Prolog

11 2 0
                                    

Suasana kantin siang ini cukup ramai, riuh gerumbulan yang sedang konser dadakan dikantin, selfie dan boomerang with the genk, serta diskusi tentang kehidupan yang menyimpang bagi setiap pribadi.

Shana, gadis pasif dan dingin itu menyipitkan matanya saat sosok di ujung sana melambai padanya, ia terdiam lalu menunduk melahap mie ayamnya, sementara dua manusia didepannya tengah bermesraan. Raina dan Ryan, dua manusia bucin yang selalu meramaikan kesepiannya. Dua manusia yang selalu ada dan dua manusia yang selalu melakukan hal apapun bebarengan. Banyak sekali yang mengidamkan hubungan seperti mereka.

"Aaa panas Ryaan" rengek Raina sambil mengipas mulut yang tengah berisi suapan baso. Ryan, lelaki disampingnya hanya terkekeh sebelum kemudian menyodorkan minum pada kekasihnya itu.

"Lagian buru-buru banget mangapnya" ujarnya, Reyna hanya mencibir lalu meneguk es jeruknya.

"Shan, bagus banget tauu sheetmask yang lo kasih gue langsung stock 5" heboh Raina.
Ryan melirik wajah gadisnya lalu menatap Shana sekilas.

"Coba rutin make itu aja dulu, jangan semua dicoba dulu" jawab Shana yang baru bersuara.

"Pokoknya seneng bat guaa" heboh Raina sambil memandang wajahnya di kaca frozennya seraya bersenandung pelan.

"Benerkan yang gue bilang? Lu sih kekeh bat bilang dia beda" dengus Viona yang tengah berdiri diujung meja mereka sambil menempelkan hp ditelinganya.
"Lagian si kuyang dari awal juga jadiin lo pelampiasan sama porotin lo doang" katanya lagi lalu duduk disamping Shana sambil mencolek dagunya, Shana hanya diam menatapnya.

"Sih agen sadboy nih, senggol dong" sahut Ryan, membuat Reyna tertawa. Dan Viona hanya memelototinya.

Viona sahabat Shana yang paling sibuk meladeni orang, Viona sebenarnya pribadi yang cuek tapi entah bagaimana sosok Viona tiba-tiba menjadi sosok yang perhatian dan bisa memahami orang, easy going, humble lahir batin, memiliki banyak relasi dan tentu saja cantik dan realistis. Meski bisa menangani orang lain, ia selalu kalah dalam kisahnya sendiri.

Dan bagi Shana, Mereka bertiga adalah salah satu warna di hidupnya yang hanya kelabu, karna bagi Shana tidak ada yang luar biasa.

"Dah dulu deh, lewat chat aja gue mau isi bensin nih, lowbat butuh asupan.Bye!" decak Viona mematikan sambungan telfonnya .

Ryan dan Raina mengernyit  "Apaan dah motor apa hp lo yg trouble?" Tanya Raina.
"Duh bicit" jawab Viona serta mencubit gemas pipi Raina. Shana menggeser piring siomaynya membuat Viona menatapnya berbinar.

"Peka banget ayang gue nih" ujar Viona lalu  melahap siomaynya.

"Lagi banyak client lo?" Tanya Ryan saat Hp Viona tidak hentinya bergetar karna spam chat.

"Cuma 5 nih yang riweh"

"Buset 5 kata lo cuma?" Pekik Ryan.

"Lo gak bosen apa urusan orang mulu  pacaran gih biar ada yang urus lo" imbuh Ryan, Raina hanya terkekeh.

"Nih pacar gue" Shana mendengus saat Viona merangkul tangannya.

"Alig"

"Gais sabtu depan acara diesnatalisnya keknya lebih asik dari taun lalu" seru Raina saat membaca isi group whatsappnya.
Shana terdiam lalu melirik jam tangannya.

"Mau undang siapa sih emang guest starnya?" Tanya Ryan.

"Gais gue duluan" Shana berdiri mengambil tasnya lalu melambai dan beranjak.

"Shan woi ati-ati"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

shanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang