i wanna be your girlfriend

425 63 10
                                    

🌹

Wenrene

***












Irene berdiam diri di teras depan kelasnya menatap cuaca yang tak mendukung sama sekali untuknya segera pulang sore ini. Kenapa juga harus hujan ketika jam pulang sekolah dan ia mau tak mau harus menunggu hujan reda di sekolah yang beberapa penghuninya mulai sibuk membungkus diri dengan jas hujan atau payung yang mereka bawa.

"Kalau tau akan hujan begini, harusnya aku dengarkan ucapan mama yang menyuruhku membawa payung. Aish, sial sekali" Irene menggerutu kesal dan menghentakkan kakinya beberapa kali.

Matanya sibuk berkeliaran melihat sekeliling dan mendapati seseorang yang ia kenal tak kenal karna mereka beda kelas sedang terkekeh geli melihat kearahnya. Tentu saja Irene langsung melotot berupaya membuat seseorang itu menghentikan kekehan menyebalkannya dan berhenti melihatnya.

"Apa?" Suara Irene sedikit membentak tapi terdengar lucu yang malah membuat orang yang ia lihat semakin terkekeh gemas.

"Apa-apaan!" Irene terkesiap ketika seseorang itu berdiri dari duduknya dan melangkah mendekat kearahnya.

"Ya ya ya! Dia tidak berjalan kearah ku kan? Tidak!" Sedikit merapatkan dirinya ke ujung kursi tempat ia duduk dan Irene tidak bisa untuk tidak menahan nafasnya ketika benar sosok itu berada di hadapannya sekarang.

"Apa?" Sedikit membentak banyak takutnya. Suaranya bahkan terdengar seperti tikus yang berdecit memanggil kawanan. Irene membenci keadaannya. Dan kenapa pula warga sekolah ini hanya dalam hitungan menit langsung sepi di tengah hujan deras. 'Persetan! Apa mau orang ini' batinnya bertanya.

"Jaket mu-" ugh, apa-apaan dengan suara yang menyapa telinganya.

"Terjatuh" lanjut gadis itu mengambil jaket Irene yang terjatuh dibawah kursinya dan dengan keadaan begitu tentu saja Irene bisa mencium bau tubuh yang menguar menyapa Indra penciumannya.

Irene menutup matanya sejenak menikmati bau segar yang menyapa penciumannya dan tersadar ketika suara hangat itu kembali menyapa rungu nya.

"Irene" untuk pertama kali, Irene menyukai seseorang memanggil nama Inggrisnya dan itu terdengar menarik.

"Ya?"

"Jaketmu terjatuh dan itu, basah" Irene melihat jaket ungu miliknya yang memang benar sudah basah terkena air hujan yang sialnya tak ia sadari karna sibuk membenci hujan.

Irene menghela nafas dan mengambil jaket itu dari seseorang yang ia tidak begitu tahu namanya. Matanya melirik papan nama yang ada di baju gadis itu.

-Wendy Son-

"Terima kasih" Irene berujar pelan sedikit membenci udara dingin yang mungkin membuat suaranya terdengar kecil sekarang padahal Irene bukan orang yang akan malu untuk berterima kasih atas bantuan yang diberikan orang lain padanya.

"Kau tidak pulang?" Lagi suara itu kembali menyapa telinganya. Ia sedikit membenci dirinya yang entah kenapa menyukai suara hangat itu.

Kepalanya menggeleng dan menjawab pertanyaan itu,

"Hujan terlalu deras untuk ku, seluruh buku ku akan basah kalau aku memaksa pulang" matanya sibuk melihat hujan yang tetap saja dengan intensitas nya menyiram tanah bumi.

Like That?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang