NM | DUA PULUH LIMA

3.4K 226 35
                                    

🏴‍☠️ Met Baca 🏴‍☠️

"Lo ada masalah, Yon?" tanya Daren menatap sahabatnya yang tidak seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo ada masalah, Yon?" tanya Daren menatap sahabatnya yang tidak seperti biasanya.

"Namanya hidup pasti punya masalah" jawab Lion dengan wajah datarnya.

Daren tersenyum, "Lagi berantem sama Casey?"

"Mikirin Anaya" jawab Lion sambil menghela nafas panjang.

"Bryan habis ini bakal berobat ke Cina dalam kurun waktu yang gak ditentukan, kalau misalnya lama ya dia sekalian kuliah disana. Itu mungkin yang buat Anaya lebih banyak menghabiskan waktu sama Bryan"

"Awalnya kan kalian punya rencana ke Cina bareng trus keduluan insiden Casey sakit dan melahirkan, belum lagi masalah Rendy. Lo juga gak akan izinin Anaya buat ikut sama Bryan kan" ucap Daren membuat Dandelion tertegun.

"Gue sebenarnya marah sama diri gue sendiri, Ren. Tanpa sadar gue lampiasin semuanya ke Naya, jujur gue kasian banget sama Casey. Dia selalu berada dalam keadaan bahaya karena gue" jawab Lion

"Resiko lah, Yon. Kalau dia mau nikah sama lo itu tandanya dia siap nerima semua resikonya"

"Kapan Bryan berangkat ke Cina?" tanya Lion

"Lusa kayaknya," jawab Daren seadanya.

Dandelion bangkit dari duduknya lalu melangkah pergi meninggalkan Daren, ada sesuatu yang harus ia selesaikan.

"Mau kemana lo, Yon?" teriak Daren tapi tidak digubris oleh Dandelion.

"Napa tu orang? Aneh banget!" lirihnya sambil menatap punggung Dandelion yang mulai menghilang.

***

Kakinya memasuki kawasan sebuah mansion elite di salah satu perumahaan terkenal yang berada di kota ini.

"Mohon maaf, tuan. Ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu bodyguard yang berjaga.

"Saya, Dandelion Agrio" jawab Lion membuat bodyguard tadi langsung membungkukkan badannya dengan hormat.

Dandelion memasuki mansion itu dengan santai sambil memainkan pistolnya seperti biasa. Entah lah, memainkan pistol membuat pikirannya menjadi tenang.

"Ada apa, Tuan Dandelion? Tumben sekali kau mau bertamu di rumahku"

"Tumben sekali Nyonya Alexander menyambut seorang tamu, sejak kapan hm?"

Aprodite terkekeh lalu mempersilahkan Dandelion untuk duduk. "Apa yang membawamu kemari, Lion"

"Bagaimana dengan kondisi Bryan saat ini?" tanya Lion sambil menatap wanita paruh baya di depannya itu.

"Cucuku baik-baik saja, dia akan berangkat ke Cina lusa" jawab Aprodite dengan jujur.

NEW MAMI (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang