The reason

35 4 0
                                    

Nama : Syarifa Syani
Judul Novel : Keep Silent
Day01 - The reason -

Happy reading

   Darah menyebar dimana-mana, di ruangan bawah tanah, seseorang sedang tersenyum puas melihat hasil dari perbuatannya yang sangat menjijikkan dimata. Berbeda dengan pendapat kita, dia bangga dengan darah yang dianggap sebuah karya.

“Rapikan segalanya tanpa sisa.” Demikian kata Alfarega Andika Pratama dengan nada biasa saja, tetapi sangat terkesan sebuah pesan pertanda masalah.

“Baik Bos.” Kata Aditya dan Adam sembari dengan penuh semangat.

   Rega marah mendengarnya lalu berkata “Bisa berhenti mengatakan bos?” Mata sipit Rega memandang dengan serius pada 2 lelaki yang sekarang berada di depannya – Aditya Veranda & Adam Zenly – teman seangkatan dan juga teman bisnis Rega di Australia.

“Menghargai lo sebagai senior kita adalah sunnah.” Jawab Adit dan Adam bersamaan tanpa disadari. Mereka kaget dan saling melihat satu sama lain, kemudian tanpa aba-aba tertawa bersama.

“Sekarang bisa berhenti?” Keluh Rega

“Ingat ya calon ketua kita tidak akan pernah berhenti, hahaha!” Teriak mereka kompak dan berlalu pergi dengan tertawa terbahak-bahak.

“Keluar lo Ga! Jangan buat gua kehabisan kesabaran dengan sikap biadab lo!” Teriak Caroline Kyla – saudara jauh Rega – dengan keadaan yang jauh dari kata bersih dan sehat. Rega mengenal suara wanita muda ini, dengan panik dia keluar dari ruangan bawah tanah dan segera membersihkan diri. Adit dan Adam pergi begitu melihat kondisi menjadi serius secara tiba-tiba.

What are you doing here?” Rega berusaha tenang menyembunyikan rasa khawatir disaat melihat tubuh Kyla dipenuhi luka terbuka dan beberapa anggota tubuh Kyla terdapat luka memar. Rega tidak boleh memperlihatkan dunia kelam yang ia ciptakan kepada Kyla, Rega yakin Kyla tidak akan sanggup mengimbangi, mengingat Kyla begitu manja kepada Rega.

“Jahat! Bodoh lo Ga! Apa yang lo lakukan terhadap keluarga kak Harisa?! Hiks jangan buat gua benci sama lo Ga! Jelasin!” Ucap Kyla. Kyla sebenarnya tidak boleh menangis saat ini, ia sangat penasaran apa yang Rega rencanakan? Namun itu hanya harapan, air mata keluar begitu saja menjatuhi pipi melihat Rega tidak khawatir kepadanya, apalagi dengan santai Rega bertanya mengapa Kyla di Sydney? Seakan tidak mengharapkan keberadaan Kyla di sini, apa Rega memiliki hati?

“Kenapa lo malah bertanya alasan gua disini? Lo harusnya bertanya apa gua baik-baik saja! Bahkan lo tidak peduli dengan alasan gua terluka kan? Lo hanya enggak mau ketahuan dengan kelakuan sampah lo itu? Gua benarkan?” Rega terdiam, menarik dan menuntun Kyla untuk duduk membiarkan Kyla mengeluarkan suara hatinya. Rega yakin Harina Sanjaya sudah mengatakan sesuatu kepada Kyla, percuma jika berbohong hanya akan mengecewakan dan menyakiti Kyla. Rega hanya sedang menunggu waktu yang tepat dan cara yang tepat untuk mengatakan yang sebenarnya atau mungkin tidak akan ada penjelasan.

  “Semuanya gak benar kan Ga?! Lo pasti gak mungkin mengancam keluarga kak Rina kan Ga?! Jawab! Jangan hanya diam saja seakan lo membenarkan semuanya.” Tangis Kyla semakin menjadi melihat Rega bungkam. Rega memang memilih terdiam, Rega takut jika ia membuka mulut detik itu juga akan menghantam kesehatan mental Kyla. Tidak lama sejak Kyla menangis dan mengeluarkan semua isi hatinya Kyla tertidur di pundak Rega.

Rega sangat dingin terhadap manusia di dunia, terkecuali karya nya yaitu manusia yang mengeluarkan darah untuk kepuasan dirinya. Rega senang mengguliti dan menyiksa setiap seseorang lelaki yang pantas di hukum, hanya lelaki, ia sangat menghargai wanita.

Mengenal rasa kepuasan bermain darah disaat berumur 8 tahun membuat dia tidak takut terhadap apapun. Memang tidak mengherankan Rega mampu mengusai segala dunia yang orang tuanya ajarkan ketika berumur 12 tahun karena Rega begitu pintar dari anak remaja pada umumnya. Tidak salah, kala itu Rega tidak sengaja melihat Daddy dan Mommy menikam lelaki dan menyebut bahwa kuasa akan menghukum lebih pedih dibandingkan dunia yang isinya hanya sandiwara semata, sejak saat itu Rega yang memang terbiasa menyendiri memilih bermain dengan dunia yang dianggapnya lebih menggairahkan dan menyenangkan.

Kanaya Rosena dan Aksandro Pratama adalah orang tua Rega, perkenalan orang tuanya jujur saja akan sangat panjang mengingat Mommy dan Daddy Rega bukan orang tua biasa, Kanaya sebagai Mommy Rega, seorang wanita berumur 31 tahun saat ini, berprofesi sebagai pengusaha di Australia dan menjadi ketua Gangster Stared sedari usia 18 tahun. Aksa sebagai Daddy Rega, berusia 32 tahun tahun saat ini. Berbeda 1 tahun dengan Kanaya, berprofesi sebagai pengusaha di Indonesia dan Amerika.

   Alasan mengapa Rega selalu sendiri karena dia anak tunggal dari Kanaya dan Aksa. Rega berumur 17 tahun saat ini, sedangkan Kyla berumur 16 tahun, Kyla adalah sepupu dari keluarga jauh Kanaya di Brisbane.

   “Lo tidak akan mengerti dunia ini.” Kata Rega sembari mengusap anak rambut Kyla, lalu kembali mengatakan "Tolong jangan pernah datang." Dan menatap wajah Kyla yang sedang tertidur.

   Handphone Kyla berdering membuat Rega terdiam sejenak dan memilih menutup mata, tetapi tidak lama setelahnya, handphone Rega berdering membuat Rega menghela napas.

   "Hm?" Rega mengangkat telepon tanpa melihat siapa yang diajaknya berbicara.

   "Hm? Are you kidding? Where are you?" Terdengar suara Kanaya marah.

   "Why Mom? Kyla? Here, Sydney." Singkat kata Rega dan langsung mematikan sambungan telepon nya tanpa basa basi.

   'Siapa dia? Yang berani membuat milikku terluka?' Rega berucap dalam hati, dan teringat dirinya dekat dengan salah satu teman Aksa yang memiliki perusahaan di bidang hacker terbaik.

   Rega merogoh saku dan mencari handphone nya. Menulusuri terkait bisnis gelap yang terjadi dalam keluarga Rina. Nihil, tidak ada penjelasan, terpaksa memakai rencananya membuat Rega tersenyum dan mengangguk.

   Rega memanggil Adit dan Adam untuk menjaga Kyla, kemudian berlalu pergi menuju kantor Kanaya. 10 menit, Rega sampai di kantor yang tertuliskan jelas Kay's Company dan logo perusahaannya. Rega terdiam sejenak disaat memasuki ruangan Kanaya.

   Aksa dan Kanaya berdiri siap sedia seakan tahu bahwa Rega akan datang. Tanpa basa-basi dan tanpa permisi Rega duduk di sofa yang ada di dalam ruangan kerja Kanaya.

   "Kebiasaan siapa yang dirimu salin anakku? Izin tidak, permisi tidak bahkan salam pun tidak." Tanya Aksa sembari duduk di depan anak tunggalnya yaitu Rega. Rega hanya diam dan tersenyum tipis.

   "Kamu terlalu sabar mendidik anak Aksa. Dia harus sadar bahwa dia banyak kurangnya." Sarkas Kanaya.

   "Mom, Mommy yang terlalu emosional." Balas Rega santai dan lembut dengan senyum dinginnya. Mereka tertawa, tidak tahu apa yang ditertawakan.

   "Dad, Aku ingin belajar hacker." Kata Rega disaat keadaan sudah tenang.

   "Tunggu, untuk apa? Kamu sudah tidak perlu melakukan hal itu, apa kamu lupa bahwa kamu penerus perusahaan Daddy dan Mommy?" Tanya Aksa mengharapkan penjelasan. Rega tahu bahwa Aksa tidak ingin dirinya meneruskan dunia yang sedang ia lakukan saat ini. Tapi, Rega tidak ingin berhenti.

   "Aku punya alasan dad." Rega tidak pintar mengungkapkan perasaannya dengan perkataan ataupun sikap, Rega hanya bisa berharap agar Aksa mengerti dirinya. Aksa diam, sedangkan Kanaya hanya tersenyum sedari tadi.

   "Ada syarat, silahkan jika kamu tertarik nak." Ucap Aksa menatap tajam Rega, Rega menelan ludah. Ayah nya memang bukan seorang gangster, tapi perkenalkan dia adalah mafia terkenal di Amerika. Licik? Sangat.

   "Sebutkan." Balasan Rega membuat Aksa tertawa dan menjelaskan kepada Rega apa syarat yang harus dilakukan oleh Rega.

   Rega diam, sedangkan Kanaya dan Aksa tertawa puas. Rega marah, tapi dia tahu tata krama dan memilih diam, bagaimanapun mereka adalah orang tuanya. Rega meminta waktu dan memilih pergi.

   'Apa sepadan?' Hati Rega bertanya pertanyaan yang sama terus-menerus.

Keep silentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang