- ̗̀ . ⋆ ⁺〘🍃〙 ' ꕥ - .˚ ᵎ┊͙ ̖́-
┊ ┊┊┊ ┊ ┊∘ ∙↷
┊ ┊┊┊ ┊ ̖́-
┊ ┊┊┊ °✧
┊ ┊┊͙ ̖́-
┊ ┊ 🌿⁕.
┊ ✧
˗ˋ🌿 ̖́-☾︎ story by Jo_ySugarie ☽︎
Happy reading ꨄ︎
.
.
.
.
.
.
.Seorang pria membunyikan bel apartemen pada jam tiga sore, berdecak kala yang di dalam tidak kunjung membukakan pintu. Hendak mengeluarkan ponsel dari saku sebelum terkesiap melihat pintu terbuka.
Sebuah kepala menyembul keluar, tersenyum penuh arti padanya.
"Senang ya pulang sore begini?" Ucapnya sarkas, "aku menunggumu dari tadi, gara-gara kau lauknya sudah dingin."
Pria tersebut masuk ke dalam dan menaruh tas serta beberapa belanjaan, "Aku ada pertemuan mendadak." Jelasnya. Melirik wanita tersebut dari ekor matanya, "jangan marah, aku tidak berselingkuh, sumpah!" Ucapnya sambil membuat sign dua jari.
"Aku tidak mengatakan apa-apa tentang selingkuh. aku cuma rindu kamu, Jungkook." Ujarnya dan memeluk lengan suaminya.
Jungkook hanya tersenyum miring, "jadi kau rindu diriku? Ayo ke kamar."
Tahu apa yang dimaksud Jungkook, Lisa-istri sahnya segera mencubit pinggangnya dengan ujung kuku.
"Hey sakit!"
"Salahkan dirimu yang mesum."
Jungkook memberengut, "aku hanya memberi saran."
Lisa menghela nafasnya, "terserah." Tangannya membuka plastik belanjaan yang di bawa Jungkook, matanya menyipit kala melihat kain bulu berwarna putih.
"Ini apa?" Tanyanya.
Jungkook berpose seakan berfikir, "apa ya.." Ucapnya sambil mengukir cengiran. Lengannya menyusup ke pinggang Lisa, memeluknya dari belakang.
"Ish, yang benar."
"Karpet bulu, aku melihatnya di mall tadi. Sayang kalau dilewatkan."
Lisa menyipit tidak suka, mencubit hidung bangir suaminya yang menimbulkan aduhan sakit dari empunya.
"Kamu ini, kan sudah aku bilang untuk tidak beli ini itu. Apartemen kita penuh sampah barang karena mu!" Kesalnya sambil menunjuk kardus-kardus menumpuk yang seharian Lisa rapihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagination | Lizkook ✓
Fanfiction« Oneshoot » Adakalanya rasa rindu ini menyeruak masuk ke dalam jiwa, mengambang bebas di angan-anganku. Kalau kutilik seberkas kisah lalu kita nyatanya tak seindah malam itu, tapi kenapa semuanya hilang hanya karena satu alasan? Memang benar adanya...