Al Qur’an dan Pengusiran Iblis
-www.dar-alkayyis.com-
Oleh : M. Junaidi Sahal
Konon, sebelum manusia tercipta, adalah bangsa jin yang mendiami bumi ini, mereka saling berperang dengan menumpahkan darah diantara mereka. Kebencian, dendam dan angkara murka adalah sifat-sifat yang mendasari hubungan diantara mereka,(Bandingkan uraian tentang itu pada buku “Dialog dengan jin kafir” karya Muhammad Ash-shayim)
Namun, diantara bangsa jin tersebut, ada sosok pribadi yang agak berbeda dengan lainnya, bernama ‘Azazil. Ia sangat cerdas dan memiliki semangat berbakti pada Allah swt, ‘Azazil memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan teman-temannya yang lain, karena prestasinya yang menonjol tersebut maka ia tergolong kawanan malaikat.
Bersama-sama malaikatlah, ‘Azazil mengadakan “pembersihan” pada teman-temannya dari bangsa jin, sehingga bumi menjadi sepi dari “kekhalifahan” (pengelolaan). Dan disaat seperti ini, Allah swt berkehendak menciptakan manusia untuk menjadi khalifah di muka bumi ini, kabar tersebut sangat membuatnya gelisah dan stress, sehingga ketika Allah berfirman dalam QS.Al.Baqarah 30, yang terjemahannya sebagai berikut :
“Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada (sekawanan) malaikat, ’Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah (pengelola) di bumi’. Mereka (kawanan) tersebut berkata,’Mengapa Engkau hendak menjadikan makhluk yang berbuat kerusakan di bumi dan menumpahkan darah, padahal kami selalu bertasbih dan mensucikan Engkau. Tuhan menjawab,’Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang kalian tidak mengetahui’ “
Dalam firman Allah swt diatas menunjukkan adanya “penolakan” kawanan malaikat terhadap kehadiran pengelola bumi yang baru, dengan alasan kekhawatiran terjadinya kerusakan seperti generasi-generasi yang lalu (bangsa jin). Dan bisa jadi –karena malaikat memiliki sifat ketaatan yang stabil-,”penolakan” tersebut diprovokasi oleh “Azazil yang sejak awal berambisi untuk menjadi pengelola bumi.
Perkiraan tafsir tersebut semakin nampak jelas jika dilihat ayat selanjutnya yaitu ayat ke-34, dimana ‘Azazil membangkang perintah Allah swt untuk bersujud (memberi penghormatan) pada Adam (khalifah yang baru). Ia tersinggung dan mengabaikan perintah Allah swt dengan congkak. Ia bahkan berani mendebatNya,”(Aku tidak pantas bersujud padanya) karena aku lebih baik darinya, aku Kamu ciptakan dari api, dan Engkau menciptakannya dari tanah”. (Lihat terjemahan QS.Shod ayat 76).
Karena pembangkangannya. Allah mengusirnya dari surga (QS.Shod 77). Sehingga yang tinggal di surga hanya Adam, Hawa dan malaikat. Sejak itulah ‘Azazil semakin menjadi-jadi menaruh kebencian (dendam) terhadap Adam, dan ia semakin sombong sampai akhirnya kafir (QS.Shod 74). Dan perubahan perilaku kepribadiannya ini menyebabkan ia dipanggil dengan nama iblis, yang berarti “putus” artinya ia telah putus dari segala amal baik.
Karena dendam kesumat tersebut pada Adam, iblis bersumpah pada Allah untuk selalu menggoda dan menyesatkan Adam dan seluruh keturunannya, kecuali keturunan Adam yang taat dan berpegang teguh dengan Sang Penciptanya yaitu Allah swt. Dan atas penyesatan tersebut,iblis berhasil menggoda Adam dan Hawa, sehingga keduanya memakan buah larangan (al Khuldi). Keberhasilan iblis menggoda mereka berdua menunjukkan bahwa iblis begitu lihai, cerdas dan licik untuk melakukan berbagai macam cara agar Adam dan Hawa melanggar perintah Allah swt.
Dan atas kejadian tersebut, Allah swt mengusir mereka semua dari surga (QS.Al.Baqarah 38).Dan Karena kecerdasan serta kelicikan iblis dan karena kasih sayang Allah swt pada Adam dan keturunannya, maka Allah swt membekalinya dengan senjata pamungkas yang memiliki kekuatan dahsyat untuk mengalahkan iblis dan kawan-kawannya. Tentu ini berlaku hanya bagi manusia yang mau mengambil senjata tersebut untuk benteng hidupnya, itulah kenapa Allah swt setelah pengusiran mereka semua, berfirman: “… jika datang petunjukKu padamu , maka barangsipa yang mengikuti petunjukKu, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak pula mereka bersedih”. (QS.Al Baqarah 38)
Yang dimaksud dengan senjata pamungkas adalah “PetunjukKu” yaitu Al.Qur’an. Dengan Al Qur’an-lah manusia bisa mengalahkan kecerdasan dan kelicikan iblis, sehingga manusia tidak merasa khawatir dan bersedih lagi untuk menghadapi iblis la’natullah ‘alaih.
www.dar-alkayyis.com
Generasi Qur’any
Dari penjelasan diatas, tentu ada pertanyaan dalam benak kita, yaitu apakah kecerdasan manusia masih lebih rendah dari kecerdasan iblis ?. Sehingga Allah swt harus mempersenjatai manusia dengan Al Qur’an untuk menghadapinya.
Sebenarnya kalau kita kembali pada kalam ilahi, maka akan nampak jelas bahwa manusia diciptakan dengan kecerdasan yang melebihi kecerdasan seluruh makhluk di alam semesta ini. Hal ini diungkap Allah swt dalam QS.At Tiin ayat 4 :
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia pada ciptaan yang terbaik “
Kalimat fi ahsani taqwim, yang artinya “pada ciptaan yang terbaik”, adalah terbaik dalam segala aspek penciptaan, apakah bentuknya, ruhnya ataupun kecerdasannya.
Jadi, manusia sebenarnya mampu menghadapi iblis, namun yang dihadapi manusia ternyata tidak hanya iblis, disamping itu yang harus dihadapi manusia adalah al-hawa. Keinginan-keinginan negative dan selalu mengajak untuk berbuat negative, itu ada dalam diri manusia, sehingga manusia harus menghadapi dua lawan sekaligus, dari dalam dirinya yaitu al-hawa (hawa nafsu) dan dari luar yaitu bisikan-bisikan iblis yang selalu mengajak manusia untuk selalu melakukan hal yang terlarang dengan hembusan kenikmatan. Inilah yang dikatan iblis pada Tuhan :
“Ya Tuhanku, oleh karena Engkau menganggapku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka (manusia) menganggap baik (nikmat) setiap perbuatan maksiat dimuka bumi ini…” (QS.Al Hijr 39)
www.dar-alkayyis.com
Dari sinilah Allah menurunkan Al Qur’an untuk membantu manusia agar tidak tergelincir pada dosa akibat godaan-godaan iblis dan hawa nafsunya. Manusia harus menjadikan Al Qur’an sebagai pandangan hidupnya, agar bermartabat disisiNya. Dengan Al Qur’an akan terbentuk generasi-generasi yang berkepribadian al kayyis, yaitu generasi yang setiap tindakannya selalu mengacu pada nilai-nilai dalam Al Qur’an. Inilah generasi qur’any yaitu generasi yang mengimani Allah sebagai penciptaNya, yang meyakini bahwa tidak ada sesembahan yang patut disembah kecuali Dia yang Maha Agung. Generasi yang selalu tunduk pada kebenaran ilahi dan rendah hati pada sesamanya. Generasi yang ketika diperintah untuk melaksanakan kewajibannya pasti di sambut dengan dua kata, sami’na wa atho’na.
Tahukah kalian tentang sikap iblis pada Tuhan ? Dia masih yakin dengan keesanNya, dia hanya menolak perintahNya. Wahai generasi qur’any, kalau kalian tidak pernah mengesakan Allah swt dengan membuat tandingan-tandingan bagiNya ketahuilah sesungguhnya kalian lebih rendah dari iblis. Dan kalau kalian menolak perintahNya,dengan berbuat kerusakan di bumi,memecah belah umat karena ambisi pribadi atau golongan,melakukan korupsi uang rakyat dan selalu menipu rakyat dengan retorika licik demi memperoleh kedudukan atau kesenangan sesaat, ketahuilah sesungguhnya kalian bukan generasi qur’any, tapi generasi iblisy.
Wallahu a’lam
Ya Allah, jadikan kami termasuk Al Kayyis.
Download mp3 pengajian dan artikel tafsir Al Qur’an, serta tanya jawab perihal seputar permasalahan dalam agama :
www.dar-alkayyis.com