P R O L O G

7 0 1
                                    

Jakarta, Indonesia

"Kamu baik Ren, sangat baik. Tapi, akan jauh lebih baik jika kamu mendapatkan yang lebih baik dari aku."

- Naysila Agatha Basil -



Taruna Sastra, 1 Juni 2020


Pagi hari di SMA Taruna Sastra, tak jauh berbeda dari sekolah lain pada umumnya. Terlebih jika hari Senin, seluruh murid dari 3 angkatan sekolah yang sering dijuluki 'Gudangnya Siswa/i Berprestasi' itu pasti berlomba datang pagi hanya agar tidak ingin terlambat dan dihukum Pak Cipto, begitupun dengan Naysila hari ini.
Gadis itu datang pagi, lebih cepat 10 menit dari biasanya.

"Selamat pagi cantiknya Rendra," sapaan hangat seseorang menelisik masuk ke dalam telinga Naysila, diiringi dengan rangkulan hangat pada bahunya. Gadis itu melirik sekilas lalu memutar bola matanya malas, "modus." lirih Naysila. Ia sudah bisa menebak siapa pemilik suara, dan tangan yang sekarang merangkulnya.

"Ya ampun, gitu banget sama pacar sendiri." Narendra memasang wajah cute, berharap gadis yang sekarang berada didalam rangkulannya saat ini akan tersipu malu. "Emang sejak kapan kita jadian?" Narendra hanya menyunggingkan senyum tipis mendengar pertanyaan Naysila pada dirinya. "Kalau kamu mau, sekarang juga bisa Nay!".

Langkah kaki gadis itu seketika berhenti, Naysila menyingkirkan tangan Narendra dari bahunya  lalu berbalik menghadap sang empu, "Ren, cukup nyakitin diri sendirinya. Kamu berhak dapet perempuan yang lebih baik dari aku Narendra!" Setelah mengatakan hal yang sukses membuat Narendra bungkam seribu bahasa, gadis cantik berambut pirang itu berlalu pergi begitu saja, meninggalkan Narendra yang mematung karena perkataan menohok yang ia utarakan.

"Emang enak pagi-pagi udah ditolak!" Teriak seseorang dari belakang, Narendra menoleh dan mendapati kelima temannya sedang tertawa puas sambil berjalan kearahnya, "Kurang ajar lo semua." Narendra memilih untuk tidak terlalu menghiraukan mereka, pikirannya terlalu buntu saat ini dan satu-satunya hal yang bisa membuatnya tenang adalah, kegelapan.

Teman-temannya yang melihat Narendra pergi begitu saja hanya bisa memandang bahu sahabatnya yang perlahan menjauh itu dengan tatapan yang sulit diartikan, "Sa, menurut lo suatu saat mereka bisa sama-sama ga?" Pertanyaan itu terlontar dari seorang berambut ikal, Satria namanya.

"Bisa iya, bisa juga enggak. Karena kalo bersatu dengan perbedaan, pasti harus ada yang dikorbankan kan?" Sambung Sadewa atas pertanyaan salah satu sahabatnya itu.

Ada bayang-bayang yang hadir dibenak Sadewa ketika ia mengingat kembali betapa Narendra, dengan begitu semangat dan antusias bercerita padanya tentang seorang gadis yang ia temui di depan sebuah warung kelontong tepat satu tahun yang lalu. Saat mereka masih kelas 10, gadis yang berhasil memikat hati seorang Narendra bahkan di pertemuan pertama keduanya. Sadewa hanya bisa tersenyum kala mengingat momen-momen itu, momen dimana sahabat sekaligus saudaranya itu seolah menjelma menjadi manusia paling bahagia sebelum semuanya, Lenyap.

Tak lama bel sekolah berbunyi, mereka berlima memilih untuk segera masuk ke kelasnya. Bagaimana dengan Narendra? Pintar-pintar sahabatnya saja mencarikan alasan lagi untuk laki-laki itu nanti.

Satu hal yang harus kalian ketahui adalah, apa yang Naysila dan Sadewa katakan adalah sebuah kebenaran. Naysila tak salah, bahkan tak salah sama sekali.

Tidak pernah terikat, dan tidak memiliki status apapun, memang sangat mencerminkan Naysila dan Narendra. Bukan, bukan karena Narendra yang terlalu takut mengutarakan isi hatinya dan bukan pula karena Naysila yang jual mahal dan membohongi perasaannya sendiri. 

Tak jauh dari tempat itu, ada seorang gadis yang menatap kepergian seorang Narendra Agara dengan tatapan yang sulit diartikan. Bahkan gadis itu berusaha mati-matian menahan isakan tangis dan laju bulir air mata yang entah sejak kapan sudah turun membasahi wajah ayunya, "Maaf ren, maafin sila" lirih gadis itu sebelum berlalu pergi dengan isak tangis yang masih bisa terdengar. Ya, dia Naysila - Naysila Agatha Basil. 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Garis WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang