1. His Name is Joonghyuk

485 69 8
                                    

Malam bulan purnama menjadi malam meriah di rumah countess Han karena hari itu adalah hari jadinya. Banyak bangsawan berseliweran mengucapkan selamat ulang tahun kepada sang pemilik pesta. Tak terkecuali bagi anak dari Duke Hades dan Duchess Persephone yang merupakan teman dekat Countess Han Sooyoung.

"Selamat ulang tahun Sooyoung," ucap Dionysus kepada sang pemilik nama yang tengah menyesap wine dari gelas dalam genggamannya.

Sooyoung menoleh dan menundukkan badannya sedikit sebagai bentuk salam. "Selamat datang Duke muda. Terima kasih atas ucapan anda," sahut Sooyoung dengan sopan. "Omong-omong, di mana adik anda?"

Dionysus menunjuk seorang pemuda yang tengah dikerumuni pria. "Dia memang sangat menggoda untuk dijadikan sebagai tunangan," jawabnya tenang sembari mengisap wine.

"Ya. Mau bagaimana lagi, Dokja kan cantik tapi dirinya sendiri tak mau mengakui hal itu," ucap Sooyoung.

Baik Dionysus dan Sooyoung tertawa sejenak memaklumi Dokja yang mereka kenal sejak kecil. Mereka bertiga sudah kenal dan berteman sejak kecil namun karena jabatan kekuasaan mengharuskan mereka bersikap formal antara satu sama lain tak terkecuali hubungan Dokja dan Dionysus di hadapan umum. Dokja yang keduanya kenal memang berperilaku manis dan lucu juga menggemaskan di saat yang sama membuat banyak orang tertarik padanya terutama kaum adam.

Dokja yang melihat kakaknya bersama Sooyoung segera undur diri dari hadapan para pria yang tertarik akan dirinya. "Saya berniat menghampiri pemilik pesta dan kakak saya. Maaf karena tiba-tiba undur diri," ucapnya dengan tenang lantas mengarahkan langkah kakinya menuju sang kakak dan sahabatnya.

"Kenapa kalian tak membantuku dan justru menertawakanku? Apa yang lucu?" tanya Dokja sembari memotong cake di genggamannya menggunakan garpu dan melahapnya.

Dionysus menyeringai. "Kau terima saja ajakan kencan dari mereka daripada harus menghabiskan waktu terus-menerus di dalam perpustakaan. Kau tak bosan Dokja?" Dirinya justru balik bertanya.

Sooyoung mengangguk menyetujui. "Benar apa kata Duke muda. Kau itu terlalu banyak bermain di dalam perpustakaan hingga badanmu bahkan bau buku," ungkap Sooyoung terang-terangan.

Dokja mengendus tubuhnya sendiri lantas menatap Sooyoung dengan tatapan polos. "Aku tidak bau buku," jawabnya.

Lagi, Dionysus dan Sooyoung tertawa bebarengan karena kepolosan Dokja. Bahkan Sooyoung menepuk pundak Dokja beberapa kali. "Kau ini polos atau bodoh si. Itu hanya perumpaan tahu, bukan sungguhan."

Pipi Dokja merona hebat karena balasan Sooyoung. Ia sungguh polos bahkan untuk dikerjai oleh sahabat dan kakaknya sendiri, salahkan sendiri dirinya yang lebih sering berkencan dengan buku di perpustakaan ketimbang kencan sungguhan dengan wanita maupun pria yang ingin dekat dengannya.

"Sudahlah Sooyoung. Jangan kau ledek Dokja lagi," ujar Dionysus, jarinya dengan terampil meletakkan gelas berisi sedikit wine ke arah pelayan. Kemudian Dionysus pergi dari hadapan kedua bersahabat itu. "Aku akan menyapa bangsawan lain. Dokja, kau tunggu di sini saja. Jangan ke mana-mana kalau kau ingin pulang bersamaku."

Dokja mengangguk-angguk memahami ucapan sang kakak. Sementara Sooyoung berdecih ringan. "Jangan turuti apa kata Dion, Dokja, bersenang-senanglah di pesta ini. Lagi pula kau kan juga jarang datang di pesta perkumpulan bangsawan," ucapnya.

"Tidak. Aku akan menuruti apa kata Duke muda. Lagi pula tak ada yang harus aku nikmati kecuali makanan di sini," balas Dokja sembari menyambar kue coklat yang ada si stan kue. Ia memakannya dengan lahap sehingga beberapa remahan kue tertinggal di sudut mulutnya.

Sooyoung menggelengkan kepalanya. Ia heran bagaimana bisa ad lelaki sepolos dan sepatuh Dokja di jaman sekarang di mana orang-orang berebutan kekuasaan. "Panggil kakakmu Dion saja. Dia juga sudah mengijinkannya bukan?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Catch Me If You Can, BastardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang