Nama ku Oh Sehun. Saat ini aku berusia 34 tahun dan sudah menjadi seorang pengusaha terkenal di Korea Selatan. Namun hari ku masih belum juga berwarna, walaupun banyak segala hal yang dapat aku miliki dalam sekali jentikan jari.
"Sehun, hari ini kita ada pertemuan dengan Mr. Lucas di salah satu restoran China pukul 12 siang." Ujar sang asisten yang tidak lain adalah sepupu ku sendiri.
"Baik Chan, terima kasih sudah mengingatkan ku."
Chanyeol hanya menganggukkan kepala dan kembali fokus kepada layar laptopnya.
Aku memandang kearah luar jendela, melihat cuaca yang tidak bersahabat sama sekali saat ini.
"Chan, apakah kamu pernah merasakan hampa?" tanya ku, membuat Chanyeol menatap kearah ku.
"Kenapa tiba-tiba kamu bertanya hal seperti itu Hun?" tanya Chanyeol dengan tatapan mengintrogasi.
"Entahlah Chan," balas ku singkat dan kembali menatap embun yang ada di jendela ruangan.
Waktu menunjukkan pukul 12 siang, dimana aku akan bertemu dengan pengusaha China yang bernama Mr, Lucas.
"Hai Sehun! Apa kabar mu? Senang bisa berjumpa lagi dengan mu." Ujar Lucas sambil memeluk ku dengan akrab.
"Kabar baik Lucas, bagaimana dengan mu sendiri? Apakah kamu masih suka dengan para slave mu?" tanya ku menggodanya.
"Ha-ha-ha, bisa saja kamu Hun." balas Lucas dengan tawa nyaring.
Jika kalian bertanya mengapa aku dan Lucas sangat akrab, jawabannya adalah. Karena kami adalah sahabat dekat di kampus dulu. Ya, dulu kami berada di universitas yang sama.
"Ayo, kita makan siang terlebih dulu," ajak Lucas yang hanya ku balas dengan senyuman serta anggukkan kepala.
Selama kami makan siang Lucas tidak henti bercerita santai, menikmati kebersamaan seperti saat kuliah dulu. Waktu begitu cepat bergulir, tanpa terasa matahari mulai tenggelam. Hingga akhirnya, aku dan Lucas ingin kembali ke rumah masing-masing. Kami pun berpisah di parkiran mobil restoran, Lucas yang terlebih dulu mengendarai mobilnya meninggalkan ku yang masih menyibukkan diri dengan ponsel di tangan.
"Lepas! lepaskan aku! Aku tidak mau!" ku dengar seorang pria kecil nan manis berseru dengan kencang dalam rengkuhan beberapa pria berbadan besar.
"Diam! Apa kamu ingin mati hah!" teriak seorang pemuda yang menjambak surai hitam milik pria kecil itu.
"Hiks ... aku mohon tuan Guanli hiks ... aku mohon, aku tidak mau!" ujar pria kecil itu memohon belas kasihan pada pria yang sedang menjambaknya.
"Tidak akan pernah! Kamu hanya milik ku selamanya Luhan, dengar itu!" teriak pemuda itu yang makin mempererat jambakannya pada rambut pria itu hingga mengeluarkan pekikan kesakitan.
Aku hanya menatap gerombolan orang tersebut tanpa mau ikut campur urusan mereka. Aku pun masuk kedalam mobil dan mengendarai dengan kecepatan stabil.
oOo
Aku telah sampai di apartemen yang mewah. Aku segera bergegas masuk kedalam kamar dan membuka seluruh pakaian, mengambil handuk dan melilitkannya pada pinggang, lalu berjalan menuju kamar mandi. Aku membuka kembali handuk tersebut dan menyalahkan shower, membuat buliran air menyentuh kulit ini, untuk menghilangkan rasa lelah yang seharian telah berada pada bahu. Setelah usai mandi, aku langsung mengenakan celana training dan meraih laptop di atas meja.
Aku membuka email yang telah begitu banyak pesan masuk, "Hufftt ..." helaan nafas lelah aku keluarkan. Akhirnya, aku pun langsung menutup laptop dan merebahkan tubuh karena merasa lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHIPPER STORY
RandomZoneExo akan membuat PROJECT dengan cerita dari author Shipper EXO, mau tau ceritanya seperti apa? di tunggu yah dan tetap setia di ZoneExo