Ruin my Life

242 61 8
                                    

🌹

Wendy X Irene





***




Irene tidak bisa tidak terkejut ketika mendapati Wendy berdiri di depan pintu kelasnya dengan sekotak bekal di tangannya.

Senyum menawan itu menampar paginya lebih cerah dari hujan sore kemarin.

"Hi" ah, sialan, Irene merutuk kesal hanya dengan dua huruf saja jantungnya berdetak kasmaran pagi ini.

Tidak menjawab Irene memilih melihat jalan salah dimana ia menyapa langsung dua bola mata hangat Wendy yang malah membuatnya salah tingkah.

"Aku membuatkan roti coklat untukmu" pipinya merona ketika melihat kotak bekal berwarna ungu cantik dengan hiasan bunga diatasnya.

"Oh, mengenai bunganya ia tidak mau kalah menyapa dirimu pagi ini, ia suka melihat rona merah di pipimu seperti dirinya yang merah berani untuk membuatmu menyukaiku" apa-apaan dengan gadis berpipi chubby di hadapannya ini. Irene tidak pernah di dekati dengan cara seperti ini. Ini terlalu mengejutkan.

"Irene-" pagi ini ia kembali di sapa dengan suara yang memanggil namanya hangat.

Ketika sekali lagi mata mereka bertemu Irene rasanya ingin membenci bumi dan dunianya yang begitu mudah memberikan akses masuk untuk gadis berkulit putih pucat dihadapannya ini.

"Kau cantik dengan pita ungu di antara rambutmu, dan ketika pipimu bersemu merah itu terlihat seperti bunga dan kupu-kupu yang menciumnya" dan bibir lembab itu menyapa permukaan pipinya cepat.

Irene dengan segala kewarasannya membulatkan matanya dan sorakan didalam kelasnya membuat pipinya berkali-kali lipat memerah dan ia menarik Wendy untuk didekap dan menyembunyikan wajah memerahnya.

Terlalu berbahaya untuk dirinya, hangat tubuh dan bau parfum itu kembali menyapanya dan Irene rasanya terlalu mabuk oleh seorang Wendy Son- gadis pemenang olimpiade bahasa berturut-turut yang disukai oleh warga sekolahnya.
















***














Irene tersenyum malu ketika melihat isi bekal yang diberikan gadis berkulit putih pucat padanya pagi tadi, ada Joy di sebelahnya yang terkekeh melihat perubahan wajah Irene yang bersemu.

"Kau menyukainya?" Pertanyaan yang terlontar membuat senyum yang mengembang itu langsung berubah datar.

"Tidak"

"Tapi kau tersenyum seperti kerasukan"

"Itu karena warnanya yang cantik"

"Oh ya? Bukan karena orangnya yang cantik?"

" Tidak"

"Lalu kenapa kau simpan kotak makannya? Mau dikoleksi sebagai kenang-kenangan?" Irene benci Joy yang selalu tau apa yang akan ia lakukan.

"Tidak"

"Okey, kalau begitu aku tau kau tersenyum karna apa" Irene melirik sinis dengan wajah penasaran.

Like That?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang