bab 1

185 21 2
                                    

"Ersha, lo ngapain sih bawa buku novel?, buat apaan sih kita kan akan kerja kelompok cuk" ucap Arhan melihat bahwa temannya ini malah membawa buku novel.

"tau tuh kok malah bawa novel segala njir" ucap Diaz sambil menimbang-nimbang novel milik Ersha.

"siniin, novel gw nyet" kata Ersha   lalu dengan cepat mengambil kembali buku novelnya.

"dih judes amat, cuman gara gara tuh novel" ucap Diaz menatap Ersha.

"yah terserah gw dong" balas Ersha dengan menatap tajam Diaz.

Arhan yang melihat kelakuan ke dua temannya pun hanya bisa memutar mata.

"udah udah gak usah ribut mulu, inikan kita mau ngerjain tugas" ucap Arhan menengahi Diaz dan Ersha yang masih menatap tajam satu sama lain.

"iya" jawab mereka berdua bersamaan.

"cie jawabnya barengan nih" ucap Arhan berusaha mencairkan suasana.

"kagak" kata mereka berdua barengan lagi.

"nah barengan lagi kan"

"gak mau gw mah barengan sama tuh nyet" kata Ersha dengam mentap tajam Diaz.

"idih emangnya gw mau barengan sama lo?, kagak kali marmut" balas Diaz sambil ngacungin jari tengahnya.

"apa lo bilang?!, marmut?, awas aja lo yak nyet" kata Ersha marah.

"nah lo aja manggil gw pake kata nyet, emang lo kira gw apaan hah" ucap Diaz marah dengan Ersha.

Duh bukannya diem, eh sekarang malah aura permusuhannya makin panas.

"udah lah monyet, marmut, ini kita mau ngerjain tugas apa mau gelut diatas ring hah?!" ucap Arhan sambil natap tajam ke duanya.

Bisa-bisa karena pertengkaran Diaz dan Ersha akan membuat nilai kelompoknya jelek lagi.

Dan dengan hati yang masih kesal satu sama lain, Diaz maupun Ersha akhirnya berhenti bertengkar dan mulai mengerjakan bagiannya masing-masing walau aura mereka masih dalam perang dingin.

"udah kek dikutub aja nih gw" bathin Arhan tertekan dengan pertengkaran ke dua temannya ini.

Skip selesai mengerjakan tugas kelompok....

"udah selesai, akhirnya yok pulang" ucap Diaz dengan cepat membereskan barangnya untuk pulang.

"si anjir malah langsung pulang" ucap Arhan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Diaz.

"emang dasar monyet" ucap Ersha yang masih setengah kesal dengan Diaz.

Lalu Arhan dan Ersha membereskan barang barangnya...

"udah beres, yaudah gw pulang dulu yak Han" ucap Ersha pamit sama penghuni rumah ini.

"iya dah, hati-hati" balas Arhan.

"huh lelah banget dah" ucap Arhan bermonolog, Dia terduduk disofa.

"eh, ini kan buku novelnya Ersha" ucap Arhan melihat sebuah buku yang ada disampingnya.

Arhan pun mengambil buku tersebut dan melihat-lihatnya.

"lah beneran ini mah novel milik Ersha" ucap Arhan sambil Melihat cover novel tersebut.

"judulnya 'luka Cinta Nafwa' dan genrenya tuh Fiksi Remaja"

"kek nya sih seru tapi sepertinya cerita sad deh, yaudah lah gw baca aja penasaran soalnya hihi" monolog Arhan.

"nah nanti pas udah dibaca sama baru dah nih novel dibalikin ke Ersha" ucap Arhan, dia akan membaca walau nanti mungkin akan mendapatkan kemarahan dari gadis berambut pirang itu.

Arhan pun mulai membaca novel tersebut, saat membaca novel itu, Arhan mengekspresikan berbagai emosi dan terutama ekspresi marah dan sedih.

"Anying nih novel, bisa-bisanya tuh cowok malah selingkuh sama antagonis, sedangkan protagonis yang udah bela-belain sampe dimusuhi sama teman sekelasnya dan kakaknya malah dicampakan" ucap Arhan dengan sedih dan marah sama yang terjadi dinovel tersebut.

"Yang benar saja masa cuman foto editan doang kok langsung percaya, katanya IQ-nya tinggi tapi sama tipuan kecil aja percaya" ucap Arhan kesal dengan kelakuan kebanyakan karakter dicerita.

"Ini beneran male lead bukan sih, kok mudah banget kena tipu sih"

Setelah itu Arhan terus aja menyumpahi tuh karakter-karakter novel tersebut yang menurutnya terlalu bego.

"Duh ngantuk banget, tidur ah"

Arhan tertidur disofa dengan tangan yang memengang buku novel.

Tetapi memangnya ia benar-banar tertidur...

Di dunia lain......

"huh, ini dah lama yak gw tertidur?" ucap Arhan yang masih setengah sadar dan belum mengetahui apa yang terjadi.

Dia bangun dari posisi dan berjalan pergi menuju kamar mandi.

Dikamar mandi, Arhan melihat ke cermin dan...

"anjir ini siapa dah?!" kata Arhan terkejut dengan bayangan yang muncul dicermin, itu bukan dirinya atau lebih tepatnya agak berbeda dengan dirinya.

"lah ini kamar mandi sapa lagi?, gw sebenarnya dimana njir" ucap Arhan makin terkejut saat melihat ruangan kamar mandi.

Kamar mandi ini besar, berbeda sekali dengan kamar mandinya.

"EMAK, TOLONG ARHAN DICULIK" teriak Arhan panik.

"aduh ini sakit banget sih kepala" kata Arhan tiba tiba merasa pusing, semuanya terasa berputar.

Setelah beberapa menit kesakitan, Arhan menjadi agak berbeda ekspresinya, dia benar-benar terkejut dengan apa yang terjadi dengannya.

"hah, ini gimana bisa gw ada di dunia novel?!"

__________________________________

Tbc

Ini cerita sebenarnya tiba-tiba kepikiran aja pengen buat.

Arhan dunia Real fotonya dimedia ye.

Aku lagi suka aja baca cerita transmigrasi ke dunia novel.

Dan kalian tau ini cerita baru kepikiran beberapa jam yang lalu njir.

Genre cerita ini tuh, fiksi penggemar fantasi.

Kenapa fiksi penggemar?, yak karena Arhan.

Bonus pict Arhan:

Bonus pict Arhan:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ganteng kan?

See you♥

Ciamis/ 13-03-2022

Transmigrasi Ke Dunia NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang