Prolog - Awal Masalah -

1.3K 113 2
                                    

Setelah selesai latihan mereka akhirnya kembali ke dorm, Jisung dan Renjun memasuki kamar masing-masing, sedangkan Jeno dan Jaemin sekarang satu kamar, tentu saja Haechan dan Mark mereka ada di dorm 127 dan Chenle pulang ke rumahnya.

Jaemin menatap Jeno yang terlihat cemberut kesal, pasalnya tadi ada fans Jaemin yang dengan seenaknya memberi hadiah dan berfoto tanpa ijin.

"Jeno, kau masih marah? sudah ya? dia hanya fans yang cukup fanatik, jika aku tak menerima hadiahnya aku takut akan merusak reputasi dream." jelas Jaemin pada sang kekasih,

Yaps, selamat bagi para penumpang nomin, kapal mereka sungguh berlayar tapi tidak didepan publik.

"Aku sering melihat dia, dia selalu membuntutimu Nana!! dia bukan fans, dia sasaeng, dan benda apa ini? mengerikan!!" seru Jeno melempar sebuah benda berbentuk kristal berwarna merah darah.

"Heiii, sopanlah, kata dia ini benda keramat yang bisa mengabulkan permintaan seseorang."

"Seperti bocah saja percaya seperti itu huh!!"

"Kau yang seperti anak kecil Jeno, kau harusnya bisa membedakan pekerjaan dan urusan pribadi, sekarang ini kita bekerja, urusan pribadi jangan dibawa, kau selalu terlihat cemburu didepan kamera, bagaimana jika orang sadar? ini bukan masalah karirmu atau karirku tapi agensi, teman-teman."

Jeno terdiam dan langsung meringkuk dikasurnya tak mau menatap sang kekasih.

Semua yang dikatakan Jaemin memang benar, hanya saja rasa cemburu mengalahkan segalanya.

"Baiklah maafkan aku, aku yang salah, lain kali aku berhati-hati." ujar Jaemin mengalah,

"Kau tau jika aku bahkan tak suka Mark hyung berada disekitarmu dan sekarang aku melihat sasaengmu seperti ini, aku tak suka!!"

Bolehkah dia tertawa melihat tingkah Jeno yang merajuk seperti anak kecil ini?

"Iya maaf ya sayang iya, sini peluk."

Jeno bangkit dari tempat tidur dan langsung memeluk Jaemin poseseif.

"Kau milikku, bukan jisung, bukan mark hyung, bukan fans, kau milikku paham?" bisik Jeno.

Jaemin mengangguk, sifat Jeno memang sulit ditebak, kadang dia bersikap seperti anak kecil yang merajuk, kadang posesif yang orang mendekatinya saja langsung akan kena amukan, dan semua sifat itu dia suka.

"Baiklah kita tidur ya? aku lelah."

Jeno menggeleng dan tetap memeluk Jaemin semakin erat.

"Jeno..."

Mau tak mau Jeno melepaskan pelukannya.

"Janji tidak perhatian pada siapapun selainku?"

Cup.

"Iya, janji, jika kau cemburu kau berubah menjadi anak kecil, Jeno yang kukenal selalu sadis."

Jaemin mencium singkat bibir Jeno sebelum pergi ke ranjang sebelahnya.

Jeno terdiam dan langsung mendorong Jaemin ke ranjang dan menindihnya,

"Memancingku bunny?"

"Aku lelah besok saja ya?"

Jeno tak mengindahkan kata-kata Jaemin dan mencium bibir kekasihnya rakus.

Mau tak mau Jaemin membalas ciuman panas itu,

Perlahan Jeno menyudahi ciumannya dan mengigit leher Jaemin meninggalkan kissmark disana sebagai penanda jika kelinci yang tengah berbaring dibawahnya itu miliknya.

"Maafkan aku, istirahatlah, besok kita ada latihan." ujar Jeno yang kembali ke ranjangnya,

Sedangkan Jaemin terbaring dengan nafas memburu, Jeno membuatnya gila.

Dia menatap kekasihnya yang kini meringkuk dibalik selimut, Jeno jika tidur mirip bayi jujur saja, polos tak berdosa padahal dia sangat tahu kekasihnya tak sepolos itu.

Dia jadi ingin melihat keimutan Jeno saat masih kecil, saat masih menjadi trainee saja Jeno sangat lucu dengan eyes smilenya, sekali saja dia ingin melihat Jeno versi bocah.

Akan lucu bukan?

Tanpa diketahui hadiah dari fans atau mungkin sasaeng itu menyala, kristal itu menyala sebelum akhirnya kembali seperti semula.

.

.

.

Oke sekarang tidak lucu, sangat tidak lucu.
Seorang anak kecil memakai baju tidur Jeno semalam tengah tidur di ranjang kekasihnya.

Tidak mungkin Jeno bukan? tapi wajahnya Jeno kecil?

Gerakan kecil dari anak yang ada didepannya membuat Jaemin terkejut.

"Je-jeno?" panggil Jaemin ragu saat anak itu bangun dan menatapnya bingung,

"Emmm... ini dimana?" tanya anak itu menatap kesana kemari bingung.

"Jeno? benar-benar Jeno?" tanya Jaemin kembali memastikan,

"Emm.. Hyung siapa?" anak yang mengaku Jeno itu mengangguk.

Jaemin mundur.

Tidak masuk diakal, ini pasti mimpi.

Dia menampar wajahnya perlahan dan terasa sakit,

"Ka-kau tak mengenalku?" tanya Jaemin ragu,

Jeno menggeleng, "Hiks... huaaaaa..."

Jaemin panik dan langsung memeluk Jeno kecil meski dia masih bingung akan semua keadaan ini.

"Cup. cup. cup. ada hyung disini ya? oke?"

"Hiks... hiks... hiks..."

Renjun dan Jisung yang tengah sarapan mendengar suara tangis anak kecil dari kamar Jeno dan Jaemin bergegas masuk,

Mereka menatap Jaemin yang tengah memeluk anak yang masih menangis.

"Hyung kenapa?" tanya Jisung.

"Ada apa Jaemin, siapa yang menangis? Jeno mana?"

Jaemin membuang nafas, "Ini Jeno." jawab Jaemin menunjuk anak yang memeluknya erat.

"Hah?!" Renjun dan Jisung menganga tak percaya.

.

.

.

Renjun, Jisung menatap Jeno yang kini tengah memakan jelly, sedangkan Jaemin sibuk menelepon para hyungnya meminta bantuan dengan kejadian langka ini.

"Hyung, mau lagi." ujar Jeno menatap Jaemin yang masih mondar-mandir gelisah setelah menelepon.

"Jeno, panggil aku Jisung hyung dan ini Renjun hyung, kalo Jaemin hyung panggil Nana, dia suka panggilan itu." Jisung dengan penuh bangga memperkenalkan diri sebagai kakak, kapan lagi dipanggil kakak bukan?

"Jisung!!" tegur Renjun, bisa-bisanya maknae satu ini bercanda disaat seperti ini.

"Icung, injun, nana..." tunjuk Jeno satu persatu,

Jaemin menatap Jeno dan langsung memeluk kekasihnya gemas,

"Kau manis sekaliiiii!!!"

Oke. ini bukan waktunya memuji keimutan Lee Jeno kecil,

Yang harusnya dipikirkan adalah kenapa bisa terjadi hal seperti ini dan bagaimana cara mengembalikan Jeno seperti dulu.

INI MASALAH BESAR!!!

Jangan lupa tinggalkan jejak yaaa... vote dan komennya terimakasih

Little Jeno (Nono)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang