capther 01

3 2 0
                                    

   

  
    Seorang muncul di balik pintu terlihat pelan melangkahkan kakinya, mengendap-endap menuju jendela.

"Stella" berteriak

" ooiii !" .Menghela nafas, sambil memegang dadanya.

" maaf, Kau terlalu fokus sih kau bahkan tak mendengarkanku tadi" ucapnya ngambeng.

Tidak menjawab pertanyaan ifa dan memilih Kembali duduk.

" Kau kenal anak baru itu?"
IFA kembali bertanya sambil melihat keluar.

" Iya" jawab Stella.

" Dia bukanya, yang ada di foto itu". menghampiri stella.

" Maksut elu?" .Stella yang heran dengan IFA.

" Yang Elu tujuin foto masa SMP, kalok tidak salah ?". yang mulai mengingat kembali.

" Oo itu, ya bener, itu mereka" jawab Stella.

" Wihh keren elu, bisa Deket Amak to cowok berdua". Ucapannya kagum.

" Hmm". Menggiakan.

"Gua iri Ama elu, bisa satu sekolah Ama mereka".

" Tapi liat-liat dari mukanya tu cowok cuek banget". sambungnya.

"Udah, tidak usah pedulikan, sekarang elu kasih tau sampai mana kemarin". Stella yang mengalikan topik pembicaraan.

" Oo itu, sampai halaman 144 " kata IFA yang mulai mengambil bukunya.

Di bawah dua cowok sedang tertekan  dengan penuh kerumunan, hampir membuat kehilangan nafas.mereka tidak bisa melangkahkan kaki, depan belakang penuh.

"Siall, mereka tidak bisa minggir kah!". Kesal Yuka.

" Tenang bro, kita pikirkan cara keluar dari sini". Memenangkan Yuka.

Mereka mulai berbisik satu sama lain,tapi arata terlihat keberata.

" Elu yakin" arata yang mulai tidak yakin dengan renjana yuka

" Iya, kita perlu nerobos,tidak usah pedulikan yang lain" .Yuka dengan keyakinannya.

"Iya deh.gua ikut elu". jawab arata mengiakan keinginan temannya ini.

Tanpa hitungan Yuka menarik arata dengan kencang menerobos kerumunan, orang orang mulai menghindar,hampir ada orang yang  jatuh karena mereka.
Tak peduli Yuka mengengam kuat tangan arata hingga sampai gudang.

" Stop ooii, gua capek !" arata mulai mengantuk napas.

Yuka melepas genggamannya dan besandar ketembok gudang.

" Kita nggak kekelas nih, kenapa malah nyasar kesini". sambung arata.

" Kita diam disini, tunggu mereka pergi" jawab Yuka.

"Gua nggak sanggup KA ( pangilan singkat Yuka) di kerumuni setiap pagi begitu". Arata yang mulai tertekan.

"Baru begitu doang".meremehkan arata.

"Elu nggak tau, gua hampir tadi kehabisan napas !" Kesal

"Besok elu berangkat sama gua". Menepuk pundak arata

" ? " Bingung

"Kalok elu nggak mau dikerumuni kaya tadi, besok  gua ajak lewat jalan pintas". Menyarankan

"Terserah elu deh" mengiakan Yuka.

Di kelas semua mulai begosip tentang dua cowok baru,mereka terkagum-kagum, bahkan ada yang sampai teriak nggak jelas, teriakan itu sampai terdengar ke Stella.

" IFA gua keluar dulu ya, terlalu berisik".IFA hanya mengiakan dan membiarkan Stella yang menjauh dari kelas.
sepanjang koridor semua begosip tentang dua anak baru, Stella yang tidak nyaman kebisingan memilih mempercepat jalannya.

"Tidak berubah". Gumam Stella
"Ketoilet lebih baik"sambungnya.

Di perjalanan dia melewat gudang karena itu lebih aman dari suara kebisingan, Stella mulai tenang dan menghela napas sepanjang perjalanan.hingga benda jatuh terdengar dalam gudang.

"  ? "
"Siapa di dalam, bukanya di larang ya, pikirnya. Stella yang penasaran mulai mendekat  kesumber suara.

"Elu nggak bisa diam apa!"kesal Yuka dengan arata yang ceroboh

"Sorry,gua nggak liat ada bekas kayu di sana".mengaruk kepalanya.

"Hmm,Kayaknya aman deh,kita keluar sekarang"menarik arata untuk bangun.

"Benar.udah keluar aja,gua nggak nyaman di sini". merangkul Yuka.

Mereka tak menyadari seseorang sudah ada di depan pintu gudang, hingga pintu terbuka mereka terkejut tak menyangka akan di pertemukan lagi.

"Stella!!"barengan.



Pertemuan itu akan menjadi kisah awal bagi mereka.

*Kasih vote dan saran  biar kami sering² update dan makasih buat yang sudah baca 🤗.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE IN A BOX.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang