Hyuckno (Salah paham)

3K 137 5
                                    


Kalau ditanya siapa orang yang paling ingin Jeno hindari, maka jawabannya sudah jelas pria bernama Haechan. Teman satu angkatannya yang paling enggan sekali ia temui dimanapun. 

Tapi sayangnya takdir seolah tidak selaras dengan keinginan pemuda itu karena sialnya Jeno selalu dipertemukan dengan Haechan. Di luar dari keberuntungannya yang tidak sekelas dengan anak itu, Jeno agak menyesali keputusannya masuk ke dalam club panahan di sekolah. 

Padahal mulanya dia pikir si Haechan ini tidak akan tertarik pada club panahan karena teman-temannya masuk dalam club basket. Tapi ternyata mereka malah berada di satu club yang sama sehingga mau tidak mau Jeno akan bertemu dengan Haechan tiap kali mereka ada jadwal latihan.

Belum selesai sampai situ, Jeno baru mengetahui akhir akhir ini kalau ternyata dia dan Haechan les di gedung yang sama. Untung saja tidak di guru yang sama pula, kalau iya mungkin Jeno akan mengklaim kalau dirinya terkena sial terus karena harus bertemu Haechan dimana mana. 

Tapi mungkin, itu hanya dari sisi Jeno yang beranggapan demikian. Karena kenyataannya Jeno tidak pernah tau kalau Haechan sengaja mengejar jadwal Jeno agar selalu berada di sekitar laki-laki itu. 

Dan lagi, Jeno juga sepertinya tidak akan tau kalau di balik keikutsertaan Haechan di club panahan. Ada Mark yang memberitahu Haechan kalau Jeno mendaftar di club tersebut sehingga membuat Haechan membatalkan rencananya untuk ikut Jaemin masuk ke dalam club basket sekolah. 

“Dih kenapa lagi ni cowok tumben banget gamau nebengin gue” Haechan tersenyum tipis begitu mendengar samar samar gerutuan dari pemuda yang sudah sejak lima belas menit lalu dia perhatikan. 

Dia baru saja keluar dari ruangan les nya saat menemukan Jeno berdiri di pinggir jalan menunggu jemputan. Sejauh yang Haechan perhatikan, biasanya Jeno akan pulang les bersama Renjun karena rumah mereka yang berdekatan. 

“Wah jangan jangan si renjun punya gebetan makannya dia gak mau ngangkut gue di sini” Jeno masih menggerutu dengan bibir yang kian maju. Pemuda itu kini sibuk mengetikkan sesuatu di ponsel sambil sesekali menempelkan ponselnya ke telinga. Mungkin berusaha menghubungi temannya sambil terus mengirim pesan. 

Haechan sebenarnya ingin mendekat. Tapi takut kalau hadirnya lagi-lagi tidak diterima di pujaan hati. 

Ya, aslinya Haechan ini memang diam diam mengagumi Jeno. Lagipula, siapa yang bisa tahan untuk tidak naksir cowok itu setelah seringkali melihat bagaimana perangainya secara langsung?  

“Ih tau begitu tadi gue bawa motor sendiri anjing ah kesel banget” Jeno mendengus. Kemudian yang Haechan lihat Jeno duduk di kursi yang memang sengaja disediakan di sana untuk menunggu. 

Karena tempat les ini umum dan tergolong besar. Jadi tentu saja kursi untuk menunggu jemputan akan sangat berguna bagi para pelajar seperti Jeno yang saat ini tidak membawa kendaraan pribadi. 

Entah itu untuk menunggu kedatangan bis, taksi atau ojek yang pada zaman ini sudah bisa dipesan melalui aplikasi di ponsel. Atau dalam kasus Jeno, yang Haechan tau laki-laki itu sedang menunggu dijemput seseorang. 

Padahal sebenarnya, Jeno memilih untuk memesan taksi online karena tidak yakin Renjun akan membaca pesannya dalam waktu dekat. Rencananya sih mau pesan ojek online, tapi menduga cuaca yang kemungkinan akan segera turun hujan membuat dia waspada dan memilih pesan taksi online. 

Biasanya dia memang akan ikut dengan Renjun karena seperti yang dijelaskan tadi kalau rumah mereka berdekatan jadi secara teknis sudah tentu searah. Renjun les di tempat yang berbeda dengan Jeno jadi mereka tida bertemu saat belajar, tapi biasanya akan pulang di waktu yang berdekatan jadi selalu pulang bersama.

all in 234 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang