3. The Balladeer

62 11 2
                                    

"Kegunaan nocticullous jade sudah tersebar sampai luar Liyue, sehingga nocticullous jade menjadi salah satu bahan komoditas Liyue yang berhasil di eksport. Selain nocticullous jade, batu mulia khas Liyue yang lain adalah cor lapis. Ah, ini. Seperti inilah bentuk cor lapis, Childe."

Childe mengangguk-angguk sembari melihat batu yang sedang ditunjuk sang servant. Batu amber indah berpola seperti simbol elemen geo tersebut mengingatkannya pada sesuatu.

Apa ya? Kayak pernah lihat...

"Childe, kamu mendengarkan tidak? Ah, maafkan saya, ya. Pasti membosankan."

Childe buru-buru menatap Lancer dan melihat raut kekecewaan dari wajah indah tersebut. Lalu, di saat itulah ia sadar. Biru menatap kuning.

Refleks, Childe menangkup wajah Lancer, "Ah, iniiii! Iya, matamu mirip batu itu, Lancer!"

Lancer terdiam, terkaget dengan perlakuan dan reaksi Childe. Sebelum ini, tak ada satu pun manusia biasa yang berani menyentuhnya seperti ini. Jangankan wajahnya, manusia tak akan berani menyentuh seujung rambutnya.

Menyadari suasana canggung yang entah mengapa bisa muncul, Childe menarik tangannya dan menggaruk tengkuknya, "Ah, itu--ehem, maaf, refleks. Tapi, Lancer, aku nggak keganggu kamu cerita kayak tadi. Hitung-hitung, aku bisa sekalian belajar tentang Liyue."

Lancer tersenyum lalu mengangguk, "Terimakasih, Childe. Aku juga ingin mendengarkan kisahmu selama di Snezhnaya."

Childe pun membalasnya dengan senyuman dan anggukan antusias, "Tentu, tentu."

Sedari berpisah dengan kedua rekannya itu secara diam-diam, Childe dan servant-nya langsung menuju Gunung Tianheng. Menu sarapan Childe adalah buah beri liar dan sunsettia--untung saja tanah Liyue tak bersalju seperti Snezhnaya sehingga dapat ditumbuhi buah-buah liar. Sang servant pun sesekali ikut memakan buah dan menemaninya sarapan. Kata sang servant, sesungguhnya servant tak perlu sarapan. Tetapi, akan sangat tidak mengenakkan jika makan sendirian sehingga sang servant pun bersedia menemani Childe sarapan.

Gunung Tianheng sangat luas dan ada beberapa perkemahan hilichurl, slime dan sekelompok abyss mage. Untung saja ia mendapatkan servant Liyue yang seperti ensiklopedia berjalan. Kalau saja ia sendirian, Childe yakin bahwa ia akan secara membabi buta memeriksa seluruh wilayah Gunung Tianheng dan kembali ke titik temu empat hari kemudian.

"Lancer, kamu tahu suatu tempat yang mirip-mirip gua kayak di Nantienmen?" Childe menembak buah sunsettia hingga buah itu pun terjatuh.

Lancer pun mengambil buah-buah yang dipanah Childe, "Hmm? Ah, ada satu. Tempat itu terpencil, dekat dengan lokasi Guizhong Ballista." Lalu, ia memberikan buah-buahan itu pada Childe.

"Guizhong Ballista?"

Childe melihat wajah sang servant. Tatapan yang seperti bernostalgia pun kembali muncul di amber itu, "Guizhong Ballista, senjata menyerupai panah yang diciptakan oleh Guizhong, God of Dust. Senjata ini dibuat untuk melindungi Liyue dari ancaman monster abyss selama masa cataclysm."

Masa cataclysm.

Zaman dimana monster yang berasal dari abyss menyerang daratan Teyvat 500 tahun yang lalu. Para tujuh Archon pun berusaha melindungi daerah naungan mereka dari para monster ini. Di zaman ini pula, daerah tanpa dewa bernama Khaenri'ah dimusnahkan oleh Celestia.

Tentu saja hal itu adalah pengetahuan umum di seluruh Teyvat. Namun sayang, Childe tak terlalu peduli akan sejarah kelam dan rumit tersebut. Baginya, masa kinilah yang penting. Masa lalu--apalagi yang sudah terjadi beratus tahun yang lalu--sudah layak untuk ditinggalkan.

If It's FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang