Sebuah ledakan terdengar dari ujung desa—tepatnya di dekat sebuah penjara kecil dimana ibu Zev berada. Semua orang menjadi kaget dan segera pergi untuk mengecek penyerangan yang terjadi. Para pasukan serigala beta dipimpin seorang alpha menyusuri lokasi kejadian.
"Mereka berdua tidak ada!"
"Ah?! Bagaimana bisa!"
"Ketua pasti akan sangat marah!"Suara geraman tengah bersahut-sahutan, membuat suasana desa menjadi sangat ramai. Sementara itu, seorang werewolf muda dan ibunya tengah berlari sekuat tenaga untuk hidup mereka.
"Hah! Hah! Hah! Doushitano, Zev?? B-Bagaimana kamu bisa sekuat itu untuk menghancurkan penjara?!" Margarette bertanya-tanya darimana anaknya yang sangat kurus dan bahkan harusnya tidak mampu mendobrak pintu dapat menghancurkan penjara beton.
"Aku akan menjelaskan semuanya nanti, ibu! Pokoknya kita harus keluar dengan selamat sekarang! Hah-hah! Kemudian... Kita akan hidup bahagia... " Zev mencoba menyakinkan ibunya untuk tetap berlari meskipun mereka lelah, meskipun kaki mereka sakit, apapun untuk bertahan hidup.
Saat para beta mengejar kedua ibu dan anak itu, tiba-tiba saja suara ledakan berasal dari tempat lainnya. Sebuah pohon raksasa yang berada di tengah desa mengamuk dan menghancurkan berbagai hal di dekatnya, kebanyakan rumah warga hancur namun mereka berhasil menyelamatkan diri karena gerakan pohon itu yang cukup lambat.
'Itu pasti tuan Philip!' Zev memperhatikan pohon raksasa mengamuk yang membuat semua perhatian para pengejarnya teralihkan. 'Ini kesempatanku!' Zev kembali melanjutkan pelariannya hingga ia terhenti di perbatasan desa. Sebuah jurang yang hanya bisa dilewati dengan jembatan satu-satunya di desa itu.
"Dia terpojok! Cegat dari sana! Jangan biarkan dia menyebrang!" Penjaga yang sudah berjaga di area jembatan tidak membiarkan Zev dan Margarette lolos.
Zev menggeram kepada mereka, dilehernya terdapat sebuah kalung dengan batu permata ungu, ia menggenggam kalung itu erat. 'Tidak boleh... Aku tidak boleh mengeluarkan ini disini. Mereka bisa mengetahui rencanaku!'
Saat Zev tengah memikirkan bagaimana caranya melarikan diri, seseorang dengan aura yang menekan muncul dari arah desa. Surai berwarna ungu dan mata alpha yang tajam membuat Zev merinding. Itu adalah ayah kandung Zev, Zephaniah Ruthna.
"Ayah... " Zephaniah hanya diam dan melihat mereka berdua dengan seksama.
"Sungguh perbuatan yang sia-sia. Kalian tidak mungkin bisa melarikan diri dan bertahan hidup dari tempat ini" kata yang terucap sangat dingin, namun Zev sudah bertekad. Mau bagaimanapun, ia akan keluar dari penjara ini!
"Ibu! Kesini!" Zev menarik tangan ibunya kesamping desa, tidak ada jembatan lagi selain jembatan itu jadi Zephaniah berpikir bahwa Zev hanya mengulur waktu sebelum tertangkap.
"Kejar mereka!" Para werewolf melolong lalu mengejar Zev dan ibunya kembali. Disuatu posisi, Zev berhenti ditepi jurang.
"Ibu... Tolong percaya padaku, nee?" Zev berkata dengan nada lembut. Entah kenapa Margarette mengira bahwa Zev sangat dewasa melebihi anak seumurannya saat itu. "Semuanya akan baik-baik saja."
"Wakatta yo, Zev. Ibu akan selalu percaya padamu anakku." Margarette mencium kening Zev, ia kemudian tersenyum sangat cantik. Zephaniah dan para bawahannya mencoba menghentikan kejadian yang tidak diinginkan.
"Akhirnya berhenti juga....jangan coba-coba melompat atau kau akan mati. Aku peringatkan kau...—ZEV!" Kedua ibu dan anak itu melompat dengan yakin, tangan Zephaniah masih terlalu jauh untuk meraih mereka berdua. "TIDAK!"
BRAAK!!
Sepersekian detik—hanya sepersekian detik ia merasa sangat terlambat dan menyesal. Sebuah sosok alpha yang menyesal, yang seharusnya tidak ditunjukan oleh tirani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zev Ruthna: Destiny
WerewolfZev adalah seorang pemuda omega yang selalu menjalani kehidupan yang penuh tekanan dari orang-orang disekitarnya- Ia pikir hidupnya akan selalu kelabu dibawah pengaruh alpha. Namun suatu hari ia pergi untuk menentukan takdirnya sendiri. Apa itu akan...