Gelap menyapa saat ia mulai membuka mata. Dunianya hampa tak lagi dapat melihat keindahan yang Tuhan buat. Sejak kejadian dimana ia kehilangan semuanya. Terampas dengan mudah dari apa yang ia terus berusaha dalam menjaganya. Ia tersenyum miris ketika mengingat begitu mudahnya untuk Tuhan membolak balikkan kehidupan hambaNya. Ia bangun dari tempat tidur ternyamannya. Untuk menghadapi berbagai kesinisin dunia luar terhadap dirinya. Pintu terdengar diketuk dari luar. Ia berdiri meraba sambil mengingat letak tongkatnya. Setelah ketemu ia berjalan menuju pintu untuk membukanya dan berkata lirih saat sadar bau parfum yang menguar setelah pintu ia buka
"Arga"
Lalu ia merasakan tangan kekar memeluknya. Mengelus dengan lembut punggungnya. Serta menciumi dengan serakah puncak kepalanya.
"Halo Na, kangen banget sama kamu"
Anna namanya, senyum lembut terukir disudut bibirnya, balik memeluk dengan erat seakan pria itu akan menghilang besok.
"Kangen kamu juga. Kamu pergi lama banget Ga".
"Maafin aku ya, kali ini setiap pergi pasti aku akan ajak kamu".
Anna terkejut. Takut yang didengar hanya sebuah angan saja. Memastikan sekali lagi.
"Ga barusan kamu bilang apa ? kamu lagi bercanda ya ?"
"Aku serius Na, aku beneran serius. Nggak mungkin aku nginggalin kamu terus-terusan kaya gini".
"Buat apa Ga, nanti aku jadi beban buat kamu. Aku nggak apa-apa harus nunggu kamu. Nggak masalah asal kamu balik lagi ke aku. Nggak masalah Ga. Aku nggak mau membebani kamu".
"Jangan berani bilang kamu beban buatku Na. kamu isteri aku. Aku cinta sama kamu. Aku yang mau kamu. Jadi kali ini please nurut sama aku. Oke ?"
Anna ingin menyanggah, namun dari suaranya Arga sedang tak ingin dibantah. Anna mengangguk. Meraba wajah Arga menemukan raut bahagia diwajah sang suami.