END

509 40 4
                                    

"Eh, si Ivan jomblo ya?"

Ayu sudah mendengar pertanyaan ini seribu kali. Okay, mungkin seribu kali itu berlebihan, tetapi dia sering mendengar pertanyaan ini. Ivan memang dari SMP sudah populer, tapi dia menjadi sangat populer pas mereka masuk SMA. Ivan adalah seorang anak laki-laki yang karismatik dan baik, semua orang tampaknya tertarik padanya. Ini membuat Ayu menjawab pertanyaan semua orang: apakah Ivan masih single?

Semua orang datang ke Ayu untuk bertanya karena semua orang tahu dia adalah salah satu sahabat Ivan, selain Ruben. Tapi sepertinya tidak ada yang pernah menanyakan pertanyaan itu kepada Ruben, tetapi Ayu tahu kalau Ruben juga memiliki pengagumnya sendiri, meskipun semua orang tahu bahwa Ruben sudah punya pacar. Dulu Ayu juga sering ditanya apakah Ruben masih single, sebelum dia pacaran dengan Wenda, tetapi itu tidak pernah mengganggu Ayu seperti ketika orang bertanya tentang Ivan.

Bukan berarti Ayu cemburu. Kalaupun Ayu cemburu, rasa cemburu itu hanya sedikit.

Orang di depan Ayu adalah seniornya yang cantik dengan senyum ramah dan rambut rapi. Melihat mukanya saja sudah membuat Ayu kesal, okay, mungkin rasa cemburu Ayu lebih dari sedikit. Terus kenapa kalau Ayu merasa cemburu? Ayu telah bersama Ivan sejak mereka berusia sepuluh tahun. Ayu pikir dia sedikit berhak merasa cemburu ketika tiba-tiba semua orang tertarik pada Ivan. Mereka tidak mengenal Ivan pada saat dia berantem dengan senior yang sombong dan Ayu harus merawatnya setelah itu. Mereka tidak mengenal Ivan pada saat dia gagal fisika dan minta untuk diajarin oleh Ayu. Mereka tidak mengenal Ivan seperti Ayu.

Mungkin itu sebabnya Ayu merasa kesal ketika senior itu menatapnya dan bertanya, "Jadi, si Ivan jomblo gak?

"Enggak," kata Ayu tanpa berpikir.

Untuk sesaat, Ayu dan seniornya yang bernama Sylvia itu saling menatap dengan keheranan yang sama. Tangan Ayu mengepal erat, pikirannya mengatakan satu hal dan tubuhnya mengatakan hal lain. 

"Enggak?" Sylvia mengulangi kembali dengan tidak percaya.

"Uhmm, maksudnya...... " Ayu panik, bingung mau menjawab apa.

Sylvia melangkah mendekat, dia mengulurkan tangan untuk meraih lengan Ayu, nyaris terlepas saat Ayu melangkah mundur. Sylvia memelototinya, tidak terkesan, dan berkata, "Lo bilang enggak. Trus Ivan pacaran sama siapa?"

Tidak menyukai sikapnya, Ayu langsung menjawab, "Gue!"

Untuk kedua kalinya selama percakapan ini, Ayu mendapati dirinya menatap seniornya dengan kaget, benar-benar tidak percaya dengan apa yang baru saja keluar dari mulutnya. Ayu hanya bisa berdiri di sana, sangat terkejut ketika dia menyadari apa yang baru saja dia katakan.

"Lo?"

Sekali lagi, nada suaranya yang membuat Ayu kesal. Cara dia mengatakannya, hampir seperti tidak mungkin Ivan mau pacaran dengan Ayu, dan bahkan jika itu benar, Ayu tidak perlu mendengarnya dari orang seperti dia.

Ayu menatapnya dan menjawab, "Iya, gue. Kak Sylvia ada masalah sama itu?" Meskipun dia mengatakan ini, Ayu sangat berharap seniornya itu tidak ada masalah dengan berita ini.

Namun yang mengejutkan Ayu, seniornya hanya menatapnya dan berkata, "Enggak, cuman kaget aja. Um, maaf udah nanya-nanya tentang cowok lo."

"Gak apa-apa kok kak," jawab Ayu hati-hati. Dia setengah berharap seniornya akan memukulnya atau semacamnya, "Gue dan Ivan masih.... merahasiakannya."

"Yeah, I get it. Thanks."

Dengan itu, seniornya mengucapkan selamat tinggal dengan canggung dan bergegas pergi. Begitu seniornya tidak terlihat, Ayu menghela nafas dan membenamkan wajahnya di tangannya. Kenapa dia harus mengatakan itu? Dia bisa saja jujur seperti waktu lain dan bertindak seolah itu tidak mengganggunya ketika dia melihat mereka menyatakan cinta ke Ivan keesokan harinya. Yang bisa dilakukan Ayu sekarang hanyalah berharap Kak Sylvia tidak memberitahu siapa pun.

Are We Dating?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang