumayan jauh pun. Aku yang bercerita lewat telpon ke Nyanyak ku itu, langsung saja panik (maklum saja, Nyanyak itu orangnya histeris. Drama queen abadi) dan langsung menelpon abang ipar-ku yang juga menjabat jadi dosen di kampus ku itu, dan berakhirlah kami berdua berada didepan kos ku. Inilah salah satu yang aku tidak suka dari dia, dia mengomeliku lagi.
Yah sebenarnya abang iparku ini baik sih orangnya, Cuma tetap saja aku tak nyaman, jadi tetap rasa segan itu masih ada. Dan di omelin ama orang yang membuat kamu ganyaman itu rasanya enggak banget.
"Bentar lagi kawan abang dari kampus datang buat ngebenerin motor kamu," aku mengernyitkan dahiku, tanda penasaran. Memang siapa sih teman abang? Jangan bilang salah satu dosen kami yang tua-tuir itu. Ih amit-amit deh. Gabisa pedekate nih hiks hiks..
"Memang siapa bang?" Tanya ku mencoba cool -sebisa mungkin.
"Nah itu orangnya." Aku melirik keluar pagar dan mendapati seseorang yang menaiki salah satu motor Ninja berwarna hijau keluaran tahun 2008 berhenti didepan pagar kos-ku. Dia memakai kemeja biru kotak-kotak dan celana khaki, sedang melepaskan helm dan tersenyum kearah abang ipar ku.
Subhanallah.
Ingatkan aku untuk bernafas sekarang. Seperti ada malaikat yang jatuh dari surga dan tanpa kusadari ia sudah berada didepanku,
"Mana nih motornya yang rusak?"
**
*Nyanyak : Ibu
Ps : selamat datang kedunia dimana mungkin anda akan senyam-senyum gajelas dengan tingkah Nara yang polos nan geblek dan Rangga yang misterius! :D
KAMU SEDANG MEMBACA
From Zero to CEO
General FictionNara Azzahra Jeumpa, terdampar ke Jakarta untuk menuntut ilmu di salah satu universitas swasta paling terkenal se-antero Indonesia. Hidupnya memang membosankan, hanya sekedar tidur-makan-kampus-belajar-jalan-tidur. Sampai ia berjumpa dengan teman...