Musim dingin, telah menunggu kejadian itu datang dengan sendirinya. Membuat, terkadang musim dingin suka dinanti oleh beberapa orang, yang menyukai sesuatu pada musim itu.
Sebutlah sesuatu itu kepada suatu peristiwa di mana, kepingan salju mulai menghujani Bumi, secara perlahan. Itu pula bila angin merestui alias, angin tak bertiup begitu kencang.
Salju pertama pada bulan Desember tahun ini, terdapat suatu hal yang masih dapat membekas dipikiran sepasang insan. Tak dapat dilupakan begitu cepat, mengingat peristiwa itu sungguh menyenangkan.
Hanya saja, malangnya si lelaki itu, dia masih belum bisa menyatakan perasaan pada sang gadis yang ia naksir. "Sayuri," ujar suara yang berasal dari sang lelaki tak jauh dari dirinya.
Menoleh ke belakang, mendapati sosok yang tidak begitu asing dalam pandangan. Membuat diri, tak melihat pandangan sedikit waspada. Hanya bisa melukis senyum manis pada wajah.
Dengan syal melilit pada leher, mengingat salju menuruni wilayah mereka, untuk pertama kalinya. Tidak sampai di sana permainan pun terlaksana, begitu saja.
Ah, benar juga. Seketika saja ada beberapa orang yang lagi-lagi tiba, mulai melancarkan aksi permainan ringan, seperti acara lempar bola salju. Pada akhirnya, mereka menjadi sulit mendapatkan waktu hanya berdua saja.
Lantas, kapankah diri menyatakan perasaan yang tak bisa dikatakan sama sekali? Namun, semua ini terjadi ketika canda tawa mulai menghantui daerah sini.
"Ya ampun!"
Oh? Dia adalah seorang gadis lainnya-teman si gadis tadi, Sayuri-Mochizuki Ran. Dia menggerutu kesal dengan apa yang terjadi. Hal itu menjadi sedikit terjadi sesuatu di antara mereka. Meski pada akhirnya, tak begitu juga serius.
Sementara Sayuri-Haruno Sayuri-hanya bisa mengumbar suara tawa pelan dirinya. "Sudahlah, tidak apa-apa, Ran." Sayuri menengahi perselisihan ringan itu.
Tak diambil serius pula, mengingat terdapat guru-guru yang ikut disini. Ah, bicara tentang guru, hanya sekedar pertemuan tak disengaja saja. Meskipun begitu, ada saja yang mungkin mengekori si guru tersebut.
"Jadi, Kouzuki-kun, apa ada sesuatu yang mengganggumu?" tanya salah seorang gadis dari mereka yang bersurai fuchsia.
Menoleh ke asal pemilik suara hanya bisa menggelengkan kepala, tentu saja dengan wajah sedikit memerah. Bahkan tatapan sekilas sudah dapat dirasakan oleh gadis lainnya. Entah kenapa malah terjadi sahutan tiba-tiba kembali.
"Sayori, kau!"
Hah, benar saja gadis yang namanya sedikit dijadikan nama lain, malah terdengar mengejek. Tapi, diri hanya bisa berusaha bersikap seolah tak terjadi apa-apa dengan hal yang sudah sering terjadi.
"Uh, itu, ... tidak jadi, deh."
Tampak bingung, namun diri tak tahu harus berkomentar apa untuk selanjutnya. Sayuri memegang lengan Ran, mencegah terjadinya pertengkaran dengan seseorang.
Meskipun, sedikit kurang ajar juga, faktanya. "Sannomiya-san, sudahlah. Kalian berdua jangan bertengkar," ujar seseorang diantara para guru.
Perusak suasana, itulah pikir seorang Kouzuki Ryou. Musim dingin yang disertai salju pertama, tak menjadikan harinya spesial. "Padahal sudah larut, tetapi kalian belum pulang?"
Disahuti oleh yang lain, mereka-para murid-hanya bisa tersenyum masam. "Kami sedang dalam perjalanan pulang, tetapi ada pengganggu."
Merasa tersindir, Sannomiya Tsubaki mendelik menatap Ran. "Kau berani-beraninya!"
"Lihat, ternyata ada yang sadar."
"Ran, sudah."
Helaan napas panjang, tak habis pikir. Hanya memegang kening kesulitan menengahi, benar, mereka malah bertengkar dan tak menghiraukan yang lain.
"Oh, ya ... Kalau begitu Sayuri, mungkin kapan-kapan saja, ya?" Sayuri tidak tahu, apakah benar keputusan yang diambil. Karena kata kapan-kapan itu, bisa saja tidak akan pernah terjadi.
Tapi, biar bagaimanapun dengan suara yang seperti itu, diri juga ikut mencemaskan keadaan mereka sekarang. "Mmn, baiklah."
End
Haha, gak apa kan? Gantung, hwhw.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIRST SNOWFLAKE! RyouSa. ✓
Fanfiction⟡ Koudzuki Ryou × Haruno Sayuri. Salju menuruni wilayah mereka, untuk pertama kalinya. Tidak sampai di sana permainan pun terlaksana, begitu saja. Namun, Ryou masih belum bisa mengatakan perasaannya terhadap Sayuri. Lantas, bagaimanakah kejadian mer...