PROLOG

11 0 0
                                    

Ketika Raden sedang melihat foto-foto hasil tangkapan kameranya, ia tidak sengaja menduduki sebuah buku yang tergeletak disebuah bangku taman. Raden mengalungkan kameranya lalu mengambil buku tersebut, ia menoleh ke kanan dan ke kiri serta melihat seluruh keaadan yang terjadi di taman tersebut. Barangkali ia menemukan sang pemilik buku, pikirnya. Tidak sempat membaca isi buku tersebut, tiba-tiba suara nada dering ponsel Raden berbunyi. Renaya"  nama tersebut yang tampil dilayar ponselnya, Raden segera menerima panggilan itu dan memasukkan buku tersebut ke dalam ranselnya.

"Halo? Kenapa, Nay?" Ucapnya sambil menutup resleting ranselnya.

"Ketemuan yuk? Gue mau ngopi nih"

Raden kembali duduk dan menanggapi ucapan Renaya.

"Dimana?" Ucapnya.

"Tempat biasanya, okay?"

"Oke, lo tunggu disitu aja duluan. Gue lagi di lokasi, abis ada job  tadi, langsung jalan nih gue, lo jangan kelamaan juga ya". Ucapnya kepada Renaya lalu mematikan sambungan telepon.

Sementara itu, Kala sudah mengitari taman sejak menyadari bahwa buku catatan miliknya hilang. Dengan wajah frustasi dan kebingungan, ia tak kunjung menemukan bukunya. "Gimana nih? Beneran hilang secepat itu? Aduh, kemana ya?" Isi pikiran Kala saat itu.

Kala memeriksa ponselnya, pukul 18.30 terpampang dilayar ponsel. Karena tak kunjung menemukan buku miliknya, Kala memutuskan untuk pulang ke rumah agar istirahat dan menjernihkan pikiran. Barangkali besok bukunya pulang begitu saja.

**********

Raden tiba di sebuah café yang dimaksud Renaya. Ia memparkirkan motornya lalu bergegas masuk ke dalam café tersebut, ia langsung menghampiri sahabatnya itu.

"Hai, Aji". Raden membalasnya dengan senyuman. Hanya Renaya yang memanggil Raden dengan nama tengahnya.

"Gimana projeknya tadi? Lancar? Oh iya, ini minuman lo udah gue pesenin". Ucap Renaya memberikan segelas es americano.

"Thanks. Lancar jaya, Nay. Lo sendiri gimana kerjaannya?"

"Udah beres sih, tapi masih ada sisanya, huft". Jawab Renaya melemaskan bahunya sambil menghela nafas.

"Hahaha.. Semangat ya, Nay". Renaya membalasnya dengan senyuman sambil menganggukan kepalanya.

"By the way, gue tadi temuin buku gitu di lokasi"

"What's book?"

Raden membuka tasnya. Lalu mengeluarkan buku yang tadi ia temukan di taman.

"Gue rasa ini buku catatan gitu sih, cuma gue gak tau ini punya siapa". Ucap Raden memberikan buku tersebut kepada Renaya.

Renaya mengambil buku tersebut dan membaca cover bukunya, "Kalandra Agsaina". Ucapnya menyebutkan nama pemilik buku tersebut. "Kenal lo sama dia?" Lanjutnya.

"Kalo gue kenal juga udah gue balikin langsung, gak perlu cerita ke lo. Gimana sih?" Jawab Raden agak ketus.

"Oh iya juga, lo aja gak kenal apalagi gue Ji"

"Coba lo buka halaman pertama, isinya apa?". Ucap Raden memberikan saran dan Renaya memberikan sebuah anggukan kepala.

Renaya membuka halaman pertama isi buku tersebut.

ANTISIPASI KALAU BUKU INI HILANG.

Halo, siapapun kalian yang menemukan buku ini, tolong kembalikan ke saya ya!

Kalian bisa antar buku ini ke ORANGE BOOK STORE.

Saya ada disana, terima kasih sebelumnya.

- KALANDRA.

Seperti itulah isi halaman pertaman didalam buku tersebut.

"Orange Book Store? Bukannya itu toko buku-buku lama gitu ya?". Ucap Renaya sambil mengingat samar-samar tempat tersebut.

"Iya, gue pernah kesana. Udah lama sih gak pernah kesana lagi, besok gue coba kesana deh". Jawab Raden sambil mengambil buku tersebut dan mengembalikannya ke dalam ransel.

"Iya, semoga ketemu sama pemiliknya ya. Kasian, takut bukunya penting terus dia nyariin kemana-mana". Sahut Renaya kepada Raden.

**********

"Kamu tau buku catatanku yang sering aku bawa itu kan?" Ucap Kalandra yang di respon temannya dengan sebuah anggukan kepala. "NAH, ITU HILANG AIRELL!" Lanjutnya dengan nada yang lebih tinggi.

"Loh, kok bisa? Terakhir lo liat dimana?"

"Tadi sore aku ke taman, gak sengaja bukunya aku lupa masukin ke tas lagi. Terus pas aku balik lagi ke kursi yang aku dudukin sebelumnya, eh bukunya udah gak ada". Sahutnya dengan raut wajah yang sedih.

"Udah ada yang bawa itumah Kal, terus gimana?"

"Halaman pertama isi bukunya udah aku tulis alamat toko buku kakakku sih, semoga aja ada yang balikin". Ucap Kala dengan penuh harap.

"Aamiin, semoga yang balikin orang baik ya Kal, bukan orang iseng". Kala merespon perkataan temannya dengan sebuah anggukan setuju.

**********

Sementara itu, Raden mengirim pesan kepada temannya di malam hari.

Kale

Le

Hah?

Besok balik kerja anterin gue ke toko buku

Males

Anjing

Toko buku mana?

Orange Book Store

Oh

Anterin ye anjing, jangan oh doang

Berisik lo

Babi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 23, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

오렌지; Above The CloudsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang