Kaki kecil itu menatap ke bawah dimana semut-semut berbaris mengumpulkan makanan. Anak berumur 12 tahun itu memandangi mereka dengan tatapan kosong.
'Apa kalau aku mengikuti kemana mereka pergi, aku bisa memakan sesuatu yang enak?' Pikirnya pada dirinya sendiri.
Dengan langkah lunglai ia mengikuti kawanan semut kesebuah kedai roti yang masih tutup, di bawah meja yang biasa digunakan untuk menjajakan dagangan terdapat sebuah roti yang telah jatuh ke tanah.
"Ah! Makanan!" Anak itu langsung meraih roti yang terjatuh itu dan mengusir semua semut yang berada disana. Setelah itu ia tanpa pikir panjang langsung memakan roti iti dengan senang. "Umaai! Haup! Haup!"
Suapan demi suapan ia masukkan ke dalam mulut kecilnya, ia sangat lapar hingga tidak memperdulikan apakah roti itu masih layak dimakan atau tidak.
Tiba-tiba sesuatu menghantam pelipis anak itu dan membuatnya terjatuh.
Buagh!
"Ah— ittai! Siapa yang melempar?" Anak itu bisa merasakan rasa sakit dan basah saat ia memegang kepalanya. Ia menyadari bahwa itu adalah darah.
"Zev! Kau mencuri lagi ya?! Kali ini aku tidak akan membiarkanmu lolos!" Seorang pria dengan batu ditangannya berlari ke arah anak itu—Zev, untuk memarahinya.
"Pa-paman?? Bukan seperti itu, aku hanya mengambil roti yang terjatuh di bawah meja itu! " Kata Zev mencoba membela diri. Pria pemilik toko roti itu tidak mau menerima alasan Zev dan tetap berusaha menangkapnya untuk dipukuli.
"Alasan! Aku tahu kau dan ibumu tidak pernah punya uang sepeser pun untuk membeli roti, jadi karena itulah kau mencuri di tokoku! Tidak usah beralasan, akan kupukuli dan geret kau ke pemimpin!"
'Pergi ke tempat ayah?! Tidak!!!' Zev secara otomatis langsung berlari dari pria itu. Setelah berlari sekuat tenaga, Zev yang hanya memiliki sedikit energi dari memakan roti itu mulai kelelahan hingga ia menabrak seseorang.
Bruk!
"Itta! Ah, gomen! Aku tidak senga— ah! Rand-niichan! " Zev bertabrakan dengan pemuda bermata merah darah dan bersurai hitam legam yang adalah kakak tirinya. Rand menatap Zev marah lalu mendorongnya.
"Beraninya kau menyentuhku! Dasar omega menjijikkan! Kali ini apa masalah yang kau lakukan?!" Rand membentak Zev hingga menggertakkan giginya. Ia tampak sangat muak dengan status adiknya yang adalah Omega pria.
Tak lama pria yang tadinya mengejar Zev berhasil menyusulnya kemudian menarik kerah baju Zev.
"Rupanya kau disini, kep*r*t kecil! Tidak akan ada ampun untukmu! Ah—tuan muda, apa yang anda lakukan disini??" Pria itu menjatuhkan Zev setelah melihat Rand ada di dekat Zev. "Zev sudah mencuri roti dari tokoku dan dia tidak mau mengakuinya!"
"Aku tidak mencuri! Aku hanya mengambil roti yang sudah terjatuh. " Zev mencoba membela diri dan menatap Rand memohon untuk dilepaskan. Namun yang ia dapatkan malah sebuah tamparan keras. "AH! "
"BERHENTILAH MEMBUAT MASALAH! KAU SELALU MEMALUKAN KELUARGA! KAU DAN IBUMU ITU BUKAN KELUARGA KAMI LAGI! " Rand berteriak kepada Zev. Setelah itu ia melemparkan beberapa uang kepada pria tadi. "KAU JUGA! AMBILAH SEMUA INI, DASAR SERIGALA BABI! "
Pria yang tadinya sangat menakutkan langsung ketakutan dan hanya mengambil uang yang berhamburan sebelum melarikan diri. "Ma-Maafkan aku, tuan muda! "
Zev melihat kepergian pria itu, ia kemudian menghela nafas sebelum menyadari pipinya yang sakit dan kepalanya yang pusing.
"Uuh... " Tanpa berkata apa-apa lagi Rand berbalik pergi menjauhi Zev—tidak ingin berurusan dengan pembuat onar itu. Zev ingin berterimakasih sudah mengusir pria itu kepada kakaknya, ia melihat salah satu uang Rand yang terjatuh dan memungutnya untuk dikembalikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zev Ruthna: Destiny
WerewolfZev adalah seorang pemuda omega yang selalu menjalani kehidupan yang penuh tekanan dari orang-orang disekitarnya- Ia pikir hidupnya akan selalu kelabu dibawah pengaruh alpha. Namun suatu hari ia pergi untuk menentukan takdirnya sendiri. Apa itu akan...