-Enam-

2.6K 496 70
                                    

Happy Reading ✨

Please Don't forget
give Vote and Comment🍁
+Follow

.

.

.

.

.

.

.

Hujan membasahi sebagian kota Seoul sore ini. Begitu deras hingga beberapa orang lebih memilih tetap berada di dalam ruangan sambil menatap kaca yang berembun karena air dan hawa dingin. Biasanya ditambah minuman panas seperti kopi, teh atau susu untuk membuat suhu tubuh lebih hangat.

Ada yang lebih memilih meringkuk di bawah selimut sambil memejamkan mata dan tenggelam dalam mimpi, ada pula yang masih harus berkutat pada tugas-tugas menumpuk di sekolah ataupun kantor. Tidak jarang yang terjebak di perjalanan harus berteduh pada tempat-tempat yang memiliki atap agar tidak basah. atau malah yang bersikeras menerobosnya karena merindukan suasana rumah atau orang-orang yang di dalamnya.

Tidak sedikit yang merutuki hujan dengan gumaman-gumaman kesal yang terdengar jelas atau berusaha menahan diri, tetapi dalam hati sudah berteriak dan meraung. Alasan mereka kesal biasanya karena aktivitas mereka harus terganggu, agak lebih merepotkan dari hari-hari cerah biasanya, Namun tentu tidak semuanya karena adapula yang merasa gembira ketika hujan datang, seperti orang-orang yang kebunnya menjadi basah tanpa harus disiram, atau yang wilayahnya sedang mengalami kekeringan. Hal-hal sederhana seperti anak-anak sekolahan yang sedang berkejar-kejaran di tengah hujan dengan sengaha sambil tertawa diselingi gurauan, juga dapat kita lihat. Atau hal-hal manis seperti dua insan yang sedang berteduh sambil melirik malu-malu disisipi sapaan singkat.

Dari hujan kita belajar, kadang yang kita anggap buruk malah menjadi baik untuk orang lain, atau kebalikannya.

Begitu pula yang terjadi untuk Universitas SNU ini.

Sore itu seharusnya lorong fakultas bisnis benar-benar sepi karena hampir semua mahasiswanya telah pulang setelah acara amal yang diadakan kampus. Tapi, sepertinya ada beberapa orang yang betah tinggal disana. Bunyi saling hantam terdengar begitu jelas. Atau teriakan dari pria jangkung yang menggema murka.

"Mati kau Kim Taehyung."

'Bugh'

Satu tendangan berhasil mengenai perut Taehyung.

"Y-yeol, Hentikan."

Taehyung tersenyum miring, disaat gawat seperti ini pun anak itu masih sempat-sempatnya menampilkan wajah angkuhnya. "Salahkan kekasihmu yang begitu jalang. Mau-maunya tidur dengan pria lain se-"

"Jaga mulutmu Kim."

'Bugh'

"Hapus Video itu! Darimana kau mendapatkan nya, hah?! Kau membuat kekasihku malu sialan!"

'Bugh'


Chanyeol seperti orang kesetanan memukuli wajah dan perut Taehyung. Sampai-sampai pria itu jatuh akibat kerasnya pukulan Chanyeol di perutnya.

"Chanyeol -hiks hentikan hiks..." Jiyeon memeluk tubuh Chanyeol yang akan kembali menerjang tubuh Taehyung.

"Cuma segini pukulanmu?" Taehyung bangkit kemudian memandang Chanyeol yang sudah sangat marah. "Banci."

"Chan, kita pulang aku mohon..." Jiyeon mengeratkan pelukannya pada tubuh tinggi Chanyeol dan dengan paksa menyeretnya keluar dari ruang kelas.

"Ingat suatu saat kau akan mendapat karma brengsek." Chanyeol menendang perut Taehyung dengan kaki kanannya.

Comethru [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang