Chapter 01

214 23 3
                                    

"Uwaaa, sudah pukul berapa ini?".

Hinata berteriak kencang lalu berlari menuju kamar mandinya. Ia terlihat cukup berantakan pagi ini, tidak seperti biasanya. Pesta barbeque bersama teman-teman membuatnya terjaga sampai pagi menjelang.

Setelah mandi, Hinata berias seperlunya lalu berangkat menuju perusahaan dimana ia akan memulai karirnya sebagai sekretaris pribadi.

Sesampainya disana, tubuh Hinata gemetar tidak karuan. Konon katanya si pemilik perusahaan memiliki sikap yang cukup angkuh dan arogan. Namun sisi baiknya, perusahaan ini menggaji karyawannya dengan upah yang bisa dibilang cukup besar bagi seorang pemula seperti Hinata.

"Ms. Hyuuga Hinata" panggil salah seorang customer service di meja penerimaan.

Hinata yang merasa dirinya dipanggil pun beranjak bangun dari tempat duduknya. Ia menelan ludahnya sembari berjalan pelan mendekati pintu kaca yang bertuliskan "Ruang Interview".

Setelah pintu kaca terbuka lebar secara otomatis, Hinata sangat terkejut. Ia melihat beberapa karyawan & karyawati yang baru melamar pulang dengan keadaan kumuh berantakan. Dalam hatinya ia bertanya-tanya, apa yang telah terjadi pada mereka?

Hinata berjalan pelan mendekati seorang karyawati lalu bertanya, "Mohon maaf. Kalau boleh tahu, apa yang terjadi pada kalian?".

"Aku. . . Sudah gagal. . . " jawab wanita tersebut dengan suara yang lirih.

"Gagal? Gagal dalam hal apa? Ini kan baru permulaan".

Hinata semakin kebingungan ketika wanita tak bersalah itu mulai menangis memeluk dirinya.

"Kau harus bisa melakukannya. Jangan sampai lengah. Jika tidak, kau akan berakhir sama seperti diriku".

Wanita itu langsung pergi begitu saja dan meninggalkan Hinata yang masih membeku di tempatnya.

"Mampus saja aku".

Senyum gugup kini menghiasi wajah Hinata. Tapi mau tidak mau, ia harus menghadapinya dengan penuh kesiapan.

Setelah beberapa langkah menuju ruangan interview, Hinata melihat seorang pria maskulin dengan tubuh yang tegap sedang duduk bersender di meja kerjanya. Ia semakin tampan ketika pandangannya mulai tertuju pada Hinata yang masih mematung di ujung lorong.

"Oi! Apa yang kau lakukan disana?" pria tersebut berteriak cukup keras, membuat Hinata terbangun dari lamunannya. "Mau mau kusiram air dingin seperti mereka?".

"G-Gomennasai".

Hinata berlari kecil menuju pria tersebut dengan agak tergesa-gesa.

"Perkenalkan, nama saya Hyuuga Hinata" Hinata membungkuk memberi salam seperti orang biasa pada umumnya. "Saya ingin melamar pekerjaan di perusahaan ini. M-Mohon bantuannya".

"Sedang apa kau? Aku belum bertanya siapa dirimu, tapi kau sudah berani menjawabnya. Lancang sekali kau?".

Sontak Hinata melotot karena kaget. Ia tidak menyangka bahwa orang ini memiliki hati seperti iblis, padahal wajahnya sangat tampan seperti malaikat.

"G-Gomennasai-ne. . . " ucap Hinata menunduk malu.

Pria tersebut tidak menjawab Hinata, ia hanya diam lalu duduk di kursi sambil melipat kedua tangannya.

"Apa tujuanmu melamar pekerjaan disini?" lanjutnya bertanya.

"Etto. . . Menjadi sekretaris pribadi adalah hal yang saya cita-citakan sejak kecil. Jadi saya berharap bisa mewujudkan impian ini walau saya tahu masih banyak hal yang haru dipelajari".

Hinata menggenggam kedua tangannya erat-erat, ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa untuk menghadapi situasi canggung seperti ini.

"Apakah kau sudah paham mengenai Jobdesk serta peraturan yang berlaku di perusahaan ini?" lanjutnya bertanya lagi.

My Destiny and My True LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang