Langit yang berwarna jingga mengingatkan ku pada buah jeruk yang tadi siang aku makan. Rasanya yang manis dan asam masih terasa di lidahku.
"kenapa masih terasa ya?" ucapku dalam hati.
Aku kembali merenung setelah terdistraksi oleh rasa jeruk yang tertinggal di mulut ku tadi. Sebenarnya entah apa yang aku renungkan, padahal dari tadi aku hanya duduk tanpa berfikir apapun.
"Malika jangan berlari ke sana, hati-hati ada pagar kawat, nanti kamu terluka"
Terdengar sesorang berteriak dan diikuti suara anak kecil tertawa. Lucu sekali tawa anak kecil itu. Teriakan tersebut cukup menarik perhatianku. Aku langsung berdiri dan mataku mencari-cari dimana arah suara itu berada.
ah, itu disana
Terlihat seorang pria dan anak perempuan yang masih kecil -mungkin usia 4 tahun- saling bermain kejar-kejaran. Aku rasa mereka Ayah dan anak. Si ayah memakai kaos berwarna cream dan si anak memakai gaun pendek berwarna pink. Pemandangan ini tentu membuat aku berfikir negatif. aku mulai berfikir kemanakah si Ibu. apakah ayah nya single parent? bercerai? atau si ibu wanita karir? atau sedang sakit?
Aku terlalu asyik dengan sejuta gagasan yang dibuat sehingga tidak sadar aku berdiri diam seperti pohon sambil memandangi mereka dari kejauhan. Beberapa saat kemudian aku menyadari ternyata mereka sedang berbalik memandangiku. Aku mulai tersadar dan langsung bergerak meninggalkan tempat itu. Sungguh sungguh memalukan sekali aku ini ! Pasti mereka menganggapku aneh.
Ya Tuhan semoga aku tidak bertemu dengan mereka lagi hahaha
***
Aku mencari area parkir yang tidak jauh dari pintu masuk, kenapa? ya karna untuk kemudahan saja. Aku ini pelupa jadi ya sebisa mungkin aku tidak memarkirkan mobil terlalu jauh.
'hari ini hari yang melelahkan bukan' kataku dalam hati. Ingin rasanya terbang langsung ke atas kasur dan meregangkan otot-otot ku. Andai saja bisa. Kenyataan nya untuk menuju gedung Apartemen aku masih membutuhkan tenaga untuk berjalan kesana.
Apartemen tempat ku tinggal bernama Apartemen Malika. Apartemen ini berada di perbukitan di derah Bogor. Apartemen Malika bukan apartemen elite seperti di Jakarta. Sekilas bentuk nya seperti hotel, atau tempat menginap yang biasa ada di puncak. Harga yang diberikan pun tidak mahal. Orang-orang yang tinggal disini rata-rata orang yang pensiun atau orang kaya yang bisa menjalankan bisnis nya dari mana saja. Meski terlihat biasa saja sebenarnya apartment ini cukup eksklusif. Tidak jarang di parkiran aku menemukan mobil-mobil mewah terparkir di sana. Mungkin karna apartment yang unik ditambah eksklusif, vintage di daerah perbukitan namun tidak terlihat ketinggalan jaman menjadi daya tarik mereka untuk tinggal disini.
Sudah 2 tahun aku tinggal disini dan aku sangat menyukai vibe yang tempat ini berikan. Rasanya seperti menemukan rumah baru. Apartemen ini cukup luas. jarak antara parkiran dengan gedung kira-kira 100 meter. Jalanannya disusun oleh batu bata berwarna abu-abu yang dipasang dengan bentuk simetris di semua bagian di tempat ini. Banyak tanaman bunga seperti bunga lili, Bunga Geranium, bunga gaillardia dan tidak lupa juga pohon cemara yang tumbuh di sepanjang jalan parkiran menuju lobi. Pemandangan ini membuat orang yang berjalan merasakan ketenang. Rasanya tidak mau cepat cepat berjalan melaluinya.
Ketika kau memasuki area lobi kau bisa mencium bau khas kayu cendana dan itu akan membuat mu sangat merasa nyaman. Lobinya pun di desain sangat sederhana, bentuknya seperti aula besar yang di sisi kanan dan kirinya berpagarkan parkiran. Ada dinding pembatas yang membatasi lobi dengan area dalam apartemen. Dinding pembatas yang terdiri dari batu bata merah membuat nuansanya menjadi old but gold. Atapnya yang terlihat sederhana dengan balutan serba kayu dan berwarna coklat. Tiang-tiang beton yang menopang diukir seperti kayu balok yang besar. Di area lobi yang luas ada kursi- kursi kayu dan meja kecil untuk bersantai, serta rak-rak buku bacaan yang bisa kamu baca untuk menghabiskan waktu sore.
Meja resepsionis berada tepat di tengah dinding pembatas dengan berbagai karangan bunga yang setiap pekan selalu berganti jenisnya membuat kita tidak pernah bosan melihatnya. Sisi kanan dan kiri meja terdapat pintu besar dengan tulisan enter dan exit.
Setelah kau melewat pintu enter kau akan melihat Gedung apartemen yang sangat unik. Gedungnya berwarna cream dengan 3 lantai tanpa lift, bentuknya seperti huruf U dengan air mancur di tengahnya. Bunga dan tanaman rambat merambat mengelilingi air mancur tersebut memberikan kesan aesthetic. Aku rasa pemilik rumah apartemen ini sangat menyukai bunga dengan ornamen-ornamen vintage, sehingga membuat suasana menjadi sunyi sepi dan nyaman, dan aku sangat menyukainya. Aku rasa aku dan si pemilik memiliki tipe yang sama. Tapi sayang sang pemilik kabarnya telah meninggal 4 tahun yang lalu.
Gedung apartemen ini memiliki 60 kamar, 1 gudang serbaguna, 1 toserba, rooftop, tempat Gym, gedung kolam renang, taman bermain anak dekat dengan air mancur dan 1 rumah besar disisi kiri gedung apartemen yang di buat khusus untuk pemilik gedung apartemen ini. Tapi semenjak aku tinggal disini aku tidak pernah melihat ada orang yang menempati Rumah itu atau bertemu dan mendengar penerus pemilik apartemen ini singgah ke rumah itu.
Biasanya aku akan mampir ke toserba yang ada di ground floor, yang berada tepat di tengah- tengah gedung samping tangga, hanga untuk sekedar membeli makanan dan keperluan lainnya. setelah itu biasanya aku akan duduk dulu di sekitar air mancur sambil menikmati malam yang indah itupun jika tidak hujan. Malam ini tidak hujan dan yup aku sedang menikmati cemilan ku hingga saat mataku tertuju pada rumah si pemilik apartemen. kenapa malam ini lampunya menyala?
Iseng aku menghampiri OB yang sedang menyapu untuk bertanya apakah ada orang di rumah tersebut.
"Pak, kok tumben sekali ya itu rumahnya nyala lampunya. Apa ada orang ?", tanyaku.
"Oh, iya neng.. pemilik apartemen ini baru saja sampai dan berniat singgah untuk beberapa malam disini". jawab pak OB.
"Oh, bukannya pemilik apartemen ini sudah meninggal ya pak?"
"ini pewarisnya neng, anak laki-laki nya"
"oh, oke pak terimaksih infonya", sambil berlalu pergi aku bergegas menaiki tangga menuju kamar ku yang berada di lantai 3 nomor 25 atau disini biasa kita sebut Malika 325, angka 3 untuk menjelaskan lantai Dan 25 menjelaskan nomor kamar.
Saat hendak menaiki tangga pertama aku mendengar suara langkah sedang menuruni tangga ke arahku. luar biasa wangi sekali orang ini kataku dalam hati. Karna penasaran aku melambatkan langkah ku menunggu dia turun. Aku menundukkan kepala ku dan mencuri-curi pandang melihatnya.
Betapa kaget nya aku setelah melihat ternyata dia adalah orang yang aku temui di taman kereta tadi sore. aku dengan cepat menundukkan kepala ku dan mempercepat jalanku menaiki tangga sambil menutupi wajahku.
Ya Tuhan apa lagi ini! semoga dia tidak mengenalku. sejak kapan dia tinggal disini ?
langkah cepat ku berubah menjadi lari. Aku bergegas memasukkan kode kamarku dan segera masuk ke dalam.
Jantungku berdegub dengan kencang. Aku seperti habis melihat hantu.
"Bagaimana ini . Bagaimana aku bisa bertetangga dengannya dan bertemu dengannya setiap hari", gumam ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pada Mu Cinta Ku Berlabu
RomanceNaka, pria 35 tahun yang memilih menikahi wanita yang tidak ia cintai karena suatu Hal. akhir nya bertemu dengan Raya wanita 22 tahun, introvert yang suka menyendiri dan tidak suka terikat dengan hubungan cinta. akankah Naka memilih cintanya atau me...