Hari ini, komplek perumahan yang ditempati Angel dan keluarganya ramai dengan perbincangan warga yang akan menyambut penghuni baru pada rumah bercat abu-abu block B nomor 04, tepat disamping rumahnya berada.
Dengan perasaan kesal karena acara tidurnya terganggu, Angel segera turun dari kasur dan menyibak tirai jendela nya dengan kasar, tak lupa juga dengan wajah khas bangun tidur.
Jendela terbuka dengan hentakan kencang, sampai mengenai dinding rumah, suara terbenturnya jendela dengan dinding rumah terdengar nyaring sehingga membuat seluruh warga menoleh terkejut kearah rumah bercat hitam block B nomor 05, rumah milik Angel.
"Berisik tau ga?! Saya ga bisa tidur kalo begini caranya!" Terlihat wajah seluruh warga berubah menjadi masam setelah mendengar ocehan yang dilontarkan Angel.
"Lagian, sejarah dari mana anak perempuan tidur lama?! Bantuin Bunda kamu beres-beres sana!" Sahut salah satu warga dengan pedas tak lupa memasang wajah kesalnya, melawan perkataan Angel yang terkesan tidak sopan tadi.
Angel yang tidak terima dirinya diperjelekan, reflek mengacungkan jari tengah nya kearah orang yang berkata barusan.
"Dari pada situ! Kerjaannya ngomongin orang dari belakang terus, ga punya suami kan lo?! Makan noh karma!" Pintu kamar dibuka, yang mampu membuat Angel tersentak saat melihat siapa yang masuk ke dalam kamarnya.
"B-bunda, hehe... Selamat pagi! Tadi aku cuman bercanda." Kikuk gadis itu sembari menggaruk belakang lehernya yang tak gatal. Takut kalau semisalnya wanita dihadapannya memarahinya.
"Ngapain takut sih? Orang Bunda mau peluk kamu karena udah ngerusak mental tuh orang, liat deh." Angel segera menoleh kembali kearah jendela, ternyata benar! Orang yang baru saja di ejek Angel sedang terduduk lemas di aspal sembari menangis pilu, drama sekali!
Bunda Angel dan Angel sontak tertawa dengan puas melihatnya, memang patut beliau mendapat pelajaran seperti itu. Dengan tampang tak bersalahnya, Angel menutup kembali jendela kamar dan menatap sang Bunda yang masih saja berdiam diri dikamarnya.
"Bun? Kok masih disini?"
"Beliin bunda garam dong." Angel mendengus kasar ketika melihat cenggiran sang Bunda, ia menyodorkan tangannya dan tak perlu waktu lama uang berwarna hijau sudah berada diatas nya.
"Yaudah, Angel pergi dulu."
"Hati-hati ya kak! Mpok tutup soalnya, jadinya harus ke Bibi!"
Angel mengacak-acak rambutnya dengan frustasi, kalau begini ceritanya ia tak mau membeli garam dirinya sangat kesal setiap kali ke warung Bibi pasti selalu digodain oleh anak-anak yang sedang nongkrong disana.
Dengan hati yang kesal, gadis itu melangkahkan kakinya keluar dari rumah menuju warung Bibi, sempat ia menjulurkan lidahnya kearah tetangga nya yang masih menangis perihal perkataannya tadi.
Pulang dari membeli garam, pemandangan yang Angel dapatkan sekarang adalah rumah disamping nya ramai akan tetangga-tetangga nya yang sibuk berkenalan dengan sang pemilik rumah yang baru.
Matanya tak sengaja beradu tatap dengan pemuda yang berdiam diri sembari menenteng beberapa tas, alis Angel terangkat seolah-olah ia bertanya mengapa pemuda itu memperhatikannya. Entah reflek atau mengerti arti tatapan Angel, pemuda itu mengalihkan pandangannya, melihat apa saja asal tidak menatap mata tajam milik Angel.
"Pantes pada ribut, anaknya cakep ternyata." Monolognya sebelum melangkah memasuki rumahnya.
Disisi lain pemuda itu kembali melirik kearah tempat ia bertatapan dengan gadis berambut cepol tadi, ia menghela nafas lega ketika melihat gadis itu sudah tidak ada lagi disana.
"Matanya tajem banget, takut ngeliatnya."
Bersambung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Neighbor :: J 💥 || YJW
RomanceMempunyai tetangga pendiam, kalem dan anak rumahan tidak terlalu nyaman untuk Angel yang pada dasarnya sangat pecicilan, random dan aneh (?) Hingga pada akhirnya ada satu hal yang membuat keduanya harus saling berinteraksi, terus-menerus. "Nih dari...