Bagian 1

4 1 0
                                    

Ibu, apa tidak cukup beban anak bungsu mu ini? Yang dipikirkannya sekarang hanya uang dan uang, supaya apa? Bisa bantu ayah dan ibu. Ingin manjain keponakan, biar dia gak ngerasain kayak mama nya dan juga aku. Gak pengen mereka ngerasain dunia yang kejam ini, apalagi keluarga yang hancur walaupun terlihat utuh.

Ibu, bahkan anakmu ini sudah lelah untuk terus mengadu dan menangis kepada Tuhan. Menceritakan keluh kesahnya yang tak kunjung ada reda, apa tidak kasihan? Ah, lupa. Jelas tidak, karena gadis ini hanya bisa memendam rasa luka yang dia rasa. Tangisan yang selalu saja ada di setiap jam dan harinya.

Bagaimana kalau kita duduk sejenak, ibu? Aku ingin bercerita setiap detik yang aku lewati ini bersama luka. Maaf, ayah. Maaf aku tidak mengajakmu duduk bersamaku kali ini, sebab rasanya lebih teduh ketika aku berbicara bersama ibu. Tapi tak apa, nama ayah juga akan ada pada cerita kali ini.

Ah, ibu. Aku ingin memberitahu sesuatu kepada ibu. Ibu penasaran? Sebelumnya maaf ibu, hehe. Anak ibu ini jauh dari kata sempurna, aku bahkan terlalu jauh dalam diriku sendiri hanya karena ingin selalu terlihat bahagia, ibu tau kenapa? Bebannya terlalu banyak, ibu. Bukan beban karena iri dengan orang lain, tapi karena aku sedang memikirkan bagaimana caranya bisa membantu ayah dan ibu. Rasanya kurang jika aku hanya memberikan prestasi kepada ayah dan ibu, aku perlu lebih yaitu uang. Ck, bagaimana mungkin kan ibu anak umur 19 ditahun ini begitu gila hanya memikirkan bagaimana caranya mencari uang? Aku bahkan lupa bahwa dunia ini akan lebih kejam lagi nantinya, saat teman kerja yang tak suka, atau bos yang terlalu gila dengan uang sampai lupa karyawannya perlu tenaga. Tak cuma itu, ada lagi. Sekuat-kuatnya aku pada dunia, tetap saja akan lemah bukan, ibu? Saat ini saja aku lemah jika sudah berhadapan dengan masalah keluarga, apalagi jika masalah dengan dunia? Ck, aku rasa diriku akan lebih cepat tiada, ibu.

Tidak banyak cerita kali ini, ibu. Mungkin lain kali akan aku ceritakan, aku tahu saat ini ibu tengah sibuk, jadi cukup sampai sini dulu ceritaku kali ini. Lain kali, akan aku ceritakan lagi kepada ayah cerita lainnya. Aku tahu, nanti ayah dan ibu akan saling berbagi cerita yang aku ceritakan ini. Sudah dulu ya, ibu? Satu yang harus ibu tahu, dunia ini akan baik-baik saja jika ibu masih selalu disisiku.

Pena, Kertas, dan CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang