Prolog

2 0 0
                                    

Hari ini dimana seorang gadis cantik mengirimkan sebuah pesan singkat kepada seorang teman dekatnya sejak kecil untuk bertemu kembali setelah beberapa minggu berpisah karena berada di Kota yang berbeda. Ia sangat menunggu kedatangannya dan membawakan sebuah hadiah kecil.

Setelah menunggu sekitar lima belas menit. Akhirnya dia datang, lelaki yang memiliki postur tubuh cukup tinggi, baik hati dan juga wajahnya yang tampan membuat gadis ini suka dengan sikap rendah hatinya.

"Lambat."

"Yang penting dateng lagian kamu itu bawel kalau aku ga dateng pasti bakal misah-misuh lewat pesan, kenapa?" Tanya lelaki itu.

"Aku ga bawel ya. Selamat ulang tahun, doa aku buat kamu cuma semoga sehat doang sih. Dan ini juga tadi aku bikin kue buatan sendiri, buat kamu. Kurang baik apa coba aku tuh." Ujar gadis itu dengan penuh semangat.

"Sejak kapan bisa bikin kue?"

"Sejak lihat tutorial tadi."

"Kok bisa inget kalo ini hari ulang tahun aku?" Tanya lelaki itu dengan suara berat miliknya.

"Kita udah temenan dari kecil kalau kamu tau.." Balas gadis itu dengan nada sedikit lelah.

"Ouh iya, ngomongin masa depan. Cita-cita kamu apa?" Entah darimana pertanyaan itu muncul pada pikirin gadis ini.

"Cita-cita aku cuma mau janji berhenti nangis didepan Ayah untuk selamanya."

"Alasannya karena?"

"Karena sebagai lelaki harus jadi contoh yang baik buat wanita, dimulai dari jangan cengeng. Bukan kaya Jidan kemarin waktu di Bandung nangis-nangis di sepanjang jalan Asia Afrika cuma karena ga dibeliin mainan robot sama Ayah."

Terdengar suara dua insan tertawa bersama setelah mendengar hal itu. Ya betul! Mereka selalu menghabis waktu bersamanya untuk bercerita tentang hal-hal yang tidak penting, pernah suatu saat mereka membahas politik di Indoesia saat usia mereka masih sepuluh Tahun.

"Tapi Nan, setiap orang pasti bakal nangis bukan? Ga mungkin ga akan nangis lagi. Ga semua orang itu kuat." Tutur gadis itu sambil menoleh ke arah lawan bicaranya sekarang.

"Kamu udah janji ga akan nangis didepan Ayah kamu. Jadi, kalau kamu mau nangis dan udah ga kuat ada aku disini. Nangis aja dipundak aku, okay?" Sambungnya dan masih menatap lelaki yang ada disamping dirinya.

"Sekali lagi Makasih banyak, ga nyesel kenal sama orang baik kaya kamu."

"Udah ah pulang, takut kamu mau pergi jalan-jalan lagi di hari ulang tahun. Dadah selamat bersenang-senang Nanda." Kalimat terakhir yang gadis itu ucapkan dan langsung pergi meninggalkan tempat itu juga.

Nanda yang sudah tak melihat punggung kecil gadis itu lagi kini juga ikut meninggalkan tempat itu dan kembali ke rumahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 11, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

21st Century BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang