Broken Memories
"Detik-detik tanpa hadirmu"
Adam Abimanyu Kusuma
Annika tersenyum getir memandang nisan yang bertuliskan nama pria itu. Tangan Annika terangkat mengelus nisan itu seakan-akan sosok itu nyata.
Sudah dua bulan berlalu sejak kepergian Adam, selama dua bulan itu pula Annika masih belum bisa melupakan sosok Adam.
Kehilangan kamu ternyata semenyakitkan ini ya?
Setiap Annika melihat sisi rumah mereka, bayangan Adam selalu hadir. Seakan-akan pria itu masih ada. Seakan-akan Adam masih bersamanya.
Lagi dan lagi Annika teringat tentang Adam. Tentang semua hal yang berhubungan dengan Adam, dan tentang kepergian pria itu.
Adam pergi membawa semua kebahagiaannya, lalu meninggalkan serpihan luka.
Sakit sekali Dam, rasanya hidup tanpa kamu. Semenyedihkan ini aku tanpa kamu.
"Ann, aku harap kamu selalu bahagia." Ucapan Aiden terlintas di benak Annika
Annika tertegun, matanya berkaca-kaca, wanita itu berusaha menahan tangisnya. Jangan menangis Annika, Adam tidak akan senang melihatnya.
Tolong Dam, ajari aku bahagia , walau tanpa hadirmu. Aku mohon.
Annika menatap hampa makam Adam, Nyatanya kepergian pria itu adalah hal menyakitkan dalam hidupnya.
Annika tersenyum tipis diantara matanya yang berkaca, ia mengingat, awal kisah mereka dimulai. Ketika itu orang tua mereka menjodohkan keduanya mereka bilang Annika dan Adam serasi.
Nyatanya Annika tidak merasa begitu, sifat Adam yang dingin itu membuatnya enggan menjalin hubungan sakral bersama pria itu.
Annika pikir, hidup bersama Adam tidak akan membuatnya bahagia, namun nyatanya Annika keliru.
Sebahagia itu aku hidup sama kamu Dam.
Setiap Annika mengadahkan tangan, wanita itu selalu minta pada Tuhan, agar mereka selalu bersama, agar mereka disatukan hingga akhir namun ternyata tuhan belum mengizinkannya.
Aku harus apa Dam?
Jemari Adam membelai pelan buku jari Annika, saat itu keduanya tengah menikmati indahnya rembulan. "Dam, bulan nya indah ya!"
"Iya" kata Adam, rambut pria itu terlihat berantakan karena sapuan angin malam.
Annika menyenderkan kepalanya dibahu kokoh Adam. "Dam, ambilin bulan itu untuk aku ya..."
"Iya"
Annika terkekeh, "Aku nggak masuk akal banget ya Dam"
Adam beranjak mengambil selimut lalu melilitkannya pada bahu istrinya, "Takut kamu kedinginan" ujarnya.
Annika tertawa kecil melihat sifat Adam, wanita itu melingkarkan tangannya di pinggang Adam kemudian menyandarkan kepalanya di dada pria itu.
Setelah permintaan Aira perihal bulan, esoknya Adam datang menemui Annika yang berada di taman kecil belakang rumah mereka.
"Hei" Sapuan halus terasa di bahu Annika, wanita itu mendongak menatap manik mata kelam Adam.
Annika menepuk bangku taman disebelahnya yang kosong meminta Adam untuk duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Memories
Romance"Detik-detik tanpa kehadiran mu" End one shoot story 'Siapkan hati sebelum membaca'