Eerht-3

97 27 41
                                    

Typo bertebaran, ya^^

*Banner tak terdeteksi*

Tak terasa, hari pun telah berganti. Kini Sieyuz dan Mina sedang berkumpul dengan anak-anak Rafrei.

"Guys!" panggil Mina guna menjadi pusat perhatian.

"Kenapa, Min?" tanya Sieyuz kebingungan.

"Kayaknya, dalam waktu dekat gue bakalan pindah ke luar kota, deh," ucap Mina yang mendapatkan raut kaget dari yang lain.

"Serius, Min? Tapi, kenapa lo pindah ke luar kota?" tanya Tyraz yang tak paham akan maksud ucapan sepupunya itu.

"Tante Cece nyuruh gue buat ketemu sama papa kandung gue, Raz. Gue gak enak nolaknya. Soalnya semenjak ibu gue meninggal, gue suka banget ngerepotin Tante Cece," jawab Mina dengan tatapan sendu.

"Eh? Emang, mamanya Cerri baik, Min?" tanya Cya heran.

"Baik, kok. Sebenarnya, penyebab mamanya Cerri jahat ya karena hasutan Caya. Lagi pula, mamanya Cerri itu sahabatnya mama gue. Dan karena mama gue, akhirnya Tante Cece dan Om Rowe nikah, deh," jelas Mina dengan panjang.

"Tapi, kalau mamaku baik, kenapa dia suka bawa selingkuhannya ke rumah?" tanya Cerri yang tampak ragu dengan penjelasan Mina.

"Karena waktu Tante Cece hamil lo, papa lo suka selingkuh diam-diam, mungkin?" balas Tyraz yang mengundang raut bingung dari yang lain, kecuali Mina.

"Maksudnya?" tanya Dito atas balasan Tyraz.

"Maaf sebelumnya, Cer. Tapi, bisa dibilang penyebab dulu mama lo kecelakaan itu karena dia mergokin papa lo yang lagi ciuman sama cewek lain," ucap Mina yang mendapatkan raut kaget dari yang lain.

"Serius, Kak?" tanya Tyraz yang ikutan kaget dengan ucapan Mina. Pasalnya, ia hanya diberi tahu setengah kejadian yang menyebabkan konflik di keluarga Cerri.

"Yap. Jadi, kalian boleh benci Tante Cece, tapi jangan berlebihan. Karena gimana pun juga, Tante Cece juga korban dari masa lalunya." Mendengar hal itu, anak-anak yang lain sontak mengangguk patuh.

☾︎❤︎☽︎

Berbeda dengan anak-anak Rafrei yang sedang berbincang santai, kini anak-anak Saedywa--nama tim Jihan--sedang berbicang serius di markas rahasia mereka.

"Jadi, kita harus gimana, nih?" tanya Jiyu--salah satu anggota tim--yang tampak kebingungan dan juga gelisah.

"Tim kita keluar dari Quetra aja, yuk!" usul Zuwa--salah satu anggota tim--dengan tiba-tiba.

"Astaga, Zuwa. Lo ngaget-ngagetin aja, tahu!" protes Luzin--salah satu anggota tim--karena tingkah Zuwa yang membuatnya nyungsep ke belakang dengan tidak aesthetic. Tidak ingin harga dirinya semakin tercoreng, Luzin pun segera memasang posisi duduk seperti semula.

"Hehe, sorry, Kak," ujar Zuwa sembari menyengir.

"Tau, ah. Gue mau bersihin tangan dulu," ucap Luzin sambil mengambil hand sanitizer di dalam tasnya, kemudian menyemprotkan ke tangannya.

"Ih, kok baunya nyengat banget, sih?" gerutu Luzin yang membuat orang-orang di sana menghela napas kasar.

"Namanya juga hand sanitizer, Kak," ucap Jihan dari dalam hati.

"Baunya ngajak ribut banget. Gue cuci tangan pakai sabun aja, deh," kata Luzin yang kemudian beranjak dari kursi menuju wastafel yang ada di dekatnya. Tak menunggu waktu lama, Luzin pun telah selesai mencuci tangan.

Changing PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang